Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Tips Memilih Cabai Rawit yang Segar dan Pedas, Gak Sulit!

ilustrasi mencampur cabai rawit dan keriting (vecteezy.com/Bigc Studio)

Cabai rawit merupakan salah satu jenis cabai yang digemari masyarakat Indonesia karena rasanya yang pedas dengan aroma khas. Cabai rawit sering digunakan sebagai bumbu masakan atau sambal untuk menambah cita rasa.

Supaya mendapatkan yang kualitas terbaik, ada beberapa tips memilih cabai rawit segar yang perlu kamu perhatikan. Cara memilih cabai rawit segar dan berkualitas ini sama sekali gak sulit, kok!

1. Warna cabai

Ilustrasi cabai rawit hijau (unsplash.com/Javier Balseiro)

Warna cabai rawit jadi indikator penting untuk menilai kesegaran cabai. Cabai rawit yang berwarna merah atau hijau cerah menandakan masih sangat segar, sedangkan yang sudah memudar warnanya menandakan kualitasnya menurun.

Dengan memperhatikan warna, kamu bisa menghindari membeli cabai rawit yang kualitas rasa dan pedasnya sudah menurun. Cabai rawit segar terasa pedas dengan aroma khas yang kuat. Perhatikan baik-baik warna cabai sebelum membelinya, ya!

2. Bentuk cabai

Ilustrasi cabai rawit merah (unsplash.com/engin akyurt)

Bentuk cabai rawit yang segar umumnya lurus dan tidak melengkung. Cabai rawit yang lurus menandakan pertumbuhannya sempurna tanpa gangguan hama atau penyakit. Sebaliknya, cabai rawit yang bengkok atau melengkung biasanya kurang segar.

Hindari membeli cabai rawit yang melengkung atau bengkok, karena kualitas dan rasanya pasti sudah menurun. Cabai rawit segar yang lurus menjamin rasa pedas dan tekstur yang renyah saat digigit.

3. Tekstur cabai

Ilustrasi cabai rawit oren (unsplash.com/Tal Molcho)

Selanjutnya, tekstur atau kekerasan cabai rawit juga menentukan tingkat kesegarannya. Cabai rawit yang segar teksturnya keras dan renyah saat digigit. Sebaliknya, cabai yang sudah lama atau busuk, teksturnya akan terasa lembek atau lunak.

Sementara itu, cabai rawit yang sudah layu atau busuk akan terasa lembek saat dipegang, bahkan mudah remuk. Teksturnya pun tidak lagi renyah, tapi lunak dan hambar rasanya. Oleh karena itu, pastikan untuk memilih cabai rawit dengan tekstur yang keras.

4. Ukuran cabai

Ilustrasi cabai rawit merah (unsplash.com/Önder Örtel)

Cabai rawit yang baik untuk dikonsumsi adalah yang berukuran sedang, tidak terlalu besar atau kecil. Cabai rawit ukuran sedang menandakan pertumbuhannya sempurna, tidak kekurangan atau kelebihan nutrisi.

Pilih cabai rawit dengan ukuran buah yang proporsional, tidak terlalu panjang atau pendek. Ukuran sedang ini menjamin tekstur daging yang padat berisi, tidak hampa udara di dalamnya. Selain itu, cabai rawit berukuran sedang juga memiliki kadar air yang pas, tidak terlalu basah atau kering.

Jadi, perhatikan ukuran cabai rawit yang akan dibeli. Usahakan memilih cabai rawit dengan ukuran sedang agar mendapatkan kualitas terbaik dari rasa, aroma, tekstur, dan kadar airnya. Ukuran ideal cabai rawit berkisar 3—5 cm.

5. Kulit cabai

Ilustrasi cabai rawit merah (pixabay.com/41330)

Kondisi kulit cabai rawit yang segar cenderung mulus, tidak terdapat bercak atau keriput. Kulitnya juga terlihat mengkilap. Itu pertanda kadar airnya cukup dan nutrisinya terjaga dengan baik.

Oleh sebab itu, pilihlah cabai rawit dengan permukaan kulit mulus tanpa cacat atau keriput. Kulitnya terlihat mengkilap dan kencang jika disentuh. Hindari cabai rawit dengan kulit yang kusam, kering, atau bahkan sudah melepuh, ya!

6. Aroma cabai

Ilustrasi beras merah (pixabay.com/balouriarajesh)

Cabai rawit segar aromanya kuat dan segar. Baunya sangat khas cabai dan terasa menyengat di hidung. Aroma ini berasal dari minyak atsiri yang masih terjaga dengan baik.

Sebaliknya, cabai rawit yang sudah lama atau hampir busuk aromanya memudar bahkan menghilang. Tidak tercium bau cabai yang kuat dan khas pada cabai yang kualitasnya rendah.

Jadi, aroma cabai rawit yang kuat, segar, dan khas merupakan indikator penting kesegaran dan kualitasnya. Dengan mencium aroma, kamu bisa menghindari memilih cabai rawit yang sudah tidak prima lagi.

7. Harga cabai

Ilustrasi cabai rawit merah (pixabay.com/naver21_11)

Harga cabai rawit segar memang cenderung lebih mahal dibandingkan cabai rawit biasa. Hal ini wajar karena kualitas dan rasanya jauh lebih unggul.

Namun, harga bukan satu-satunya faktor penentu kualitas cabai rawit. Terkadang harga mahal belum tentu menjamin kesegaran cabai. Begitu pula harga murah belum tentu cabai rawitnya jelek kualitasnya.

Oleh karena itu, tetap kembali ke pengecekan kualitas secara visual dan penciuman aroma meskipun harganya mahal. Kualitas cabai rawit segar tetap bisa dilihat dari warna, tekstur, aroma, dan rasanya meskipun harganya terjangkau.

Jangan mudah tertipu dengan label harga mahal atau promosi diskon besar-besaran. Tetap lakukan pengecekan kualitas secara saksama agar mendapatkan cabai rawit segar dan berkualitas tinggi.

Beberapa tips praktis dalam memilih cabai rawit segar dan berkualitas di atas wajib kamu coba. Dapatkan cabai rawit terbaik dengan melakukan pengecekan secara saksama.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mayang Ulfah Narimanda
Naufal Al Rahman
Mayang Ulfah Narimanda
EditorMayang Ulfah Narimanda
Follow Us