Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Mengapa Night Owl Memiliki Risiko Depresi Lebih Tinggi

ilustrasi begadang (pexels.com/cottonbro studio)

Sering tidur larut malam mungkin terasa seperti kebiasaan biasa, tetapi penelitian menunjukkan bahwa night owls, orang yang lebih suka begadang dan bangun siang, memiliki risiko depresi yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidur lebih awal. Gaya hidup ini tidak hanya memengaruhi pola tidur tetapi juga berpengaruh pada keseimbangan hormon, suasana hati, dan kesehatan mental secara keseluruhan. Memahami alasan di balik hubungan ini bisa membantumu membuat pilihan yang lebih sehat untuk kesejahteraan mental. Yuk simak selengkapnya! 

1. Gangguan ritme sirkadian

ilustrasi tidur (unsplash.com/Kinga Howard)

Tubuh manusia memiliki jam biologis alami yang disebut ritme sirkadian, yang mengatur tidur, suasana hati, dan produksi hormon. Ketika seseorang tidur terlalu larut dan bangun lebih siang, ritme ini menjadi tidak sinkron dengan pola alami tubuh dan aktivitas sosial.

Ketidakseimbangan ini dapat menyebabkan stres berlebih pada sistem tubuh, yang pada akhirnya meningkatkan risiko gangguan suasana hati dan depresi. Orrang dengan ritme sirkadian yang terganggu cenderung memiliki kadar hormon stres yang lebih tinggi, yang dapat memperburuk kondisi mental mereka.

2. Kurangnya paparan sinar matahari pagi

ilustrasi bangun pagi (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Sinar matahari pagi berperan penting dalam mengatur jam biologis tubuh serta meningkatkan produksi serotonin, hormon yang berperan dalam menjaga suasana hati tetap stabil. Night owls yang bangun siang sering melewatkan kesempatan untuk mendapatkan manfaat dari sinar matahari pagi, yang bisa berkontribusi pada perasaan lelah, lesu, dan lebih rentan terhadap depresi.

Kurangnya paparan cahaya alami juga dapat mengganggu produksi melatonin, hormon yang membantu seseorang merasa mengantuk di malam hari. Hanya dengan mengubah jadwal tidur menjadi lebih awal, kamu bisa mengalami peningkatan energi dan suasana hati yang lebih baik.

3. Kualitas tidur yang buruk

ilustrasi mimpi (pexels.com/Ivan Oboleninov)

Orang yang sering begadang cenderung mengalami gangguan tidur seperti tidur yang tidak nyenyak, sering terbangun di malam hari, dan durasi tidur yang lebih pendek. Kualitas tidur yang buruk ini berkaitan erat dengan peningkatan risiko depresi karena tidur berperan penting dalam mengatur emosi dan fungsi kognitif.

Tanpa tidur yang cukup, otak menjadi lebih sulit untuk mengatur stres, meningkatkan kecemasan, dan memperburuk suasana hati. Selain itu, pola tidur yang tidak teratur juga dapat mengganggu fungsi otak dalam mengolah memori dan meningkatkan sensitivitas terhadap emosi negatif.

4. Kebiasaan tidak sehat yang lebih tinggi

ilustrasi junk food (unsplash.com/Nathan Dumlao)

Night owls sering kali lebih rentan terhadap kebiasaan tidak sehat seperti konsumsi alkohol yang lebih tinggi, pola makan tidak teratur, dan kurangnya aktivitas fisik. Begadang juga sering dikaitkan dengan kebiasaan menonton layar dalam waktu lama, yang dapat mengganggu produksi melatonin dan memperburuk kualitas tidur.

Selain itu, mereka yang sering tidur larut cenderung lebih impulsif dalam mengambil keputusan, termasuk dalam hal kebiasaan makan yang buruk, seperti mengonsumsi makanan cepat saji di malam hari. Kombinasi dari faktor-faktor ini tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik tetapi juga dapat memperburuk kondisi mentalmu.

5. Ketidaksesuaian sosial dan kesepian

ilustrasi kesepian (pexels.com/cottonbro studio)

Night owls sering kali memiliki jadwal tidur yang tidak sinkron dengan dunia sekitar, termasuk jadwal kerja, sekolah, dan aktivitas sosial. Akibatnya, mereka mungkin merasa terisolasi atau kesulitan membangun hubungan sosial yang stabil. Kesepian dan kurangnya interaksi sosial adalah faktor utama yang berkontribusi pada meningkatnya tingkat depresi.

Selain itu, ketidaksesuaian sosial ini bisa menyebabkan perasaan frustasi karena harus menyesuaikan diri dengan dunia yang beroperasi dengan ritme yang berbeda. Orang yang sering tidur larut juga cenderung mengalami kesulitan dalam menyeimbangkan kehidupan pribadi dan profesional mereka, yang bisa memperburuk tingkat stres.

Mengubah kebiasaan tidur agar lebih sesuai dengan ritme alami tubuh dan jadwal sosial mungkin gak mudah, tetapi dapat memberikan manfaat besar bagi kesehatan mental. Meningkatkan paparan sinar matahari pagi, menjaga jadwal tidur yang konsisten, dan menghindari kebiasaan buruk di malam hari bisa membantu mengurangi risiko depresi. Jika sulit untuk mengubah pola tidur, konsultasi dengan dokter bisa menjadi langkah yang tepat untuk menemukan solusi yang lebih baik.

Referensi:

  • Lok, Renske, Lara Weed, Joseph Winer, and Jamie M. Zeitzer. "Perils of the nighttime: Impact of behavioral timing and preference on mental health in 73,888 community-dwelling adults". Psychiatry Research. Diakses Maret 2025. 
  • "Why Staying Up Late Could Increase Your Risk of Depression". Psychology Today. Diakses Maret 2025. 
  • "Higher Depression Risks for Night Owls". Neuro Science News. Diakses Maret 2025. 
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kirana Mulya
EditorKirana Mulya
Follow Us