Mitos dan Fakta seputar Menaikkan Tinggi Badan yang Perlu Diketahui

Apakah benar main lompat tali bisa bikin tinggi?

Siapa yang tidak ingin menjadi tinggi? Berdiri menjulang di tengah kerumunan orang menimbulkan kebanggaan tersendiri. Kadang, tinggi badan menjadi syarat untuk diterima dalam pekerjaan tertentu, misalnya pramugari, model, hingga atlet basket dan voli.

Itulah mengapa banyak orang yang terobsesi menambah tinggi badan. Segala cara ditempuh, termasuk yang tidak masuk akal sekalipun. Daripada tersesat di jalan, berikut mitos dan fakta seputar menaikkan tinggi badan yang perlu kamu ketahui!

1. Mitos: tinggi badan berhenti setelah mencapai pubertas

Mitos dan Fakta seputar Menaikkan Tinggi Badan yang Perlu Diketahuiilustrasi remaja perempuan (unsplash.com/Priscilla Du Preez)

Banyak gadis muda yang termakan mitos bahwa tinggi badan tidak akan bertambah setelah mendapatkan menstruasi pertama. Padahal, jika tubuh terus melepaskan hormon pertumbuhan, kita akan menjadi lebih tinggi. Huft, lega!

Berdasarkan studi yang diterbitkan dalam Western Journal of Medicine tahun 2000, perempuan bisa tumbuh 3 inci (7,6 cm) lebih tinggi setelah pubertas, dan perempuan yang menstruasi lebih awal mengalami peningkatan tinggi badan yang lebih signifikan.

2. Mitos: banyak minum susu supaya tumbuh lebih tinggi

Mitos dan Fakta seputar Menaikkan Tinggi Badan yang Perlu Diketahuiilustrasi susu (pixabay.com/Couleur)

Susu selalu diasosiasikan dengan kalsium, terutama susu sapi. Kalsium sangat penting untuk pertumbuhan tulang. Berangkat dari pemahaman itu, banyak orang yang kalap minum susu, berharap tingginya bisa bertambah dalam semalam.

Memang benar kalsium bisa meningkatkan pertumbuhan tulang, seperti dalam penelitian yang dipublikasikan di Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism tahun 2005. Studi ini melibatkan 143 remaja laki-laki berusia 16-18 tahun yang diberi suplementasi kalsium karbonat sebanyak 1.000 mg per hari selama 13 bulan.

Akan tetapi, perlu diingat bahwa susu bukan satu-satunya sumber kalsium. Porsi 237 ml susu sapi mengandung 306-325 mg kalsium. Sementara itu, mengutip Better Health Channel, satu cangkir (260 gram) tahu mengandung 832 mg kalsium dan 868 mg kalsium pada secangkir tempe. 

3. Mitos: lompat tali bisa meninggikan badan

Mitos dan Fakta seputar Menaikkan Tinggi Badan yang Perlu Diketahuiilustrasi bermain lompat tali (pixabay.com/lindsrw)

Salah satu desas-desus yang mungkin kita dengar adalah bermain lompat tali bisa meningkatkan tinggi badan. Benarkah begitu?

Sebenarnya, belum ada studi terkait hal tersebut. Penelitian yang ada hanya menunjukkan korelasi antara latihan lompat (plyometric) dengan peningkatan kepadatan mineral tulang pada remaja. Seperti penelitian yang diterbitkan di jurnal PLOS One tahun 2017.

Penelitian ini melibatkan 176 gadis Hong Kong. Terbukti bahwa lompat tali secara teratur bisa meningkatkan kepadatan tulang di ekstremitas (anggota gerak) bawah. Sementara itu, kepadatan tulang itu sendiri berkaitan dengan penurunan risiko osteoporosis di masa depan.

4. Mitos: faktor genetik adalah satu-satunya penentu tinggi badan

Mitos dan Fakta seputar Menaikkan Tinggi Badan yang Perlu Diketahuiilustrasi keluarga (pexels.com/Pixabay)

Jangan patah semangat bila kita terlahir dari keluarga dengan tinggi badan rata-rata. Faktanya, faktor genetik bukan satu-satunya penentu tinggi badan kita! Dilansir MedlinePlus, para ilmuwan memperkirakan sekitar 80 persen tinggi seseorang ditentukan oleh urutan DNA yang mereka warisi.

Artinya, 20 persen sisanya ada dalam kendali kita! Mengutip Firstpost, faktor lainnya yang menentukan tinggi badan ialah gaya hidup sehat, diet seimbang, olahraga teratur, cukup tidur, menerapkan postur tubuh yang benar, dan keseimbangan hormonal tubuh.

Baca Juga: Life Hack! Terapkan Trik Ini supaya Berhasil Turun Berat Badan

5. Mitos: minum kopi bisa menghambat tinggi badan

Mitos dan Fakta seputar Menaikkan Tinggi Badan yang Perlu Diketahuiilustrasi secangkir kopi (pixabay.com/kaboompics)

Berkebalikan dengan susu, kopi dianggap memengaruhi tinggi badan secara negatif. Dilansir Harvard Health Publishing, sejauh ini belum ada bukti ilmiah yang valid bahwa kopi bisa menghambat pertumbuhan seseorang.

Faktanya, mengutip American Bone Health, kafein memang bisa mengurangi penyerapan kalsium, sekitar 4 mg kalsium per cangkir kopi. Namun, ini bisa ditangkis dengan menambahkan susu ke kopi.

Selain itu, orang yang masih dalam masa pertumbuhan tidak dianjurkan minum kopi menjelang waktu tidur karena kafein membuat kita terjaga pada malam hari. Padahal, tubuh memproduksi hormon pertumbuhan dan hormon perangsang tiroid saat tidur. Keduanya sangat penting untuk pertumbuhan tulang.

Berarti masalahnya bukan dari kopi itu sendiri, melainkan karena kandungan kafein dan waktu konsumsinya yang kurang tepat.

6. Mitos: olahraga angkat beban dapat menghambat pertumbuhan

Mitos dan Fakta seputar Menaikkan Tinggi Badan yang Perlu Diketahuiilustrasi angkat beban (pexels.com/Victor Freitas)

Menurut rumor yang beredar, angkat beban menghambat pertumbuhan, terutama pada anak-anak dan remaja. Pelat pertumbuhan (growth plates) yang rusak akibat latihan angkat beban dikhawatirkan membuat pertumbuhan terhenti.

Dilansir Healthline, pelat pertumbuhan merupakan area tulang rawan dari jaringan yang tumbuh di ujung tulang panjang (misalnya tulang paha). Ketika masih muda, pelat ini lebih lunak dan rentan terhadap kerusakan. Namun, akan mengeras ketika kita dewasa.

Menurut Dr. Rob Raponi, dokter naturopati, pelat pertumbuhan bisa rusak jika bobot yang diangkat terlalu berat, postur tubuh yang buruk saat mengangkatnya, serta kurangnya pengawasan dari seseorang yang lebih berpengalaman. Kesimpulannya, angkat beban tetap aman jika dilakukan dengan benar.

7. Mitos: operasi potong tulang kaki merupakan prosedur yang aman untuk menambah tinggi badan

Mitos dan Fakta seputar Menaikkan Tinggi Badan yang Perlu Diketahuiilustrasi operasi (pexels.com/Vidal Balielo Jr.)

Manusia tidak pernah kekurangan akal. Setelah pertumbuhan berhenti, masih ada cara untuk menambah tinggi badan. Salah satunya dengan operasi pemanjangan kaki (leg-lengthening surgery) yang legal dan dianggap aman di beberapa negara.

Supaya tulang tumbuh lebih panjang, tulang kaki sengaja dipotong dan alat pemanjang ditanamkan. Namun, operasi ini tergolong invasif dan berisiko tinggi. Bahkan, bisa menyebabkan kerusakan saraf, cedera pada pembuluh darah, infeksi tulang, hingga penyembuhan tulang yang buruk!

Nah, itulah beberapa mitos seputar meninggikan badan yang mungkin pernah kita dengar beserta penjelasan faktanya. Semoga bisa mencerahkan!

Baca Juga: 7 Makanan dengan Kalsium Lebih Tinggi dari Segelas Susu

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya