[PUISI] Dinding Jumawa

Tak kunjung memulai sadar
Berdiri dengan raut tanpa ramah
Memantapkan diri sebagai sang tertinggi
Menolak sebagai manusia berkarakter rapuh
Lebih nyaman terbelenggu dinding jumawa
Dengan memainkan tatapan nyalang
Berkalung ambisi memeluk ekspektasi
Memilih menghirup aroma duniawi
Entah kapan dinding jumawa akan roboh
Menimpa para pecundang berambisi liar
Lidah lampu lagi berkelakar
Menikmati aroma sakit yang sangar
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.



















