Di pelataran waktu yang belum bernama
Kita bersitatap seperti dua pejalan yang tersesat di hutan tak berpeta
Langkahmu ragu, langkahku gamang
Semesta menggantungkan pertanda
Di ujung senja yang tak sengaja tercipta

Lalu kita berjalan beriringan
Menyeberangi jembatan yang kita bangun lewat percakapan
Menyulam malam jadi bayang remang
Setiap detik bagai berlian yang tak ingin cepat menghilang

Hikayat tak selamanya berujung riang
Dedaunan gugur diterpa salah paham
Entah takdir menutup pintu
Atau malaikat maut datang buru-buru
Yang pasti kita tak lagi duduk saling berhadapan

Kita jadi dua nama tertera di ensiklopedia
Tersimpan di rak kusam
Debunya terus menebal
Menyelimuti kata yang dulu saling menggila