Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pembuatan tato (unsplash.com/benjamin lehman)

Tato adalah salah satu bentuk modifikasi tubuh, yang mana seseorang dapat membubuhkan gambar permanen di tubuhnya. Beberapa orang menganggap tato adalah seni dan memilikinya adalah hal yang umum.

Meski demikian, membuat tato juga membawa risiko seperti iritasi atau infeksi pada kulit. Menurut keterangan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA), terdapat laporan sejumlah orang yang mengalami alergi atau reaksi pada kulit setelah mendapatkan tato.

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ini informasi seputar infeksi pada tato termasuk cara mengidentifikasinya, mencegahnya, dan mengatasinya.

1. Tanda-tanda kulit yang ditato terinfeksi

ilustrasi tato (pexels.com/cottonbro)

Bagaimana, sih, cara mengidentifikasi tato terinfeksi? Dilansir Healthline, pada dasarnya infeksi tato bisa dengan mudah terlihat, yaitu ruam atau kemerahan, dengan kulit menonjol atau bergelombang di area tato.

Pada beberapa kasus, kulit mungkin hanya mengalami iritasi karena jarum tato, khususnya bila kulitmu sensitif. Bila ini yang terjadi, biasanya akan hilang setelah beberapa hari.

Akan tetapi, jika gejala berlanjut hingga seminggu atau lebih, temui dokter khususnya bila terdapat gejala ini:

  • Demam
  • Gelombang panas dan dingin
  • Menggigil
  • Pembengkakan di area tato
  • Keluar nanah dari tato
  • Lesi merah di area tato
  • Ada garis-garis kemerahan di area tato
  • Area jaringan yang mengeras dan menonjol

Menurut laporan berjudul "Complications of Tattoos and Tattoo Removal: Stop and Think Before you ink" dalam Journal of Cutaneous and Aesthetic Surgery tahun 2015, infeksi juga dapat terjadi ketika jarum yang digunakan kurang steril atau bersih. Selain itu, komplikasi bisa terjadi bahkan beberapa tahun kemudian. Salah satunya adalah tumbuhnya tumor atau penyakit kulit lain seperti psoriasis.

Dilansir AuthorityTattoo, infeksi juga bisa terjadi karena tinta yang digunakan. Setiap tinta tato memiliki bahan-bahan yang berbeda. Namun, beberapa mengandung metal salts, iron oxides, atau plastik. Beberapa metal juga digunakan untuk memberikan pewarnaan pada tinta seperti berikut:

  • Merkuri untuk merah
  • Timbal untuk kuning, hijau, atau putih
  • Kadmium untuk merah, oranye, atau kuning
  • Nikel untuk hitam
  • Seng untuk kuning atau putih
  • Kromium untuk hijau
  • Kobalt untuk biru
  • Aluminium untuk hijau atau ungu
  • Titanium untuk putih
  • Tembaga untuk biru atau hijau
  • Besi untuk cokelat, merah, atau hitam
ilustrasi tato yang terinfeksi (mymed.com)

Mengetahui bahan tinta tato sangat penting agar kita tahu potensi risikonya. Mengutip keterangan dari American Chemical Society, regulator Swiss pernah melakukan analisis terhadap 299 tinta tato. Serempat dari tinta yang diteliti memiliki antiseptik benzoisothiazolinone, yang merupakan iritan kulit.

Tak hanya itu, sebanyak 7 persen tinta dalam penelitian tersebut mengandung pengawet formaldehida, yang diklasifikasikan sebagai karsinogen oleh International Agency for Research on Cancer.

Penggunaan metal pada tinta ini sebenarnya memicu kontroversi. Karena, penggunaan timbal misalnya, dapat memicu keracunan. Keracunan timbal dapat memicu anemia, gagal ginjal, kehilangan nafsu makan, sakit perut yang luar biasa, dan kelelahan yang teramat sangat, mengutip Healthline.

2. Waspadai infeksi bakteri

Editorial Team

Tonton lebih seru di