5 Manfaat Penting Tidur bagi Kesehatan Otak, Jangan Sering Begadang!

Tidur lebih awal dapat membantu meningkatkan kesehatan mental. Penelitian dalam National Institute of Health menunjukkan bahwa kurang tidur dalam jangka panjang dapat meningkatkan gejala depresi. Terlalu sedikit istirahat juga dapat meningkatkan perasaan stres dan khawatir.

Jika kamu merasa kesulitan untuk tertidur, cobalah bermeditasi sejenak atau menulis jurnal untuk membantu mempersiapkan pikiran untuk istirahat.

Salah satu fungsi utama dari tidur adalah membantu mengonsolidasikan memori jangka panjang melalui penguatan koneksi saraf tertentu dan pemangkasan yang tidak diinginkan, menurut penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Reviews Neuroscience.

Otak membuat banyak koneksi sepanjang hari, tetapi tidak semuanya layak untuk disimpan. Nah, tidur dapat membuat otak menyederhanakan koneksi yang dibutuhkan.

Kamu mungkin merasa tidur membantu mengingat hal-hal yang telah kita pelajari sepanjang hari, dan penelitian dalam jurnal Neuroscience telah membuktikan hal ini. Dalam penelitian tersebut, peserta harus mempelajari rutinitas motorik. Saat mempelajari tugas dan mengingat tugas dipisahkan oleh waktu tidur malam, bukan jumlah waktu yang sama selama jam bangun, peserta melakukannya dengan lebih baik.

Penelitian dalam jurnal Science menemukan bahwa otak membuang racun jauh lebih cepat saat kita tidur daripada saat kita bangun. Ini karena sistem limfatik otak terbuka di malam hari, dan membuang racun saat kita tidur.

Ruang antara sel-sel otak mengembang secara signifikan selama tidur, yang memfasilitasi pembersihan toksin melalui cairan serebrospinal. Menariknya lagi, banyak dari kotoran ini adalah protein β-amiloid, yang merupakan prekursor dari plak pada penyakit Alzheimer. Protein dan racun lain ini menumpuk di siang hari dan dibersihkan selama kita tidur.

Tidur menghasilkan kreativitas dan kurang tidur menghilangkan kreativitas. Nggak percaya?

Satu studi dalam jurnal Nature meminta peserta mempelajari tugas yang melibatkan angka, di mana mereka harus mendeteksi pola yang tersembunyi dalam pertanyaan. Hasilnya, peserta yang tidur cukup pada malam hari jauh lebih berhasil dalam tugas ini daripada peserta yang kurang tidur.

Depresi dan masalah tidur memiliki kaitan yang sangat erat. Orang dengan depresi sering kali sulit tidur atau justru banyak tidur. Walaupun kurang tidur mungkin tidak menyebabkan depresi, tapi tentu kurang tidur dapat memperburuknya.

Sebuah penelitian dalam The Journal of Clinical Psychiatry menemukan bahwa orang yang tidur kurang dari 6 jam per malam atau lebih dari 8 jam per malam lebih mungkin mengalami depresi daripada orang yang tidur dengan durasi cukup.

Ini dimungkinkan karena bagian otak yang mengatur ritme sirkadian terganggu pada orang yang depresi. Kondisi ini mungkin menjelaskan mengapa depresi dan gangguan tidur berjalan beriringan.

Jadi, demi menjaga kesehatan otak, jangan menyepelekan pentingnya tidur yang cukup setiap malam, ya!