[PUISI] Secangkir Rindu

Duduk di beranda menjamu senja
Lagi-lagi ditemani secangkir rindu tanpa gula
Aku kesulitan menyesapnya
Terlalu pahit dan sakit
Hujan datang tiba-tiba
Hujan menjelma sebuah mantra
Mantra yang memanggil gelakmu di kepala
Secangkir rindu jadi melimpah
Mendadak dia menawarkan cangkir yang lain
Cangkir yang bukan berisi pahit dan sakit
Haruskah aku menerimanya?
Atau tetap menunggumu memberikan gulanya?
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.