Aku melihatmu, di sudut sepi,
memeluk lutut, diam, tak berani
Menyadari terlampau dini,
betapa mudah harapanmu patah,
saat belum sepenuhnya diizinkan tumbuh

Aku menatapmu, yang menahan diri
Mata kecilmu, yang memendam laut,
tanpa membiarkan satu pun ombaknya tumpah
Seolah gelombangnya akan menenggelamkan orang lain,
jika membiarkan mereka masuk di ke relung terdalam dirimu,
yang penuh damba tersembunyi

Kulihat matamu yang dulu memelas, memohon belas kasih
Berubah jadi senyuman manis,
Sebab kau pikir cinta harus dibayar tuntas
Dengan patuh, dengan tak meminta dan jadi egois

Jadi, izinkan aku menyelami di balik damainya permukaanmu
Menelusuri arus luka yang tak pernah,
sungguh berhenti mengusikmu
Membiarkanmu runtuh sebentar saja
Terlalu memahami, kau sudah lama berjuang,
untuk tetap tidak karam