Top! Realisasi KUR Capai Rp246,58 Triliun

- Pemerintah telah menyalurkan KUR senilai Rp246,58 triliun untuk 4,27 debitur per 31 Oktober 2024, tumbuh 23,4 persen dari tahun sebelumnya.
- 57 persen KUR disalurkan untuk sektor produksi, dengan 1,9 juta debitur baru hingga Agustus 2024.
- Pemerintah mendorong penerima KUR untuk naik kelas atau bergraduasi, dan mencatat inklusivitas keuangan dengan penerima perempuan mencapai 49 persen.
Jakarta, IDN Times - Pemerintah telah menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) senilai Rp246,58 triliun untuk 4,27 debitur per 31 Oktober 2024. Realisasi ini tumbuh 23,4 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Ferry Irawan mengaku optimistis bisa merealisasikan target penyaluran KUR tahun ini sebesar Rp280 triliun untuk 2,49 juta debitur.
“Secara agregat, kami telah berhasil mencapai 90 persen dari target penyaluran di tahun-tahun sebelumnya, dan kami berharap dapat melampaui target penyaluran untuk 2024,” ucap Ferry Irawandalam acara KUR Meets The Press di kantor Kemenko Perekonomian pada Rabu (13/11/2024).
1. Separuh lebih KUR untuk sektor produksi dan banyak debitur baru

Dalam pemaparannya, Ferry menyampaikan bahwa pemerintah mendorong pemanfaatan KUR di sektor produksi. Hal ini tercermin dari data bahwa hingga 30 September 2024, sebanyak 57 persen KUR disalurkan untuk sektor produksi.
Dari 4,2 juta debitur yang mengakses KUR, sebanyak 1,9 juta adalah debitur baru. Hingga Agustus 2024, 113 persen debitur KUR merupakan debitur baru. Sebanyak 60 persen yang tercatat sebagai debitur baru KUR juga berada pada Desil 1-4.
2. Dorong penerima KUR naik kelas

Oleh karena itu, pihaknya berkomitmen terus mendorong penerima KUR untuk naik kelas atau bergraduasi.
“Kami juga mendorong proses graduasi, yaitu mendorong debitur yang sudah berkembang untuk mengakses fasilitas komersial atau pindah ke segmen yang lebih tinggi. Di Mei 2024, 49 persen debitur kami sudah tergraduasi ke segmen yang lebih tinggi atau segmen komersial,” jelasnya.
3. Dorong pemanfaatan KUR sektor produksi

Sementara, dari segi inklusivitas keuangan, pemerintah mencatat penerima KUR dengan jenis kelamin perempuan mencapai 49 persen dari total penerima KUR.
“Selain itu, kami terus memantau sebaran penerima KUR di daerah 3T, dengan 1,3 persen dari total penyaluran diterima oleh daerah tertinggal,” tutur Ferry.