[PUISI] Ingatan Kelam

Angin malam mulai menghempaskan rindu, yang selalu mengarah ke dirimu.
Apakah kau juga mengalami hal itu?
Kota yang bernama Jakarta seakan mulai sendu, warna-warni yang bersinar malam seketika kelabu.
Apakah egoismu masih sekeras batu?
Gedung-gedung ini menjulang tinggi ke atas, hati pun meronta-ronta kelewatan batas, memungkinkan aku menuliskan namamu sekali lagi di selembar kertas yang sering kau sebut itu sarkas.
Sudah satu setengah tahun pikiranku seperti batu yang keras dan usahaku terbatas. Cuman kamu yang membuatku seperti itu.
Ya, ini hanya untuk dirimu.
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.