7 Penyebab Perempuan Menggemuk setelah Menikah

- Pasangan suami istri lebih cenderung mengonsumsi makanan berat kalori bersama, meningkatkan risiko kenaikan berat badan pasca-pernikahan.
- Studi menunjukkan bahwa pasangan yang bahagia dan puas dengan pernikahan mereka lebih mungkin mengalami kenaikan berat badan karena tekanan untuk menjaga penampilan hilang setelah menikah.
- Tingkat stres, kebiasaan makan, aktivitas fisik, dan faktor genetik juga dapat memengaruhi penambahan berat badan setelah menikah. Laki-laki pun rentan mengalami obesitas setelah menikah.
Bahagianya pernikahan membuat banyak orang ingin menghabiskan seluruh waktu ekstranya bersama pasangannya. Meskipun hal ini merupakan aspek yang menyenangkan sebagai pengantin baru, tetapi banyak pasangan menjadikan makan sebagai bagian utama dari aktivitas yang dinikmati bersama, dan ini bisa menyebabkan penambahan berat badan.
Menurut penelitian, pasangan yang telah menikah selama dua tahun atau lebih, mereka lebih mungkin mengalami kenaikan berat badan dibandingkan dengan mereka yang lajang.
Perempuan yang baru menikah pada usia awal 20-an mengalami kenaikan berat badan rata-rata 24 pon (9 kilogram) dalam lima tahun pertama pernikahan dan laki-laki dalam kelompok usia yang sama mengalami kenaikan rata-rata 30 pon (13,5 kilogram) pada waktu yang sama. Menariknya, pasangan yang tinggal bersama namun belum menikah tidak mengalami kenaikan berat badan pada tingkat yang sama.
Sementara itu, studi yang dilakukan oleh Universitas Glasgow, Skotlandia, menemukan bahwa masing-masing pengantin baru mengalami kenaikan berat badan rata-rata 4 hingga 5 pon (1,8 hingga 2,2 kilogram) pada tahun pertama pernikahan, sementara pasangan yang tinggal bersama menjadi gemuk lebih cepat, yaitu bertambah 3 hingga 4 pon (1,3 hingga 1,8 kilogram) dalam tiga bulan.
Berikut ini akan dipaparkan beberapa kemungkinan penyebab perempuan menggemuk setelah menikah.
1. Pasangan bisa saling memengaruhi
Pasangan suami istri sebagian besar waktu makan bersama-sama, jadi mereka lebih cenderung mengonsumsi makanan yang biasanya tidak mereka makan karena pasangannya mengidam makanan terebut.
Faktanya, pengaruh pasangan terhadap keputusan makan merupakan faktor besar dalam kenaikan berat badan setelah menikah. Dua faktor tambahan yang mungkin ikut berperan adalah kecenderungan untuk lebih sering makan bersama di luar dan memasak makanan lebih banyak saat makan di rumah. Meningkatnya waktu yang dihabiskan untuk menonton televisi bersama merupakan faktor lain dalam penambahan berat badan setelah menikah.
2. Tidak lagi merasakan tekanan untuk menjaga berat badan

Tekanan cenderung hilang begitu pasangan menikah. Dengan kata lain, orang yang berpacaran cenderung bertubuh langsing demi menjaga perhatian pasangannya.
Pasangan yang bahagia, puas dan aman dalam pernikahan mereka lebih mungkin mengalami kenaikan berat badan karena mereka tidak lagi merasakan tekanan untuk menarik perhatian pasangan (Health Psychology, 2013).
3. Kebahagiaan juga bisa menyebabkan penambahan berat badan
Setelah menikah, sebagian besar pasangan ingin saling membahagiakan satu sama lain. Konon, salah satu cara untuk mencapainya adalah melalui perut. Jadi, kebanyakan orang lebih memperhatikan makanan dan minuman pada awal-awal masa pernikahan.
Seseorang sering kali mencari resep baru untuk membuat pasangannya terkesan. Dalam kebanyakan kasus, demi menyenangkan pasangannya, faktor kesehatan ditinggalkan. Untuk mencegah kenaikan berat badan setelah menikah, ada baiknya mencari resep sehat yang tidak hanya enak tetapi juga menyehatkan.
4. Genetik

Kadang-kadang, berat badan bisa bertambah beberapa kilogram walaupun sudah kamu sudah mengontrol porsi makan atau makan dengan hati-hati setelah menikah. Dalam kasus seperti ini, faktor genetik mungkin menjadi penyebab kenaikan berat badan.
Apabila orang tua kamu menghadapi masalah kenaikan berat badan yang berujung pada obesitas setelah menikah, kamu mungkin rentan mengalaminya juga. Variasi tertentu dalam gen atau kadar hormon yang diturunkan dalam keluarga dapat menyebabkan penambahan berat badan seiring bertambahnya usia.
5. Peningkatan stres
Naiknya tingkat stres setelah menikah juga bisa berkontribusi terhadap kenaikan berat badan. Pernikahan biasanya mendatangkan lebih banyak tanggung jawab, dan bersamaan dengan itu, stres.
Ditambah lagi, kamu mungkin ingin memberikan kesan terbaik pada pasangan (dan mertua jika tinggal serumah). Ada pula tantangan hidup dalam sistem baru dengan orang-orang baru, yang mana ini juga membawa tekanan tersendiri.
Stres dalam kehidupan pernikahan berperan besar dalam berat badan. Ini dapat menimbulkan kecemasan dan stres, yang dapat menyebabkan makan berlebihan dan penambahan berat badan.
6. Emotional eating

Setelah menikah, kamu akan menyadari bahwa makanan dan kebahagiaan memiliki hubungan yang erat. Bila senang, kamu akan mulai menikmati makanan dengan kandungan gula, lemak, dan kalori yang tinggi. Ketika pasangan mengirimkan bunga atau memberi kejutan dengan hadiah, kamu cenderung makan berlebihan karena perubahan hormon bahagia.
Terkadang, pertengkaran atau konflik dengan pasangan bisa membuat kamu emosional dan merasa sedih. Dalam situasi stres seperti ini, gorengan dan makanan manis bisa menjadi makanan penenang. Emotional eating yang dipicu oleh momen sedih maupun bahagia dalam hubungan bisa memengaruhi berat badan secara drastis.
7. Penurunan aktivitas fisik karena komitmen waktu
Memenuhi tanggung jawab baru, menyeimbangkan komitmen dalam pekerjaan dan kehidupan pribadi, serta mengikuti rutinitas baru dapat mengurangi aktivitas fisik. Perubahan mendadak seperti itu dapat mengganggu aktivitas fisik dan kebiasaan makan.
Ketika kamu mengabaikan aktivitas fisik untuk memikul tanggung jawab baru, tubuh menumpuk lemak, dan timbunan lemak ekstra tersebut lama-lama akan mulai terlihat.
Perlu dicatat, bukan cuma perempuan yang bisa menggemuk setelah menikah. Laki-laki juga bisa.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh National Epidemiological Survey, status perkawinan dikaitkan dengan obesitas pada orang dewasa Yunani. Laki-laki yang menikah mempunyai rasio ganjil sebesar 2,28 untuk mengalami obesitas, sedangkan perempuan yang menikah mempunyai rasio ganjil sebesar 2,31. Mengenai obesitas perut, laki-laki yang menikah memiliki rasio ganjil sebesar 3,40, sedangkan perempuan hanya 2,40. Artinya, laki-laki lebih mungkin memiliki lemak perut setelah menikah (BMC Public Health, 2010).
Kabar baiknya, penambahan berat badan setelah menikah bisa dicegah. Kamu dan pasangan bisa saling memengaruhi satu sama lain untuk membuat pilihan yang lebih sehat. Kompaklah untuk memasak menu bergizi, berbelanja makanan sehat bersama, menjadikan persiapan makanan sebagai upaya bersama, serta olahraga bersama.
Referensi
"Why Do People Gain Weight After Marriage?" Livestrong. Diakses April 2025.
"Newlyweds gain an average of four to five pounds in the first year, claim experts." The Independent. Diakses April 2025.
Andrea L Meltzer et al., “Marital Satisfaction Predicts Weight Gain in Early Marriage.,” Health Psychology 32, no. 7 (January 1, 2013): 824–27, https://doi.org/10.1037/a0031593.
"Weight Gain After Marriage Is Common, Know Why It Happens and How To Prevent." Onlymyhealth. Diakses April 2025.
"12 Reasons Why Women Gain Weight After Marriage." Bonobology. Diakses April 2025.
"Why Women Gain Weight After Marriage." Kolors Health Care. Diakses April 2025.
Themistoklis Tzotzas et al., “Marital Status and Educational Level Associated to Obesity in Greek Adults: Data From the National Epidemiological Survey,” BMC Public Health 10, no. 1 (November 26, 2010), https://doi.org/10.1186/1471-2458-10-732.