Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tips Aman Konsumsi Jeroan agar Kolesterol Gak Naik Drastis

ilustrasi jeroan sapi (pixabay.com/Platus)

Jeroan kerap jadi makanan favorit karena gurih dan teksturnya yang unik. Namun, konsumsi jeroan secara berlebihan atau tanpa pengetahuan yang tepat bisa berdampak negatif pada kesehatanmu. Buat kamu yang suka makan babat, paru, atau hati ayam, penting banget memahami cara memilih, mengolah, serta mengonsumsinya secara tepat.

Jeroan dikenal bernutrisi seperti zat besi, vitamin A, B12, dan zinc, tapi mengandung kolesterol juga purin yang tinggi. Jadi, yuk, kenali cara aman dan sehat agar kamu bisa tetap menikmati makanan favorit ini sambil menjaga tubuh tetap fit. Dengan begitu, kamu tidak perlu khawatir akan lonjakan kolesterol yang drastis.

1. Pilih jenis jeroan yang paling banyak mengandung nutrisi dan rendah risiko

ilustrasi hati sapi yang segar (pixabay.com/Hans)

Saat berbicara soal jeroan, gak semua organ dalam diciptakan sama, lho. Hati sapi, misalnya, dikenal sebagai salah satu sumber vitamin A dan zat besi terbaik. Satu porsi hati sapi mengandung lebih dari 100 persen kebutuhan harian vitamin A serta B12, lho. Namun, organ seperti otak atau ginjal bisa mengandung kadar kolesterol dan purin yang jauh lebih tinggi. Maka dari itu, penting untuk memilih jeroan dengan profil nutrisi yang seimbang agar manfaatnya optimal bagi tubuhmu.

Dilansir Healthline, hati sapi mengandung sekitar 17,5 gram protein per 100 gram dan sangat kaya akan zat besi heme, yang mudah diserap tubuh dibandingkan zat besi nabati. Sementara itu, otak sapi mengandung asam lemak omega-3, tapi juga tinggi kolesterol, sehingga konsumsinya sebaiknya dibatasi. Jadi, kalau kamu ingin menghindari risiko, pilihlah hati, lidah, atau limpa yang cenderung lebih aman untuk dikonsumsi dalam jangka panjang, ya.


2. Pahami cara mengolah jeroan agar tetap aman dikonsumsi

ilustrasi air jeruk nipis (pexels.com/Pixabay)

Tak hanya fokus pada jenisnya saja, tapi cara memasak jeroan juga harus diperhatikan dengan cermat. Jeroan harus diolah dengan benar agar bakteri dan parasit yang mungkin menempel bisa dimatikan. Cuci bahan-bahan ini dengan air mengalir, rendam dalam air jeruk nipis atau cuka untuk menghilangkan bau dan lendir, lalu rebus hingga benar-benar matang sebelum dimasak lebih lanjut. Hindari juga penggunaan santan berlebihan, terutama jika kamu punya masalah kolesterol.

Mengutip dari WebMD, jeroan seperti usus dan babat bisa menyimpan bakteri E. coli atau salmonella jika tidak dibersihkan dan dimasak dengan benar. Penggunaan teknik masak rendah minyak seperti kukus, rebus, atau tumis dengan sedikit minyak zaitun bisa membantu menjaga kandungan nutrisi tetap utuh, sekaligus mengurangi risiko penyakit jantung. Selain itu, hindari menggoreng jeroan secara berulang karena bisa meningkatkan lemak trans yang berbahaya.

3. Atur frekuensi konsumsi agar tak berlebihan

ilustrasi hidangan dari hati ayam (pixabay.com/arinaja)

Meski jeroan bernutrisi, ini bukan berarti bisa dikonsumsi setiap hari. Cukup konsumsi 1-2 kali seminggu dengan porsi yang sedang, sekitar 85–100 gram sekali makan. Ini penting untuk menghindari penumpukan kolesterol dan purin dalam tubuh, yang bisa memicu penyakit jantung atau asam urat. Selain itu, usahakan mengombinasikan konsumsi jeroan dengan sayuran kaya serat dan vitamin C untuk membantu penyerapan zat besi secara optimal.

Artikel dari Harvard Health Publishing menyebutkan bahwa terlalu sering mengonsumsi jeroan bisa meningkatkan kadar kolesterol LDL serta memicu risiko kardiovaskular, lho.Selain itu, Cleveland Clinic juga menyarankan agar penderita hipertensi dan diabetes membatasi konsumsi jeroan karena kandungan natrium dan lemak jenuhnya cukup tinggi.Jadi, meskipun enak dan bergizi, jaga pola makannya tetap seimbang, ya!

4. Cermati sumber jeroan, pilih yang segar dan bersih

ilustrasi jeroan sapi (pixabay.com/Platus)

Selain jenis dan cara olah, kamu juga harus memperhatikan sumber jeroan yang kamu beli. Pastikan jeroan berasal dari hewan yang sehat dan dipotong di tempat yang bersih dan higienis. Hindari membeli jeroan yang sudah berwarna pucat, berbau menyengat, atau berlendir, karena itu tanda bahwa jeroan sudah tidak layak konsumsi. Semakin segar jeroan, semakin rendah pula risiko kontaminasi bakteri berbahaya.

U.S. Food and Drug menyarankan, jeroan segar harus disimpan di bawah suhu 4 derajat Celsius dan dimasak dalam waktu 1-2 hari setelah pembelian untuk menjaga kesegarannya. Kamu juga bisa mempertimbangkan untuk membeli jeroan dari peternakan organik yang menerapkan standar kesehatan hewan lebih tinggi, sehingga residu antibiotik atau logam berat bisa diminimalkan. Ini penting terutama buat kamu yang mengonsumsi jeroan secara rutin.

5. Ketahui siapa yang sebaiknya menghindari jeroan

ilustrasi memotong jeroan (freepik.com/freepik)

Orang dengan kolesterol tinggi, gangguan ginjal, atau asam urat sebaiknya menghindari atau membatasi jeroan. Kandungan purin di dalamnya dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah, yang memicu serangan gout. Begitu juga dengan kadar kolesterolnya yang tinggi bisa memperburuk kondisi jantung dan pembuluh darah bagi penderita penyakit kronis.

Dilansir Mayo Clinic, konsumsi jeroan harus dibatasi oleh mereka yang memiliki risiko penyakit jantung atau tekanan darah tinggi. Selain itu, anak-anak dan ibu hamil juga sebaiknya berhati-hati karena beberapa organ seperti hati sangat tinggi vitamin A, dan kelebihan vitamin A selama kehamilan bisa berdampak negatif. Kalau kamu punya kondisi medis tertentu, konsultasi dulu ke dokter sebelum mulai rutin mengonsumsi jeroan, ya.

Jeroan bisa menjadi bagian dari pola makan sehat selama kamu tahu tips konsumsi jeroan sehat. Dengarkan sinyal dari tubuhmu dan berkonsultasi dengan ahli gizi jika ingin menjadikan jeroan sebagai sumber protein utama, ya. Ingat, kunci sehat bukan pada menghindari makanan tertentu, tetapi bagaimana kamu menyesuaikannya dengan kebutuhan tubuh dan gaya hidupmu. Selamat menikmati jeroan secara lebih bijak dan sehat!

Referensi

“Organ Meats: Nutrients and Downsides”. Healthline. Diakses Juni 2025.
“Slideshow: The Dangers of Food Poisoning”. WebMD. Diakses Juni 2025.
“4 Foods Not to Eat If You Have High Cholesterol”. Harvard Health Publishing. Diakses Juni 2025.
“Cholesterol & Nutrition: TLC Diet Guidelines”. Cleveland Clinic. Diakses Juni 2025.
“Are You Storing Food Safely?”. U.S. Food and Drug Administration. Diakses Juni 2025.
“Heart-healthy diet: 8 Steps to Prevent Heart Disease”. Mayo Clinic. Diakses Juni 2025.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Izza Namira
EditorIzza Namira
Follow Us