- Membantu mengontrol berat badan dan kadar gula darah.
- Meningkatkan hormon perangsang folikel (FSH), yang mendukung ovulasi dan membantu siklus menstruasi menjadi lebih teratur.
- Menurunkan kadar testosteron, sehingga dapat mengurangi jerawat dan pertumbuhan rambut berlebih pada perempuan dengan PCOS.
5 Teh Ini Bisa Membantu Menyeimbangkan Hormon secara Alami

- Ketidakseimbangan hormon bisa menimbulkan berbagai keluhan.
- Terlalu sedikit atau terlalu banyak hormon tertentu dapat menyebabkan efek samping yang merugikan.
- Pilihan perawatan terbaik tergantung pada penyebab ketidakseimbangan hormon, faktor gaya hidup, dan hal lainnya.
Ketidakseimbangan hormon bisa menimbulkan berbagai keluhan, mulai dari mudah lelah, suasana hati yang berubah-ubah, hingga gangguan siklus menstruasi. Selain pola makan sehat dan gaya hidup teratur, beberapa jenis teh herbal juga dipercaya dapat membantu menyeimbangkan hormon secara alami.
Di bawah ini dipaparkan beberapa jenis teh yang bisa menjadi pilihan untuk membantu menjaga keseimbangan hormon tubuh.
1. Teh hijau mendukung keseimbangan hormon estrogen
Teh hijau, hitam, oolong, dan putih berasal dari tanaman Camellia sinensis. Teh hijau menonjol karena tidak melalui proses fermentasi, sehingga dapat mempertahankan lebih banyak antioksidan yang melindungi sel-sel tubuh.
Senyawa epigallocatechin gallate (EGCG) di dalamnya akan mendukung metabolisme (cara tubuh menggunakan energi) dan kesehatan hormon.
Penelitian menunjukkan teh hijau dapat menurunkan gula darah, meningkatkan sensitivitas insulin dan mendukung penurunan berat badan yang moderat.
Manfaat ini mungkin bermanfaat bagi orang dengan sindrom ovarium polikistik (PCOS), kondisi yang terkait dengan kadar androgen (hormon laki-laki) yang tinggi, jerawat, rambut berlebihan, dan siklus menstruasi yang tidak teratur. Manfaatnya mungkin lebih signifikan jika dikonsumsi secara teratur selama minimal tiga bulan.
Sebuah studi jangka panjang menunjukkan manfaat tambahan, yakni perempuan yang rutin minum teh hijau setiap hari selama lebih dari 20 tahun memiliki kadar estrogen yang lebih sehat, berat badan lebih rendah, serta kualitas tidur yang lebih baik. Dalam studi serupa pada laki-laki, hasilnya menunjukkan kadar testosteron yang lebih tinggi, suasana hati yang lebih baik, serta kualitas tidur yang meningkat.
Teh hijau aman untuk kebanyakan orang. Beberapa mungkin mengalami efek samping ringan seperti buang air kecil yang sering atau gangguan pencernaan.
2. Teh spearmint untuk menurunkan kadar testosteron pada perempuan dengan PCOS
Teh spearmint, yang berasal dari tanaman Mentha spicata, secara alami bebas kafein. Rasanya manis dan lebih lembut dibanding peppermint. Teh ini aman untuk kebanyakan orang dan menjadi pilihan baik bagi orang dengan PCOS.
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa teh spearmint dapat:
Untuk menyeduhnya, gunakan satu sendok teh daun kering atau satu kantong teh untuk setiap cangkir air. Jika menggunakan daun segar, ambil 5–10 lembar, lalu remas ringan agar aromanya keluar. Seduh dalam air panas selama 5–7 menit, kemudian saring. Nikmati apa adanya, atau tambahkan madu, lemon, atau teh hijau untuk rasa dan manfaat tambahan.
3. Teh chasteberry meredakan gejala PMS

Chasteberry, dikenal juga sebagai monk’s pepper, dulunya dipercaya para biarawan dapat menurunkan hasrat seksual. Kini, tanaman ini lebih banyak digunakan perempuan untuk meredakan gejala PMS seperti nyeri payudara dan membantu siklus haid yang tidak teratur.
Teh chasteberry diduga bekerja dengan menurunkan hormon prolaktin dan meningkatkan progesteron, sehingga mendukung fase luteal yang lebih sehat, memperbaiki keteraturan haid, dan berpotensi meningkatkan kesuburan. Beberapa orang juga menggunakannya untuk gejala menopause seperti hot flash, meski bukti ilmiahnya masih terbatas.
Secara umum, chasteberry aman untuk penggunaan jangka pendek (hingga tiga bulan), tetapi bisa menimbulkan efek samping ringan seperti sakit perut, sakit kepala, haid tidak teratur, atau gatal. Hindari penggunaannya jika kamu sedang hamil, menyusui, mengonsumsi obat hormonal, atau memiliki kanker payudara/rahim/indung telur yang sensitif terhadap hormon.
Rasa teh chasteberry agak pahit dan beraroma tanah, sehingga kamu bisa menambahkan madu, lemon, atau chamomile agar lebih enak diminum.
4. Teh marjoram membantu siklus menstruasi
Marjoram adalah tanaman herbal dari keluarga mint. Daunnya mengandung antioksidan serta senyawa penenang seperti terpen dan flavonoid.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa marjoram dapat membantu menyeimbangkan hormon reproduksi perempuan, yang berpotensi:
- Menurunkan hormon androgen pada perempuan dengan PCOS.
- Mengurangi kram menstruasi atau perdarahan berlebih.
- Mendukung kesehatan ovarium dan membantu mengatur siklus haid.
- Meningkatkan sensitivitas insulin dan mengontrol kadar gula darah (berdasarkan uji klinis kecil).
Jika diseduh menjadi teh, marjoram menghasilkan minuman hangat yang menenangkan, beraroma lembut herbal dengan sedikit rasa mint. Namun, sebaiknya dihindari oleh ibu hamil dan menyusui.
5. Teh akar licorice menurunkan kadar kortisol
Akar licorice dapat membantu menurunkan kadar kortisol (hormon stres) dan mendukung kesehatan kelenjar adrenal, sehingga berpotensi bermanfaat bagi pasien penyakit Addison atau sindrom kelelahan kronis.
Tanaman ini juga mengandung senyawa nabati yang meniru kerja estrogen dan dapat menurunkan testosteron, sehingga mungkin membantu orang dengan PCOS. Beberapa penelitian bahkan mencatat bahwa licorice dapat meningkatkan efek obat Aldactone (spironolakton), yang sering diresepkan untuk PCOS.
Studi awal menunjukkan akar licorice mungkin meredakan gejala hot flash atau mendukung kesehatan tulang pada masa menopause, meski hasilnya masih beragam. Efeknya sangat bergantung pada jenis dan jumlah licorice yang digunakan.
Teh licorice memiliki rasa manis alami dengan aroma tanah yang khas. Namun, penggunaan rutin dapat meningkatkan tekanan darah, menurunkan kadar kalium, serta berinteraksi dengan obat jantung atau ginjal. Karena itu, sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum rutin mengonsumsinya.
Hubungan antara hormon dan kesehatan

Hormon adalah pesan kimia yang membantu sel-sel tubuh berkomunikasi dan memicu berbagai tindakan. Mereka merupakan dasar dari sistem endokrin tubuh yang mengatur pertumbuhan, reproduksi, metabolisme, suhu tubuh bahkan suasana hati.
Hormon dan sistem endokrin menjaga tubuh dalam keadaan keseimbangan homeostasis. Oleh karena itu, ketidakseimbangan hormonal (terlalu sedikit atau terlalu banyak hormon tertentu) dapat menyebabkan efek samping yang merugikan.
Stres oksidatif, infertilitas, dan gangguan endokrin seperti penyakit tiroid hanyalah beberapa kondisi yang dapat timbul akibat ketidakseimbangan hormon.
Perempuan mengalami perubahan alami pada tingkat hormon mereka pada waktu-waktu tertentu sepanjang siklus hidup mereka, terutama selama pubertas, kehamilan, dan menopause.
Demikian pula laki-laki yang mungkin mengalami gejala ketidakseimbangan hormon selama pubertas atau seiring bertambahnya usia, meskipun sering kali dengan laju yang lebih lambat dan kurang terlihat dibanding perempuan.
Pilihan perawatan terbaik tergantung pada penyebab ketidakseimbangan hormon, faktor gaya hidup, dan hal lainnya. Berikut ini adalah gambaran umum cara menyeimbangkan hormon:
- Konsumsi makanan sehat. Pola makan seimbang yang kaya akan protein tanpa lemak, lemak sehat, dan serat namun rendah gula olahan dapat membantu menyeimbangkan hormon yang mengatur nafsu makan, metabolisme, dan suasana hati.
- Rutin berolahraga. Aktivitas fisik dapat memengaruhi hormon yang mengatur nafsu makan serta meningkatkan penggunaan hormon insulin oleh tubuh.
- Kelola stres. Stres berlebihan dapat secara drastis mengubah kadar hormon seperti kortisol dan adrenalin. Aktivitas menenangkan seperti yoga, mendengarkan musik, atau berjalan di alam terbuka dapat meredakan stres dan menjaga keseimbangan hormon tersebut.
- Cukup tidur. Kurang tidur atau terpapar cahaya buatan pada malam hari dapat mengganggu kadar melatonin dan kortisol. Hal ini juga dapat memengaruhi resistensi insulin.
- Hindari zat pengganggu endokrin. Zat pengganggu endokrin adalah senyawa di lingkungan, seperti asap rokok, pestisida, herbisida, plastik, bahan tahan api, serta pewangi dalam losion dan produk pembersih, yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon.
Menjaga keseimbangan hormon memang tidak bisa dilakukan hanya dengan satu cara. Setiap jenis teh memiliki peran tersendiri dalam membantu tubuh mencapai harmoni. Meski begitu, penting untuk diingat bahwa teh bukan pengganti pengobatan medis, melainkan pendukung gaya hidup sehat.
Referensi
"5 Teas That Can Help Balance Your Hormones Naturally".Verywell Health. Diakses September 2025.
Shen, Wenjuan, Yujia Pan, Bao Jin, Zongyu Zhang, Tianjiao You, Yangfan Qu, Mei Han, Xingxing Yuan, and Yang Zhang. “Effects of Tea Consumption on Anthropometric Parameters, Metabolic Indexes and Hormone Levels of Women With Polycystic Ovarian Syndrome: A Systematic Review and Meta-Analysis of Randomized Controlled Trials.” Frontiers in Endocrinology 12 (December 13, 2021).
Sánchez, Marta, Elena González-Burgos, Irene Iglesias, Rafael Lozano, and M. Pilar Gómez-Serranillos. “The Pharmacological Activity of Camellia Sinensis (L.) Kuntze on Metabolic and Endocrine Disorders: A Systematic Review.” Biomolecules 10, no. 4 (April 13, 2020): 603.
"Chasteberry". National Center for Complementary and Integrative Health. Diakses September 2025.
Puglia, Lídice Tavares, Jean Lowry, and Gianluca Tamagno. “Vitex Agnus Castus Effects on Hyperprolactinaemia.” Frontiers in Endocrinology 14 (November 21, 2023).
Elfiky, Aliaa M., Reham S. Ibrahim, Amira R. Khattab, Mai O. Kadry, Naglaa M. Ammar, and Eman Shawky. “Exploring the Therapeutic Potential of Marjoram (Origanum Majorana L.) in Polycystic Ovary Syndrome: Insights From Serum Metabolomics, Network Pharmacology and Experimental Validation.” BMC Complementary Medicine and Therapies 25, no. 1 (February 21, 2025).
"5 Impressive Herbs That Help Balance Your Hormones". Healthline. Diakses September 2025.