6 Risiko Bahaya Pakai Pakaian Ketat selama Hamil

- Meskipun tidak membahayakan bayi secara langsung, tetapi mengenakan pakaian ketat dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan potensi masalah kesehatan bagi ibu hamil.
- Pakai pakaian ketat saat hamil dapat meningkatkan risiko heartburn, infeksi jamur vagina, sakit punggung, nyeri, dan varises.
- Jika kamu sedang hamil, kenakanlah pakaian longgar, nyaman, serta mendukung perubahan pada tubuh.
Saat hamil, beberapa bagian tubuh akan mengalami perubahan, terutama di bagian perut yang akan terus membesar seiring dengan pertumbuhan janin.
Pakaian ketat selama kehamilan umumnya tidak dianjurkan. Meskipun tidak membahayakan bayi secara langsung, tetapi ini bisa menyebabkan ketidaknyamanan dan potensi masalah kesehatan bagi ibu hamil.
Di bawah ini ulasan kenapa perempuan sebaiknya menghindari pakai pakaian ketat saat hamil.
1. Risiko heartburn
Mengenakan pakaian ketat, terutama di bagian pinggang, dapat memicu heartburn atau nyeri ulu hati. Jika hal ini terjadi, tentu saja ibu hamil akan mengalami ketidaknyamanan.
Heartburn bisa terjadi karena lambatnya pencernaan akibat peningkatan progesteron dalam tubuh selama kehamilan. Ketika isi perut tertahan lebih lama di dalam perut karena kelambatan ini, isi lambung berisiko mengalir ke atas.
Rasa penuh di perut akibat pertumbuhan rahim, kantung ketuban, dan bayi dapat memberi tekanan pada perut dan memaksa isinya kembali naik ke dada. Pakaian ketat dapat menekan perut dan memaksa isinya ke atas sehingga memicu heartburn.
2. Risiko infeksi jamur

Efek lain dari pemakaian pakaian ketat adalah meningkatnya risiko infeksi jamur vagina.
Perempuan hamil mengalami peningkatan keputihan saat hamil. Jika dikombinasikan dengan pakaian dalam yang ketat, maka akan menciptakan lingkungan yang sempurna untuk jamur yang secara alami ada pada vagina, berkembang biak secara berlebihan dan menyebabkan infeksi.
Hal ini didukung oleh studi yang mengatakan bahwa perempuan yang menggunakan pakaian ketat lebih rentan terkena kandidiasis, mikroba penyebab vaginitis.
Oleh sebab itu, daerah panggul harus bebas dari pakaian ketat yang menyebabkan daerah tersebut menjadi terlalu panas dan menghasilkan kelembapan berlebihan.
Kenakanlah pakaian berbahan katun yang longgar, yang memungkinkan area panggul "bernapas" dengan lebih mudah.
Selama hamil, infeksi jamur tidak berbahaya bagi janin, tetapi bisa menjadi sangat tidak nyaman bagi perempuan. Ibu hamil cenderung terkena infeksi jamur. Kabar baiknya, risiko ini bisa dikurangi dengan menghindari pemakaian pakaian ketat.
3. Nyeri
Pakai pakaian ketat bisa menyebabkan nyeri di beberapa area tubuh saat hamil, termasuk perut, dada, dan lengan. Ukuran bra sendiri dapat bertambah, baik pada bagian elastis di sekitar sisi tengah maupun pada cup.
Bra yang terlalu ketat dapat menyebabkan nyeri payudara, bawah lengan, dan punggung. Menjelang persalinan, payudara ibu hamil mungkin lebih rentan terhadap nyeri atau komplikasi akibat bra ketat.
Hal itu disebabkan payudara sedang bersiap untuk menyusui setelah bayi lahir. Terlalu lama memberikan tekanan pada salah satu area payudara dapat menyebabkan saluran susu tersumbat, bahkan sebelum menyusui. Hasilnya bisa berupa nyeri, kemerahan, dan munculnya benjolan.
4. Kurangnya sirkulasi

Pakaian ketat, baik dikenakan saat hamil maupun tidak, bisa memperlambat sirkulasi dalam tubuh.
Pada awal kehamilan, pembuluh darah melebar sebagai persiapan untuk peningkatan volume darah yang berkembang untuk memenuhi kebutuhan plasenta dan bayi. Sebelum volume darah meningkat untuk mengisi pembuluh darah, seseorang dapat dengan mudah mengalami hipotensi atau tekanan darah rendah. Contohnya termasuk berdiri cepat dari posisi berlutut, duduk, atau berbaring.
Pakaian ketat di anggota tubuh, seperti lengan dan paha, dapat memutus peredaran darah dan menimbulkan sensasi mati rasa atau kesemutan. Hal ini juga dapat menyebabkan pembengkakan, varises, bahkan wasir.
Celana jeans yang terlalu ketat di bagian pinggang dapat menyebabkan berkurangnya aliran darah ke anggota tubuh bagian bawah. Hal ini bisa menjadi kekhawatiran besar bagi ibu hamil karena janin membutuhkan darah beroksigen sehat agar bisa berkembang secara optimal.
5. Risiko sakit punggung dan kaki
Sakit punggung dan perut saat hamil bisa disebabkan oleh penggunaan pakaian ketat. Berdasarkan penelitian, memakai celana ketat berhubungan dengan sakit punggung dan penyakit umum lainnya pada perempuan.
Sementara itu, sebuah tinjauan tahun 2013 melaporkan bahwa pakaian ketat dapat menjadi penyebab kompresi saraf tulang belakang. Kondisi tersebut disebut meralgia paresthetica dan dapat menyebabkan kesemutan, mati rasa serta nyeri pada paha.
Sakit kaki saat hamil bisa dihindari dengan mengenakan pakaian longgar.
6. Varises

Ibu hamil sering mengalami varises. Hal ini disebabkan adanya penumpukan darah di kaki sehingga membuatnya bengkak dan rentan mengalami kondisi ini.
Varises bisa menimbulkan rasa tidak nyaman karena kaki jadi terasa berat dan pegal, kulit menjadi gatal, dan terasa perih.
Pakaian ketat meningkatkan risiko varises di kaki, vulva, atau rektum. Untuk menghindarinya, kamu bisa menggunakan stoking kompresi untuk mencegah darah menumpuk di kaki.
Jika kamu sedang hamil, kenakanlah pakaian longgar, nyaman, serta mendukung perubahan pada tubuh. Ada banyak pilihan pakaian hamil yang tersedia, yang dapat membantu perempuan tetap trendi dan nyaman selama kehamilan.
Referensi
"Negative Effects of Tight Clothes on Pregnant People." Livestrong.com. Diakses Juli 2024.
"Yeast Infection During Pregnancy." Ameican Pregnancy Association. Diakses Juli 2024.
"When Should I Stop Wearing Tight Jeans During Pregnancy?" Healing Hands Chiropractic. Diakses Juli 2024.
"Skinny jeans and big fluffy hoods 'contribute to back pain'." Independent. Diakses pada Juli 2024.
Elegbe, Isaac A., dan Modupe Botu. “A Preliminary Study on Dressing Patterns and Incidence of Candidiasis.” American Journal of Public Health 72, no. 2 (1 Februari 1982): 176–77.