Susu ikan menjadi topik yang sedang ramai dibicarakan karena PT Rajawali Nusantara Indonesia dilaporkan sedang mengkaji produk ini. Produk susu ikan ini kabarnya akan menjadi alternatif susu dalam program makan siang gratis yang diusung pemerintahan selanjutnya.
Lantas, apa sebenarnya susu ikan dan bagaimana kandungan gizi yang terdapat di dalamnya? Berikut penjelasannya menurut sains.
Meski istilah "susu ikan" terdengar seperti produk baru, tampaknya ini hanyalah salah kaprah. Yang dimaksud sebagai "susu ikan" sebenarnya adalah ekstrak protein yang diambil dari ikan, bukan produk susu seperti yang kita kenal dari hewan mamalia.
Ekstrak protein ikan ini biasanya digunakan sebagai bahan dalam produk suplemen atau makanan fungsional. Ini karena kandungan nutrisinya yang tinggi, tetapi tidak memiliki karakteristik seperti susu dari segi tekstur, rasa, atau komposisi.
Merujuk CODEX Alimentarius (CODEX STAN 206-1999), susu adalah sekresi atau cairan yang keluar normal dari hewan perah atau mamalia. Cairan ini diperoleh dari satu atau lebih pemerahan tanpa penambahan atau campuran bahan lain. Penggunaan kata "susu" tampaknya hanya digunakan untuk tujuan pemasaran.
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Applied Food Research (2023), pemanfaatan ekstrak protein dari ikan sebenarnya didorong oleh potensi nutrisi yang tinggi dari produk laut.
Industri makanan laut saat ini berkembang pesat karena kebutuhan akan sumber protein berkualitas. Namun, perkembangan ini juga menyebabkan peningkatan produksi limbah sampingan, seperti kepala, kulit, tulang, dan darah ikan, yang kaya akan protein.
Proses ekstraksi protein dari limbah ini menjadi tren penting, terutama dengan metode yang ramah lingkungan. Beberapa metode seperti microwave, supercritical fluids, ultrasound, dan teknologi membran digunakan untuk memecah dinding sel sehingga protein dapat diekstraksi dengan lebih efektif.
Metode ini tidak hanya meningkatkan kualitas protein yang dihasilkan, tetapi juga lebih efisien dalam penggunaan energi, sehingga berkontribusi pada pengurangan dampak lingkungan dari industri makanan laut.
Meskipun susu ikan sebenarnya adalah ekstrak protein dari ikan, manfaatnya bagi kesehatan tidak dapat diabaikan. Menurut ahli Dr. Arif Sabta Aji, S.Gz., MQM, ekstrak protein ini mengandung asam amino lengkap yang penting untuk perbaikan jaringan tubuh dan pertumbuhan otot.
"Kelebihannya adalah kandungan protein yang tinggi, asam amino lengkap, sifat kelarutan tinggi, serta potensi senyawa bioaktifnya serta produksi susu ikan dapat membantu menutupi kekurangan pasokan susu sapi," jelas Arif saat dihubungi IDN Times pada Selasa (10/9/2024).
Selain itu, susu ikan juga kaya akan omega-3, yang dikenal baik untuk kesehatan jantung dan fungsi otak. Protein dari ikan ini juga lebih mudah dicerna dibandingkan dengan protein hewani lainnya, sehingga menjadi sumber nutrisi yang baik bagi orang yang memiliki masalah pencernaan.
Namun, perlu diingat bahwa susu ikan tidak bisa menggantikan susu sapi dalam pola konsumsi sehari-hari. Susu sapi mengandung kalsium yang tinggi, vitamin D, serta laktosa yang penting bagi pertumbuhan tulang.
Di sisi lain, ekstrak protein ikan tidak memiliki komponen-komponen tersebut dan lebih berfokus pada kandungan protein dan omega-3.
"Tidak menggantikan susu, tetapi melengkapi kandungan protein dalam susu yang didapat dari proses hidrolisis ikan menjadi HPI. Bahan baku yang dapat digunakan untuk membuat produk HPI salah satunya adalah hasil samping dari industri perikanan, seperti potongan daging ikan, kepala ikan, kepala udang, dan tulang ikan," kata Arif.
Hingga saat ini, belum ada data atau penelitian yang mendukung adanya produk susu yang berasal dari ikan. Kajian masih terus dilakukan untuk melihat penggunaan produk susu ikan dalam skala yang lebih luas.
Referensi
Food and Agriculture Organization. Diakses pada September 2024. General standard for use of dairy terms.
Ganjeh, Alireza Mousakhani, Jorge A. Saraiva, Carlos A. Pinto, Susana Casal, and Artur M.S. Silva. “Emergent technologies to improve protein extraction from fish and seafood by-products: An overview.” Applied Food Research 3, no. 2 (December 1, 2023).
Chen, Jiali, Muthukumaran Jayachandran, Weibin Bai, and Baojun Xu. “A critical review on the health benefits of fish consumption and its bioactive constituents.” Food Chemistry 369 (February 1, 2022).