Apa Perbedaan antara Susu Pasteurisasi dan Susu UHT?

Proses pasteurisasi dan UHT membuat susu lebih aman diminum

Susu mengandung berbagai zat gizi yang diperlukan oleh tubuh. Salah satunya adalah kalsium. Supaya lebih aman untuk dikonsumsi, maka susu mentah diolah lebih lanjut dengan pemanasan untuk memastikan bakteri yang kemungkinan ada di dalam susu mati.

Saat membeli produk susu, kamu mungkin melihat tulisan "pasteurisasi" atau "UHT" di kemasannya.  Pasteurisasi dan ultra-high temperature (UHT) merupakan jenis metode pemanasan yang dilakukan pada susu. Apa bedanya susu pasteurisasi dan susu UHT? Ini penjelasannya!

1. Proses pemanasan

Apa Perbedaan antara Susu Pasteurisasi dan Susu UHT?ilustrasi susu (freepik.com/wayhomestudio)

Pasteurisasi merupakan metode pemanasan dengan suhu yang tidak terlalu tinggi, dengan pemanasan 63 derajat Celcius selama 30 menit. Mengutip laman University of Melbourne, proses pemanasan juga dapat dilakukan pada suhu yang lebih tinggi dengan waktu yang lebih singkat, yaitu suhu 72 sampai 85 derajat Celcius selama 10 sampai 15 detik.

Berbeda dengan metode pasteurisasi, metode UHT menggunakan suhu yang lebih tinggi untuk pemanasan, yaitu suhu 135 sampai 145 derajat Celcius, selama beberapa detik. 

Tujuan pemanasan tersebut adalah untuk menghilangkan kontaminasi bakteri yang ikut masuk ke dalam susu. Sebab, pada susu mentah yang belum diolah kemungkinan dapat terkontaminasi bakteri dan beberapa di antaranya bisa menyebabkan penyakit. Dengan proses pemanasan, susu yang dikonsumsi menjadi lebih aman. 

2. Kandungan nutrisi dalam susu

Apa Perbedaan antara Susu Pasteurisasi dan Susu UHT?ilustrasi minum susu (pexels.com/Alex Green)

Dilansir Healthline, salah satu kandungan pada susu adalah protein. Sebesar 80 persen protein susu adalah kasein, sementara 20 persen adalah whey.

Proses pasteurisasi tidak mengurangi jenis protein kasein karena sifatnya yang tahan panas. Sebaliknya, protein whey dapat rusak pada kondisi panas. Proses pasteurisasi dapat mengurangi kandungan protein whey sebesar 10 persen, mengutip penjelasan Dairy Nutrition.

Dijelaskan pula bahwa proses UHT memiliki pengaruh yang sedikit terhadap nilai gizi maupun rasa pada susu. Proses UHT dapat mengurangi protein whey sebesar 70 persen. Meskipun protein whey berkurang selama proses pemanasan, tetapi ini tidak memengaruhi nilai gizi susu. Selain itu, proses UHT juga mengurangi asam amino lisina sekitar 3 sampai 6,5 persen.

Baca Juga: Ini 7 Hal yang Terjadi Jika Kamu Rajin Minum Susu Setiap Hari!

3. Hasil akhir susu

Apa Perbedaan antara Susu Pasteurisasi dan Susu UHT?ilustrasi botol susu (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Pasteurisasi menggunakan pemanasan dengan suhu yang lebih rendah daripada proses UHT. Pemanasan dengan suhu tersebut mampu membunuh bakteri patogen yang terdapat pada susu. Karena suhu pemanasan yang tidak terlalu tinggi, pasteurisasi tidak membunuh semua bakteri, sehingga bakteri non patogen masih bisa terdapat di susu pasteurisasi.

Sementara itu, pemanasan dengan suhu yang sangat tinggi dengan metode UHT dapat membunuh hampir semua bakteri, termasuk bakteri patogen dan non patogen. Ini membuat susu UHT kerap kali disebut dengan susu steril.

4. Penyimpanan

Apa Perbedaan antara Susu Pasteurisasi dan Susu UHT?ilustrasi penyimpanan susu di lemari pendingin (unsplash.com/Debby Hudson)

Proses pemanasan yang tidak terlalu tinggi membuat beberapa bakteri non patogen masih bisa hidup di susu pasteurisasi. Dilansir Food and Drug Administration (FDA), susu pasteurisasi masih bisa mengandung bakteri non patogen dalam jumlah kecil yang mengakibatkan susu menjadi basi. Agar bakteri non patogen tidak bekembang biak dan makin banyak, maka susu perlu disimpan dalam suhu dingin.

Sementara itu, proses pemanasan dengan suhu yang lebih tinggi mampu membunuh bakteri patogen dan non patogen pada susu UHT. Ini membuat susu UHT dapat disimpan dalam suhu ruangan dengan catatan kemasan belum dibuka.

5. Daya simpan

Apa Perbedaan antara Susu Pasteurisasi dan Susu UHT?ilustrasi minum susu (pexels.com/cottonbro)

Susu UHT memiliki ketahanan yang lebih lama dibanding susu pasteurisasi. Mengutip penjelasan Healthline, proses pasteurisasi membuat susu masih dapat dikonsumsi selama 2 sampai 3 minggu.

Sementara itu, susu UHT memiliki daya simpan yang lebih lama dibanding susu pasteurisasi. Susu UHT bisa tahan hingga 9 bulan. Meskipun begitu, setiap produk susu, baik itu susu pasteurisasi maupun susu UHT, memiliki daya simpan yang berbeda-beda, sehingga jangan lupa untuk mengecek tanggal kedaluwarsa.

Susu pasteurisasi dan susu UHT telah melalui proses pemanasan secara berbeda dengan tujuan untuk membunuh bakteri, sehingga susu lebih aman untuk dikonsumsi. Meskipun dilakukan proses pemanasan, tetapi sebagian besar nutrisi dalam susu pasteurisasi maupun susu UHT masih terjaga.

Baca Juga: Kenapa Susu Harus Dipasteurisasi? 

Dewi Purwati Photo Verified Writer Dewi Purwati

Health enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya