Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apa yang Terjadi pada Tubuh saat Berat Badan Turun Drastis?

ilustrasi menimbang berat badan (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Penurunan berat badan 0,5 hingga 1 kg per minggu adalah langkah penurunan berat badan yang paling sehat dan berkelanjutan.
  • Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan tubuh tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya, memicu kelelahan, pusing, dan masalah pencernaan.
  • Penurunan berat badan terlalu drastis bisa meningkatkan risiko batu empedu, kehilangan otot, metabolisme melambat, dan gangguan makan yang mengancam jiwa.

Saat sedang menjalani diet penurunan berat badan, tentunya kamu akan senang saat melihat angka pada timbangan terus turun. Namun, hati-hati dan jangan sampai kamu menurunkan berat badan terlalu cepat. Pasalnya, penurunan berat badan yang drastis dapat menyebabkan efek samping.

Menurunkan berat badan 0,5 hingga 1 kg per minggu adalah langkah penurunan berat badan yang paling sehat dan berkelanjutan. Penurunan berat badan yang secara teratur melebihi angka tersebut dianggap terlalu cepat. Penurunan berat badan yang drastis dikhawatirkan dapat memicu berbagai efek samping, seperti yang dipaparkan di bawah ini.

1. Sering pusing dan lelah

Jika kamu menurunkan berat badan terlalu cepat, kamu akan sering merasa pusing dan lelah, bahkan mudah pingsan. Alasannya, penurunan berat badan berlebih bisa disebabkan oleh diet ekstrem, yang artinya kamu mungkin tidak mendapatkan cukup nutrisi.

Kekurangan nutrisi, seperti lemak, protein, karbohidrat, vitamin dan mineral dapat menyebabkan tubuh tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya, yang memicu kelelahan dan pusing.

Karena alasan ini, dokter biasanya menyarankan untuk tidak mengurangi lebih dari 500 kalori dari pola makan sehari-hari. Juga, tetap fokus pada makan berbagai makanan utuh yang bergizi meskipun sedang menurunkan berat badan.

2. Mual

ilustrasi orang mual (freepik.com/jcomp)

Penurunan berat badan kerap terjadi disertai rasa mual. Salah satu alasannya, kekurangan nutrisi yang terkait dengan diet yang sangat membatasi dapat menyebabkan ketidaknyamanan perut dan masalah pencernaan lainnya, seperti sembelit dan mual.

Di sisi lain, mual juga bisa menjadi gejala dari efek samping lain dari penurunan berat badan yang cepat, yaitu batu empedu.

3. Mengembangkan batu empedu

Efek samping lainnya dari penurunan berat badan yang drastis adalah batu empedu.

Batu empedu ialah endapan kecil dan keras dari kolesterol atau bilirubin yang terbentuk di kantong empedu. Ketika berat badan turun terlalu drastis, hati dapat mengeluarkan kolesterol ekstra, dan kantong empedu mungkin tidak mengosongkan dirinya sendiri. Secara keseluruhan, itu dapat membuatmu berisiko lebih tinggi terkena batu empedu.

Endapan ini dapat menyebabkan gejala, seperti:

  • Nyeri di perut.
  • Mual.
  • Muntah.
  • Demam.
  • Menggigil.
  • Penyakit kuning.
  • Air seni berwarna gelap.
  • Tinja berwarna terang.

4. Mengalami defisiensi berbagai nutrisi

ilustrasi hasil diet ketat (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Taktik penurunan berat badan yang drastis mungkin berhasil menurunkan berat badan dalam jangka pendek, tetapi ini dapat merampas nutrisi yang dibutuhkan tubuh untuk kesehatan yang optimal.

Jika kamu mengurangi asupan kalori terlalu banyak, akan sulit untuk memasukkan semua nutrisi esensial ke dalam makanan yang kamu konsumsi. Hasilnya dapat berupa kekurangan nutrisi yang menyebabkan rambut rontok, kulit pucat, anemia, kelelahan, dan tulang lemah.

5. Kesehatan mental mungkin terganggu

Obsesi terhadap timbangan, rasa benci terhadap lemak tubuh, dan tekanan untuk memiliki ukuran tubuh tertentu dapat merusak kesehatan mental. Ini selanjutnya berpotensi menciptakan hubungan yang tidak sehat dengan makanan dan kebencian terhadap tubuh. Dalam skenario terburuk, ini dapat menyebabkan gangguan makan yang mengancam jiwa.

Obsesi menurunkan berat badan dengan cepat juga dapat memengaruhi kehidupan sosial. Ketika mencoba menurunkan berat badan terlalu cepat, kamu mungkin akan menghindari interaksi sosial dan merasa cemas terhadap makanan tertentu.

6. Kehilangan otot

ilustrasi melatih otot lengan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Saat berat badanmu turun, belum tentu itu terjadi karena kehilangan lemak. Bisa jadi, penurunan berat badan terjadi akibat otot yang hilang.

Saat asupan kalori sangat sedikit, tubuh kekurangan energi dan mulai memecah jaringan otot untuk memenuhi kebutuhan energi. Kekurangan protein juga mempercepat proses ini karena tubuh tidak memiliki bahan baku untuk mempertahankan massa otot.

Selain itu, kurangnya aktivitas fisik, terutama latihan kekuatan, turut mempercepat hilangnya otot. Akibatnya, meskipun berat badan turun, komposisi tubuh menjadi kurang sehat dengan massa otot berkurang dan metabolisme melambat.

7. Metabolisme melambat

Kehilangan berat badan terlalu drastis dapat memperlambat metabolisme. Metabolisme menentukan berapa banyak kalori yang kamu bakar setiap hari. Metabolisme yang lebih lambat berarti kamu membakar lebih sedikit kalori per hari.

Dua alasan mengapa metabolisme melambat saat diet rendah kalori adalah hilangnya otot dan penurunan hormon yang mengatur metabolisme, seperti hormon tiroid. Sayangnya, penurunan metabolisme ini dapat berlangsung lama bahkan setelah kamu selesai diet.

Akhir kata, jika ingin menurunkan berat badan dan mempertahankannya, usahakan untuk menurunkannya secara perlahan sebanyak 0,5 sampai 1 kg per minggu. Hindari diet ekstrem dan menurunkan berat badan terlalu banyak karena ini bisa memicu berbagai efek samping yang berbahaya bagi tubuh.

Referensi 

"What Happens to Your Body When You Lose Weight Too Fast?" EatingWell. Diakses April 2025. 
"Why Losing Weight Too Fast Is a Problem." Healthline. Diakses April 2025. 
"7 Sneaky Signs You're Losing Weight Too Fast." Livestrong. Diakses April 2025. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
Eka Amira Yasien
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us