Hii! Ketakutan Berlebih pada Serangga? Ini 5 Fakta Ilmiah Entomofobia

Mending lihat hantu daripada lihat serangga!

Panik saat melihat kecoak terbang? Itu biasa. Namun, bila ketakutan dahsyat saat melihat kupu-kupu, ngengat, lalat, atau serangga lainnya yang sebetulnya tidak menakutkan atau berbahaya, itu adalah tanda kamu punya entomofobia alias fobia terhadap serangga.

Takut pada serangga sebetulnya bukan hal aneh. Namun, ini berbeda dengan kasus entomofobia. Khususnya kamu yang takut dengan serangga, yuk ketahui fakta-fakta menarik tentang fobia ini!

1. Entomofobia ada lima jenis, bergantung pada jenis serangga yang ditakuti

Hii! Ketakutan Berlebih pada Serangga? Ini 5 Fakta Ilmiah Entomofobiagifer.com

Entomofobia berasal dari dua kata Yunani, έντομο (entomo/serangga) dan φόβος (phobos/takut). Jadi, entomofobia adalah ketakutan yang berlebihan saat melihat serangga, bahkan meski serangga yang ditakuti tersebut tidak berbahaya sama sekali.

Dikategorikan sebagai salah satu fobia spesifik dalam buku panduan "Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Edisi Ke-5 (DSM-5)" yang dikeluarkan oleh American Psychological Association, entomofobia memiliki beberapa pengelompokan dominan seperti:

  • Apifobia (takut pada lebah);
  • Mirmekofobia (takut pada semut);
  • Lepidopterophobia (takut pada kupu-kupu atau ngengat);
  • Katsaridafobia (takut pada kecoak); dan
  • Arachnophobia (takut pada laba-laba).

2. Kenapa seseorang bisa sampai fobia terhadap serangga?

Hii! Ketakutan Berlebih pada Serangga? Ini 5 Fakta Ilmiah Entomofobiagfycat.com

Baca Juga: 5 Fakta Hippopotomonstrosesquippedaliophobia, Fobia Kata-kata Panjang

Sama seperti fobia lainnya, entomofobia bisa sangat mengganggu penderita, bahkan sampai menurunkan kualitas hidup. Sayangnya, penyebab pasti fobia belum ditemukan.

Bukan hanya faktor usia, dilansir dari laman Mayo Clinic, faktor perasaan bisa menentukan perkembangan fobia pada seseorang. Seseorang yang memiliki pembawaan sensitif atau terlalu negatif bisa dengan cepat mengidap fobia baru.

Selain itu, mengutip dari laman Healthline, faktor-faktor yang dapat mengembangkan entomofobia antara lain:

  • Pengalaman tidak mengenakkan yang melibatkan serangga (digigit atau disengat);
  • Meniru reaksi orang terdekat (seperti orang tua atau sahabat);
  • Faktor genetik; 
  • Faktor lainnya seperti trauma dari cedera otak.

3. Gejala-gejala umum yang menyertai pengidap entomofobia

Hii! Ketakutan Berlebih pada Serangga? Ini 5 Fakta Ilmiah Entomofobiagifer.com

Kaget sampai lombat melihat serangga, misalnya kecoak, yang melintas di kaki adalah respons wajar. Kalau pada penderita entomofobia, rasa takut yang dirasakan bisa membuatnya berkeringat dingin atau mematung.

Secara fisik, penderita entomofobia dapat menunjukkan gejala-gejala seperti ini saat melihat serangga yang ditakuti:

  • Serangan panik;
  • Jantung berdebar-debar;
  • Sesak napas;
  • Berkeringat
  • Hiperventilasi (napas berlebihan);
  • Bibir kering;
  • Gemetar; 
  • Menangis (terutama pada anak-anak).

Sementara itu, secara psikis pengidap entomofobia dapat menunjukkan gejala berikut:

  • Takut atau waswas saat memikirkan atau melihat serangga yang akan semakin menjadi-jadi saat serangga tersebut mendekat;
  • Ketidakmampuan untuk mengendalikan ketakutan tersebut (meskipun tahu rasa takut tersebut tidak masuk akal);
  • Tidak mampu beraktivitas karena takut serangga; 
  • Menghindari aktivitas atau tempat yang banyak serangga, misalnya taman, kebun, hutan, dan sebagainya.

4. Bagaimana cara tahu kita punya entomofobia atau hanya sekadar takut biasa?

Hii! Ketakutan Berlebih pada Serangga? Ini 5 Fakta Ilmiah Entomofobiatenor.com

"Bagaimana caranya saya tahu apakah saya mengidap entomofobia atau tidak?"

Pertanyaan bagus! Sebelum memutuskan konsultasi ke psikiater atau psikolog, kamu bisa mengisi kuisioner yang dapat kamu akses dari "Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Edisi Ke-5 (DSM-5)". Daftar pertanyaannya meliputi:

  • Apakah ketakutan saya makin sering atau makin parah selama enam bulan atau lebih?;
  • Apakah saya merasa terlalu waswas pada situasi yang melibatkan serangga, seperti berkebun?;
  • Apakah saya merasa panik saat berdekatan atau menyentuh serangga?;
  • Apakah saya sadar bahwa ketakutan pada serangga mungkin tidak masuk akal?; 
  • Apakah saya menghindari situasi yang memaksa saya berdekatan atau menyentuh serangga?

Jika sebagian besar hingga semua pertanyaan tersebut jawabannya "iya", mungkin kamu butuh pertolongan dari ahlinya!

5. Solusi untuk entomofobia, tanpa obat!

Hii! Ketakutan Berlebih pada Serangga? Ini 5 Fakta Ilmiah Entomofobiagfycat.com

Jika entomofobia sudah mulai membuat hidupmu berantakan, itu saatnya kamu mencari pertolongan ke psikiater atau psikolog. Nantinya, mereka akan melakukan wawancara tentang gejala yang muncul dan riwayat kesehatan psikologis. Dari situ, baru bisa ditentukan terapi yang sesuai.

Umumnya, terapi untuk mengatasi fobia adalah terapi perilaku kognitif atau cognitive behavioral therapy (CBT), terapi paparan (exposure therapy), atau kombinasi keduanya.

CBT bertujuan untuk mengubah proses pola pikir (kognitif) dan perilaku. Sementarai itu, terapi paparan dapat menghentikan penderita dari pola menghindari objek yang ditakuti. Sehingga, secara bertahap rasa takut tersebut bisa perlahan sirna dan menghilang.

Namun, bila rasa takut yang dirasakan sudah cenderung parah, bahkan memunculkan gejala depresi, bukan tidak mungkin obat-obatan diperlukan.

Hii! Ketakutan Berlebih pada Serangga? Ini 5 Fakta Ilmiah Entomofobiagiphy.com

Demikian fakta-fakta medis seputar entomofobia alias rasa takut berlebihan terhadap serangga. Kalau kamu salah satu penderitanya, yakinlah bahwa fobia bukanlah gangguan psikis yang tidak bisa ditangani. Jadi, jangan sungkan untuk berkonsultasi dengan ahli kejiwaan, ya.

Baca Juga: 7 Fobia Pada Hewan yang Kadang Bikin Gak Masuk Akal

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya