[PUISI] Senja di Ujung Hujan Pertama

Di ujung hujan pertama, langit berwarna tembaga,
menyisakan aroma tanah yang hangat.
Di sana aku melihatmu,
seperti cahaya yang pulang bersama senja.
Air masih menetes di daun-daun pisang,
menjadi irama kecil yang menenangkan.
Kau hadir, tanpa kata,
namun senyummu adalah terjemahan rasa.
Langkahmu mengiris genangan,
menciptakan lingkaran-lingkaran diam.
Aku terpesona pada bayangan,
yang menari di air, mencari pulang.
Senja merangkul awan jingga,
seakan dunia belajar menyapa.
Hujan berhenti, namun hatiku,
baru saja dimulai oleh hadirmu.
Ada kehangatan yang tak sempat kutulis,
mengalir seperti sungai kecil di dadaku.
Di ujung hujan pertama,
aku belajar mengeja namamu dengan rindu.
Dan ketika malam turun perlahan,
aku masih menyimpan sisa hujan.
Seperti kenangan yang enggan reda,
tentangmu, dan senja yang pertama.