Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pentingnya Kesadaran Literasi Gizi untuk Kendalikan Obesitas

ilustrasi label kemasan (pexels.com/Laura James)
Intinya sih...
  • Hari Obesitas Sedunia diperingati setiap 4 Maret untuk meningkatkan kesadaran akan dampak obesitas, tak terkecuali di Indonesia.
  • Obesitas di Indonesia terus meningkat secara signifikan. Dalam 20 tahun terakhir, angka obesitas pada individu di atas 18 tahun naik dari 10,50 persen pada tahun 2007 menjadi 23,40 persen pada tahun 2023.
  • Masyarakat diimbau membiasakan diri membaca label gizi pada kemasan makanan sebagai langkah penting dalam mencegah obesitas.

Setiap tahun, 4 Maret diperingati sebagai Hari Obesitas Sedunia atau World Obesity Day, yang menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran akan dampak dari obesitas. Tahun 2025, Hari Obesitas Sedunia difokuskan pada tantangan dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan. 

Dalam rangka memperingati Hari Obesitas Sedunia 2025, Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) gencar mengedukasi masyarakat tentang pentingnya memahami nilai gizi pada makanan kemasan. Upaya ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran konsumen dalam memilih produk pangan yang lebih sehat, sehingga bisa membantu menekan angka obesitas.

1. Peningkatan angka obesitas

ilustrasi obesitas (pexels.com/Towfiqu barbhuiya)

Obesitas menjadi ancaman kesehatan serius yang bisa meningkatkan risiko berbagai penyakit tidak menular seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung. Peningkatan angka obesitas di Indonesia menunjukkan bahwa masalah ini perlu mendapat perhatian lebih.

Berdasarkan data yang disampaikan oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes RI, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, obesitas di Indonesia terus meningkat secara signifikan. Dalam 20 tahun terakhir, angka obesitas pada individu di atas 18 tahun naik dari 10,50 persen pada tahun 2007 menjadi 23,40 persen pada tahun 2023.

Data Riskesdas juga memperkirakan bahwa sebanyak 68 juta individu dewasa di Indonesia mengalami obesitas. Sementara itu, sebanyak 20 persen anak usia 5–12 tahun mengalami overweight atau obesitas.

"Yang lebih mengkhawatirkan, angka obesitas pada anak diperkirakan meningkat hingga 100 persen antara tahun 2020 dan 2035. Ini menandakan krisis kesehatan yang makin mengancam generasi mendatang. Bahkan, diprediksi 1 dari 4 orang akan hidup dengan obesitas pada 2035," ungkap dr. Nadia dalam acara media workshop oleh Nutrifood pada Selasa (4/3/2025) di Jakarta. 

2. Pentingnya membaca label gizi pada makanan kemasan

ilustrasi membaca label kemasan (freepik.com/freepik)

Salah satu langkah penting dalam mencegah obesitas adalah membiasakan diri membaca label gizi pada kemasan makanan.

Dwiana Andayani, Apt., Direktur Standarisasi Pangan Olahan Badan POM, mengungkapkan bahwa masih banyak masyarakat yang belum memahami pentingnya informasi gizi pada label kemasan.

"Masyarakat diimbau untuk selalu memperhatikan Informasi Nilai Gizi yang mencantumkan jumlah sajian per kemasan, energi total per sajian, zat gizi utama seperti lemak, lemak jenuh, protein, dan karbohidrat, serta persentase Angka Kecukupan Gizi (AKG) per sajian," ungkap Dwiana. 

Badan POM telah menetapkan regulasi yang mewajibkan pencantuman Informasi Nilai Gizi (ING) pada kemasan produk. Ini termasuk label Front-of-Pack Nutrition Labelling (FoPNL) dan pesan kesehatan untuk membantu konsumen dalam memilih produk yang lebih sehat.

Dengan memahami label gizi, masyarakat bisa lebih cermat dalam mengontrol asupan gula, garam, dan lemak yang mereka konsumsi sehari-hari.

3. Batas Konsumsi Gula, Garam, dan Lemak yang Dianjurkan

Media workshop oleh Nutrifood untuk batasi gula, garam, lemak. (IDN Times/Rifki Wuda)

Mengontrol asupan gula, garam, dan lemak dalam makanan sangat penting untuk mencegah obesitas dan penyakit tidak menular lainnya. Kementerian Kesehatan RI telah menetapkan batas konsumsi harian yang ideal, yaitu:

  • Gula: Maksimal 50 gram per hari (setara dengan 4 sendok makan).
  • Garam: Maksimal 5 gram per hari (setara dengan 1 sendok teh).
  • Lemak: Maksimal 67 gram per hari (setara dengan 5 sendok makan).

Agar tidak melebihi batas konsumsi ini, masyarakat diimbau untuk membiasakan membaca Informasi Nilai Gizi sebelum membeli produk makanan atau minuman.

"Kebiasaan ini akan membantu konsumen memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan gizi mereka, serta mencegah konsumsi berlebihan yang dapat berujung pada obesitas dan masalah kesehatan lainnya." jelas Dwiana. 

Dengan menerapkan Prinsip Gizi Seimbang, masyarakat dapat mengontrol pola makan dengan lebih baik, menjaga berat badan ideal, serta menurunkan risiko penyakit. 

Meningkatkan literasi gizi di kalangan masyarakat menjadi langkah krusial dalam menekan angka obesitas yang terus meningkat. Dengan memahami Informasi Nilai Gizi pada kemasan makanan, masyarakat bisa membuat keputusan yang lebih bijak. Dengan membiasakan membaca label gizi sebelum membeli produk, kita bisa berkontribusi dalam pencegahan obesitas. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
Rifki Wuda Sudirman
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us