Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apakah Pria Bisa Menopause Seperti Perempuan? Ini Faktanya

ilustrasi pria (pexels.com/Andrew Neel)

Memasuki akhir usia 40-an hingga awal 50-an, beberapa pria mengatakan bahwa mereka mengalami penurunan gairah seks, disfungsi ereksi, hingga perubahan fisik dan emosional lainnya. Kondisi tersebut kerap dikaitkan dengan menopause pria layaknya yang terjadi pada perampuan.

Namun, apakah pria bisa menopause sebagaimana perempuan? Jika memang kondisi tersebut ada secara medis, apa tanda-tandanya? Begini mitos dan fakta seputar menopause pada pria yang lebih jarang terdengar.

Apakah pria bisa menopause?

ilustrasi pria (pexels.com/Ryutaro Tsukata)

Menopause pada pria atau terkadang disebut sebagai andropause adalah mitos belaka. Tidak ada istilah medis yang merujuk pada kondisi tersebut dan pria pun tidak mengalaminya. 

Lantas, bagaimana dengan penurunan testosteron? Hal itu memang benar bisa terjadi, kadar testosteron akan menurun seiring bertambahnya usia. Namun, prosesnya tidak terjadi secara tiba-tiba. Penurunan kadar hormon pria tersebut cenderung tetap, sekitar 1 persen per tahun sejak usia 30-an. Kendati demikian, hal itu secara umum tidak menyebabkan masalah kesehatan apa pun.

Sebaliknya, menopause pada perempuan terjadi secara singkat yang ditandai dengan berakhirnya ovulasi. Akibatnya, hormon menurun drastis dalam waktu cepat. Hal tersebut sangat berbeda dengan laki-laki yang tidak kehabisan zat untuk memproduksi testosteron bahkan hingga berusia lebih dari 80 tahun.

Kadar testosteron rendah pada pria

FYI, penurunan kadar testosteron secara bertahap tidak lantas membuatnya habis begitu saja, ya. Sebagian besar pria lanjut usia masih memiliki kadar testosteron dalam tingkat normal. 

Meski demikian, beberapa pria memang dapat mengalami kadar testosteron rendah seiring bertambahnya usia. Namun, alih-alih karena bawaan layaknya menopause, kondisi tersebut lebih dipengaruhi oleh masalah kesehatan atau gaya hidup. 

Faktor-faktor seperti stres, depresi, hingga kecemasan bisa memicu disfungsi ereksi dan dorongan seks rendah. Tidak hanya itu, pria pun dapat mengalami perubahan suasana hati yang cukup signifikan karena hal tersebut. Di luar itu, gaya hidup kurang sehat seperti merokok, kurang tidur, pola makan buruk, kurang olahraga, hingga konsumsi alkohol juga berdampak pada pemicu gejala yang kerap disalahartikan sebagai menopause pria. 

Cara mengidentifikasi testosteron rendah

ilustrasi pria (pexels.com/Kampus Production)

Gejala yang muncul akibat penurunan testosteron terjadi tanpa disadari. Lagi pula, tandanya tidak signifikan seperti hal menopause pada perempuan. Satu-satunya opsi untuk mengetahui kondisi tersebut dengan melakukan tes darah. 

Jika gejala mirip menopause pria muncul dan membuatmu merasa terganggu, ada baiknya segera mengunjungi dokter, ya. Pasalnya, penurunan gairah seks atau disfungsi ereksi tidak selalu disebabkan oleh penurunan kadar testosteron. 

Apabila gejala yang muncul memang benar karena penurunan kadar hormon parah, dokter akan merekomendasikan untuk melakukan terapi testosteron. Atau, bisa juga mengubah gaya hidup yang mendukung kesehatan reproduksi secara menyeluruh.

Jawaban apakah pria bisa menopause alias andropause sebetulnya secara medis tidak ada. Meski demikian, penurunan libido dan gangguan stres yang tiba-tiba tetap patut diperhatikan. Jadi, jangan ragu konsultasikan pada dokter, ya!

Referensi:

"The 'male menopause'". NHS. Diakses Juli 2024
"Men's health". Mayo Clinic. Diakses Juli 2024
"Everything you need to know about the ‘male menopause’". My Menopause Centre. Diakses Juli 2024
"What Is Male Menopause?". Healthline. Diakses Juli 2024

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Lea Lyliana
Laili Zain Damaika
Lea Lyliana
EditorLea Lyliana
Follow Us