11 Cara Merawat Keluarga yang Menjalani Isoman COVID-19

Makin meningkatnya kasus COVID-19 membuat Indonesia menghadapi gelombang ketiga pandemik COVID-19. Rasanya tidak jarang kita mendengar kabar ada teman, rekan kerja, atau bahkan keluarga yang terinfeksi.
Bila sampai ada anggota keluarga atau orang yang tinggal satu rumah dengan kita terinfeksi, bagaimana cara kita membantu merawatnya melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumah? Yuk, baca uraiannya di bawah ini!
1. Memastikan anggota keluarga yang sedang sakit hanya mempunyai gejala ringan

Hal pertama yang harus dipastikan sebelum menjalani isoman adalah pasien hanya mengalami gejala ringan atau tanpa gejala sesuai arahan dari Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes).
Saat dinyatakan positif, maka segera hubungi puskesmas terdekat atau dokter penanggung jawab untuk memberi keputusan isoman dan saran medis.
Pada surat edaran Kemenkes, disebutkan juga syarat yang harus dipenuhi jika ingin melakukan isoman. Syarat klinis yang harus dipenuhi yaitu:
- Berusia kurang dari 45 tahun
- Tidak memiliki komorbid
- Dapat mengakses telemedisin atau layanan kesehatan lainnya
- Berkomitmen melakukan isolasi hingga dinyatakan selesai.
Sementara itu, syarat rumah yang harus dipenuhi yaitu tinggal di kamar terpisah, kamar mandi terpisah, dan dapat mengakses pulse oximeter.
2. Menunjuk anggota keluarga untuk merawat

Dilansir Badan Kesehatan Dunia (WHO), saat ada keluarga yang dinyatakan terinfeksi COVID-19, maka pilih satu orang anggota keluarga sebagai perawat. Jika memungkinkan, orang yang merawat harus dalam kondisi sehat dan tanpa kondisi medis tertentu.
Usahakan orang yang merawat juga minim kontak dengan orang di luar rumah. Selain itu, upayakan untuk selalu menjaga jarak paling tidak 1 meter untuk meminimalkan risiko penularan.
3. Memisahkan ruangan kamar anggota keluarga yang sakit

Anggota keluarga yang sakit harus ditempatkan di kamar yang berbeda dengan anggota keluarga yang lain. Jika memungkinkan, akan lebih baik lagi pasien ditempatkan di lantai yang berbeda.
Selain itu, Kemenkes juga menyarankan bagi pasien yang menjalani isoman menggunakan kamar mandi di dalam rumah yang terpisah dengan anggota keluarga lain yang sehat.
Membuka jendela kamar juga perlu agar meningkatkan sirkulasi udara, sehingga pasien bisa mendapatkan udara bersih dan segar. Penyakit COVID-19 menular dengan cepat pada ruangan yang berventilasi buruk sehingga harus dipastikan ruangan memiliki sirkulasi udara baik.
4. Menggunakan masker medis

Penyebaran COVID-19 makin mudah pada orang yang berinteraksi secara langsung. Upayakan hanya ada satu orang yang merawat anggota keluarga yang sakit.
Baik orang yang sakit dan keluarga yang sehat harus menggunakan masker medis yang pas. Dengan begitu, risiko penularan dapat ditekan serendah-rendahnya.
5. Memonitor kesehatan diri sendiri

Penyebaran virus penyebab COVID-19 lebih mudah pada orang yang berkontak erat dengan pasien yang terinfeksi. Maka dari itu, anggota keluarga yang lain juga tetap harus memperhatikan kondisi kesehatan masing-masing, mengutip WHO.
Jadi, tidak hanya memonitor kondisi anggota keluarga yang sedang sakit, kesehatan orang lain dalam rumah yang sama juga tetap harus dipantau. Selalu monitor kesehatan diri dan anggota keluarga lainnya apabila merasakan keluhan, seperti demam, batuk, dan kelelahan. Jika mengalami keluhan tersebut, maka disarankan untuk melakukan tes.
6. Menjaga kebersihan

Mencuci tangan sesering mungkin juga harus dilakukan bagi seluruh anggota keluarga, baik yang sedang sakit maupun yang sehat. Cuci tangan bisa menggunakan sabun dan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer berbasis alkohol.
Pastikan semua permukaan benda yang sering disentuh oleh pasien selalu dibersihkan dan didisinfeksi minimal sekali sehari. Permukaan benda harus rutin dibersihkan karena ada risiko terkontaminasi oleh virus.
Peralatan rumah seperti piring, sendok, dan gelas juga disarankan harus berbeda dengan keluarga yang sehat serta harus dibersihkan dengan baik.
7. Memastikan anggota keluarga yang sakit beristirahat cukup

Seseorang yang sedang sakit harus dipastikan beristirahat dengan cukup. Upayakan kebutuhan cairan tercukupi agar tidak mengalami dehidrasi.
Makan makanan yang bergizi juga dapat membantu memulihkan kesehatan. Jika disarankan vitamin, maka bisa dikonsumsi sesuai anjuran untuk mempercepat penyembuhan.
8. Memastikan pasien menggunakan pengobatan sesuai arahan dokter

Saat menjalani isoman, pasien disarankan dapat mengakses telemedisin atau layanan kesehatan lainnya sesuai edaran dari Kemenkes. Apabila mempunyai keluhan ringan, seperti nyeri atau demam, bisa menggunakan parasetamol untuk meredakan keluhan.
Penggunaan obat tersebut harus sesuai saran dari dokter atau sesuai anjuran yang tertera pada kemasan. Penggunaan antibiotik menurut WHO tidak efektif karena bukan diperuntukkan infeksi COVID-19.
9. Memonitor kesehatan keluarga yang sedang sakit

Ada beberapa tanda yang harus diperhatikan ketika merawat orang sedang yang terinfeksi COVID-19. Biasanya keluhan yang muncul bisa berbeda tergantung usia.
Berdasarkan laman WHO, beberapa keluhan bisa menjadi tanda untuk segera mendapatkan pertolongan di rumah sakit, di antaranya:
- Pada orang dewasa: Terlihat mengalami dehidrasi, sesak napas, nyeri saat bernapas atau nyeri dada, dan pusing.
- Pada anak-anak: Terlihat bingung, menolak makan, serta wajah dan bibir menjadi kebiruan.
- Pada bayi: Tidak bisa menyusu.
Jika mendapati keluhan di atas pada anggota keluarga yang sedang sakit atau keluhan memburuk, maka segera hubungi fasilitas kesehatan.
10. Memonitor kadar oksigen

Dalam surat edaran yang dikeluarkan oleh Kemenkes, pasien terkonfirmasi positif COVID-19 yang mengalami gejala ringan atau tanpa gejala disarankan menjalani isoman jika memenuhi syarat. Salah satu syarat yaitu dapat mengakses pulse oximeter.
Memonitor kesehatan menggunakan alat kesehatan tersebut penting demi memantau kadar oksigen tetap normal. Apabila kadar oksigen menurun di angka 90-94 persen, maka bisa segera mencari pertolongan ke rumah sakit.
11. Memberi dukungan moral kepada pasien

Hal yang tak kalah penting untuk membantu anggota keluarga yang sedang sakit adalah memberi dukungan moral, mengutip Mayo Clinic. Seperti yang kita tahu bahwa isoman selama berhari-hari bukanlah hal yang mudah.
Isoman artinya membatasi kontak dengan orang lain termasuk dengan keluarga. Dengan memberi dukungan moral, terutama dari keluarga, maka ini bisa membantu pasien mengurangi stres selama menjalani isoman.
Jika ada anggota keluarga yang terinfeksi COVID-19, tidak perlu panik. Jika disarankan oleh petugas kesehatan menjalani isoman, maka kita bisa membantu anggota keluarga yang sedang sakit dengan melakukan hal-hal di atas. Jangan lupa juga untuk memperhatikan kesehatan diri sendiri dan orang serumah lainnya, ya!