[PUISI] Perempuan Pukul 12 Siang dan Nyanyian Pengusir Lupa

Lorong-lorong kelas yang sudah ditinggalkan murid-murid itu,
Penuh dengan melodi yang diputar dari laptopnya
Mulutnya ikut menyanyikan setiap kata dari lirik
Penuh penghayatan; menutup penglihatan dan pendengaran
Dari cerita-cerita yang masih tersisa
Di gedung berwarna serupa langit pada waktu
Yang diisi dengan pengakuan dosa-dosa
Berkali-kali ia menyapa,
Orang-orang yang berlalu meninggalkan aroma parfumnya
Menukarkan rasa lelah dengan lambaian tangan
Juga beragam pertanyaan yang memenuhi saku celana kanannya
Menyihir waktu jadi miliknya dan lirik-lirik lagu
Yang ia dikte satu-persatu dengan hati-hati
Mengusir cerita-cerita lalu menjadi dongeng entah milik siapa
Ia begitu ramah, semesta
Pada kemarahan yang cepat sekali ia redamkan
Dengan bernyanyi atau sesekali menarik diri
Dari kecewa yang tak bisa ia sembunyikan
Dari mata yang ikut tersenyum ketika sudut bibirnya
Menarik satu garis tipis yang tak pernah tuntas mengukur bahagia
Ia perempuan dengan doa-doa paling tulus
Menghapus kecewanya seakan menyerahkan
Melalui sebuah doa sebagai pengantar lupa
Mengantarkan kepulangan dengan senyum
Yang tak pernah ia hilangkan
Meski musiknya telah berhenti pada detik terakhir
Dan lirik-lirik itu semakin memenuhi isi kepala
Yang isinya hanya itu-itu saja
Sungguh, aku ingin bertemu lagi dan berkali-kali