Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Cara Mencegah Fibrilasi Atrium dengan Perubahan Gaya Hidup

ilustrasi kesehatan jantung (pexels.com/Puwadon Sang-ngern)
ilustrasi kesehatan jantung (pexels.com/Puwadon Sang-ngern)

Fibrilasi atrium adalah gangguan irama jantung yang ditandai dengan denyut jantung tidak teratur dan cepat. Fibrilasi atrium bisa memicu pembekuan darah di jantung. Kondisi ini juga meningkatkan risiko stroke, gagal jantung, dan komplikasi jantung lainnya.

Orang dengan fibrilasi atrium umumnya mengalami gejala jantung berdebar-debar, nyeri dada, kelelahan, sesak napas, dan pusing. Namun, pada sebagian orang tidak merasakan gejala apa pun.

Risiko terjadinya fibrilasi atrium bisa kamu kurangi. Berikut ini beberapa perubahan sederhana yang dapat kamu lakukan untuk mencegah terjadinya fibrilasi atrium lewat perubahan gaya hidup.

1. Hindari pemakaian stimulan

ilustrasi kopi (pexels.com/Franco Monsalvo)
ilustrasi kopi (pexels.com/Franco Monsalvo)

Stimulan dapat membantu jantung berdetak lebih kencang. Terlalu banyak mengonsumsi kopi, cokelat, dan soda dapat meningkatkan detak jantung. Selain itu, berhati-hatilah terhadap obat-obatan yang dijual bebas seperti suplemen nutrisi, obat flu, dan obat alergi.

Dilansir Share Care, obat flu, batuk, dan sinusitis yang dijual bebas mengandung pseudoefedrin. Bahan ini diketahui menyebabkan berkembangnya aritmia. Hindari juga mencampurkan kafein dengan obat flu, karena ini berisiko lebih besar terjadinya masalah.

Obat-obatan rekreasional dan pil diet juga dapat mempercepat jantung dan meningkatkan risiko fibrilasi atrium.

2. Pertahankan berat badan yang sehat

ilustrasi orang olahraga (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi orang olahraga (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Menurut BioMed Central, obesitas merupakan faktor risiko utama fibrilasi atrium. Orang yang kelebihan berat badan lebih mungkin terkena fibrilasi atrium dibandingkan orang yang memiliki berat badan normal. Berat badan berlebih ini memberikan tekanan pada jantung, yang dapat bermanifestasi sebagai fibrilasi atrium.

Obesitas dapat mengubah ukuran atrium jantung dengan meningkatkan ukuran atrium secara bertahap seiring bertambahnya berat badan dari normal, kelebihan berat badan, hingga obesitas.

3. Meminimalkan terjadinya stres

ilustrasi yoga (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi yoga (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Hubungan antara fibrilasi atrium, stres, kecemasan, dan depresi sangat kompleks. Bahkan, orang yang umumnya sehat dan tidak memiliki masalah jantung bisa terkena fibrilasi atrium akibat tingkat stres yang tinggi.

Menurut penelitian, sekitar 54 persen pasien dengan fibrilasi atrium intermiten menyebut stres psikologis sebagai pemicu paling umum. Oleh karena itu, saat merasa cemas atau stres, cobalah untuk mempraktikkan teknik relaksasi seperti meditasi dan yoga agar pikiran lebih tenang.

4. Batasi konsumsi alkohol

ilustrasi alkohol (pexels.com/Edward Eyer)
ilustrasi alkohol (pexels.com/Edward Eyer)

Jika dikonsumsi berlebihan, alkohol akan bersifat racun bagi jantung dan dapat memicu serangan fibrilasi atrium.

Mengutip laman NGHS, mengonsumsi alkohol lebih dari satu gelas akan meningkatkan peluang terjadinya fibrilasi atrium sebesar tiga kali lipat. Untuk setiap peningkatan 0,1 persen kadar alkohol dalam darah, risikonya terjadinya fibrilasi atrium meningkat sebesar 40 persen.

Konsumsi alkohol dalam jumlah kecil sekalipun dapat merusak jantung, jadi menghindari alkohol atau membatasi konsumsinya adalah keputusan terbaik.

5. Berhenti merokok

ilustrasi merokok (flickr.com/eshump)
ilustrasi merokok (flickr.com/eshump)

Nikotin dalam rokok bisa memperburuk kondisi fibrilasi atrium. Ini karena nikotin merupakan stimulan jantung yang dapat memperburuk fibrilasi atrium dengan membuat jantung berdebar kencang untuk sementara waktu.

Merokok juga diketahui merupakan faktor risiko terjadinya penyakit arteri koroner. Dalam jangka panjang, merokok akan merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung dan serangan jantung.

6. Kendalikan kolesterol

ilustrasi makanan rendah kolesterol (pexels.com/pixabay)
ilustrasi makanan rendah kolesterol (pexels.com/pixabay)

Bukan rahasia lagi kalau kolesterol tinggi dikaitkan dengan risiko penyakit jantung, serangan jantung, dan stroke. Mengutip dari Go Forward, kolesterol tinggi bisa menyebabkan aritmia jantung atau detak jantung tidak teratur.

Ketika plak menumpuk di dinding pembuluh darah dan menyebabkan terhalangnya aliran darah (aterosklerosis), detak jantung akan meningkat karena harus berdetak lebih cepat untuk mendapatkan cukup darah beroksigen.

Ikuti pola makan nabati yang rendah lemak dan berolahraga setiap hari untuk mengontrol kadar kolesterol.

7. Berhati-hati jika memiliki kondisi kronis lainnya

ilustrasi orang tidak bisa tidur (flickr.com/Keepo Adminia)
ilustrasi orang tidak bisa tidur (flickr.com/Keepo Adminia)

Fibrilasi atrium sering kali disebabkan oleh kondisi medis lain yang dimiliki. Kondisi seperti hipertiroidisme dan sleep apnea adalah dua kondisi medis yang dapat menyebabkan fibrilasi atrium jika tidak ditangani.

Fibrilasi atrium lima kali lebih mungkin terjadi pada penderita sleep apnea. Hipertiroidisme dapat menyebabkan ketidakseimbangan kimia yang menyebabkan ketidakseimbangan listrik di jantung sehingga memicu fibrilasi atrium.

Perubahan gaya hidup dapat membantu mengurangi risiko fibrilasi atrium. Menerapkan perubahan sederhana tersebut memungkinkan kamu untuk menjalani hidup lebih sehat, bahagia, dan tanpa rasa khawatir.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Isna Zulfia
EditorIsna Zulfia
Follow Us