Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi anak (unsplash.com/Larm Rmah)

Gaya aktif dan sehat merupakan investasi jangka demi mewujudkan masa depan yang lebih baik. Dalam rangka Hari Diabetes Sedunia, Sun Life Indonesia meluncurkan program Build Our Kids' Success (BOKS) melalui Wahana Visi Indonesia.

BOKS pertama kali diluncurkan di Amerika Serikat pada tahun 2009 sebagai program aktivitas fisik gratis untuk anak-anak dari segala usia dan kemampuan. 

Program ini merupakan upaya untuk menurunkan angka kasus diabetes di Indonesia, khususnya pada anak-anak. Acara peluncuran yang dilaksnakan pada Senin (15/11/2022) turut membagikan Active Healthy Kids Indonesia Report Card yang dipaparkan oleh Dr. Agus Mahendra, M.A, Country Leader Active Healthy Kids Indonesia

1. Angka aktivitas fisik anak di Indonesia masih rendah

ilustrasi penelitian (unsplash.com/UX Indonesia)

Active Healthy Kids Indonesia Report Card adalah laporan yang memberikan penilaian dan rekomendasi untuk peningkatan aktivitas fisik pada anak-anak. Dari laporan tersebut, pola aktivitas fisik anak di Indonesia memerlukan peningkatan.

Laporan tersebut menggunakan beberapa indikator, seperti Overall Physical Activity, Organized Sport and Physical Activity, Active Play, Physical Fitness, Family and Peers, dan School. Dari masing-masing indikator tersebut, Indonesia mendapatkan nilai "F", yang merupakan nilai terendah dalam laporan tersebut.

"Jadi anak ini kurang memenuhi indikator atau benchmark yang telah ditentukan. Benchmark ini mengacu pada benchmark yang telah ditentukan oleh WHO," ujar Agus. 

2. Penyebab aktivitas fisik anak Indonesia rendah

ilustrasi olahraga (Pexels.com/Vladislav Vasnetsov)

Agus menjelaskan salah satu alasan utama angka aktivitas fisik di Indonesia rendah adalah kurangnya kesadaran tentang pentingnya kesehatan jasmani. Ini meliputi berbagai lapisan maysarakat, seperti orang tua, guru, dan diri sendiri. 

Program kesehatan jasmani yang hanya dilaksanakan seminggu sekali di sekolah-sekolah Indonesia juga menjadi penyebab kurangnya aktivitas fisik anak.

Selain itu, program kesehatan jasmani di Indonesia dianggap masih banyak yang tidak sesuai dengan anak-anak, sehingga intensitas aktivitas fisik anak tidak maksimal. 

Di sisi lain, pandemi juga membuat anak kurang gerak dan tidak melakukan aktivitas luar ruangan. 

3. Hubungan aktivitas fisik dan kadar gula darah

ilustrasi kadar gula darah (rush.edu)

Aktivitas fisik dan kadar gula darah memiliki hubungan yang erat. Menurut Agus, jika kurang melakukan aktivitas fisik, ini akan membebankan hormon insulin dalam mengontrol kadar gula darah dalam tubuh. Pada akhirnya, ini akan mengganggu produksi hormon insulin dan menyebabkan diabetes. 

Inilah mengapa aktivitas fisik sangat penting untuk mencegah diabetes. Dengan mengajarkan pola hidup aktif dan sehat sejak dini, anak akan memiliki pertumbuhan dan metabolisme tubuh yang lebih baik. 

Agus juga menjelaskan bahwa olahraga akan mengeluarkan hormon endorfin yang akan memberikan perasaan bahagia. 

"Lama-lama, insulin ini akan kehilangan fungsinya, jadi tidak efektif untuk menurunkan gula darah. Dari situlah akhirnya muncul diabetes tipe 2," kata Dr. Agus. 

4. Disarankan melakukan aktivitas fisik 60 menit dalam sehari

ilustrasi olahraga anak (unsplash.com/Spikeball)

Aktivitas fisik yang dianjurkan untuk anak-anak adalah 60 menit olahraga menengah ke tinggi (moderate to vigorous) dalam satu hari. Durasi 60 menit ini bisa dibagi menjadi dua atau tiga kali dalam sehari. 

Agus menyebutkan aktivitas fisik tersebut bisa dalam bentuk yang bermacam-macam. Orang tua bisa mengajak anaknya untuk bermain permainan fisik, berolahraga bersama, atau melakukan senam.

"Indikator yang bisa dilihat adalah saat anak terengah-engah. Dan kalau dipertahankan dalam waktu yang lama berarti akan mengarah pada pengeluaran keringat," ucap Dr. Agus. 

5. Program BOKS diharapkan bisa meningkatakan aktivitas anak Indonesia

ilustrasi olahraga anak (unsplash.com/Debra Brewster)

Kehadiran program BOKS diharapkan dapat mengatasi indikator-indikator yang harus diperbaiki dalam Active Healthy Kids Indonesia Report Card. BOKS diharapkan bisa menjadi solusi melalui pengembangan rencana pelajaran dan sumber daya aktivitas fisik bagi guru dan sukarelawan.

BOKS ditargetkan dapat memfasilitasi aktivitas fisik harian di lingkungan sekolah dan kelompok anak-anak, untuk sekitar 10.000 peserta anak-anak baru setiap tahunnya. aktivitas fisik yang teratur merupakan faktor pelindung yang signifikan untuk mencegah dan mengelola penyakit tidak menular (PTM), termasuk diabetes tipe 2.

"Selama fase awal pelaksanaannya, Program BOKS telah melatih 289 guru melalui program Training of Trainers (ToT). Hingga saat ini, Program BOKS telah berhasil menjangkau 12.194 anak yang tersebar di 51 sekolah dasar di sebagian besar wilayah Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur dan Jakarta, serta 58 komunitas anak di sebagian besar wilayah DKI Jakarta," ucap Mitra Tobing, Ministry Quality and Impact Director Wahana Visi Indonesia. 

Aktivitas fisik merupakan hal yang sangat penting untuk kesehatan, khususnya pada masa pertumbuhan anak. Aktivitas fisik secara teratur dapat membantu mencegah diabetes tipe 2 dan membuat metabolisme anak menjadi lebih baik. 

Editorial Team