Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Selain Penyegar Napas, Ini Manfaat Lain Permen Karet

ilustrasi mengunyah permen karet (unsplash.com/Quinten de Graaf)
ilustrasi mengunyah permen karet (unsplash.com/Quinten de Graaf)
Intinya sih...
  • Permen karet memiliki banyak manfaat, lebih dari sekadar penyegar napas.
  • Studi terbaru menunjukkan permen karet dapat membantu berhenti merokok, mempercepat pemulihan pascaoperasi, dan mengurangi kecemasan.
  • Permen karet juga bermanfaat dalam meningkatkan performa olahraga, mendukung kesejahteraan mental, dan mengurangi rasa haus pada pasien dialisis.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Permen karet hampir selalu dikaitkan dengan kesehatan mulut. Orang sering mengunyahnya untuk menyegarkan napas, mencegah gigi berlubang, dan menambah produksi air liur. Ternyata, menurut studi terbaru, manfaatnya tidak berhenti di sana.

Faktanya, praktik mengunyah bahan seperti permen karet sudah ada sejak ribuan tahun lalu. Catatan sejarah menyebutkan orang Mesir kuno hingga bangsa Maya sudah mengunyah resin alami. Versi modern permen karet muncul pada abad ke-19, ketika getah pohon sapodilla menjadi bahan utama. Kini, permen karet dibuat dari bahan yang tidak bisa dicerna, diberi perasa dan pemanis agar lebih nikmat.

Studi terbaru menunjukkan permen karet juga punya potensi manfaat lain, yaitu membantu orang berhenti merokok lewat nicotine gum, mempercepat pemulihan pasien pascaoperasi, hingga menurunkan kecemasan. Karena murah, mudah didapat, dan umumnya aman, permen karet berpotensi menjadi alat kesehatan publik.

Dari performa olahraga hingga alat medis

Dalam tinjauan literatur terbaru, tercatat ada 260 penelitian yang meneliti peran berbagai jenis permen karet, mulai dari yang mengandung gula, bebas gula dengan atau tanpa xilitol, permen karet berkafein, hingga nicotine gum.

Tiga manfaat utama yang menonjol:

  • Kesejahteraan dan performa

Permen karet berkafein, misalnya, terbukti menurunkan rasa lelah, meningkatkan daya tahan, mempercepat reaksi, bahkan memperkuat performa olahraga. Selain itu, mengunyah permen karet juga bisa membantu mengurangi stres, menstabilkan suasana hati, meningkatkan konsentrasi, dan mengontrol nafsu makan.

  • Alat bantu medis

Dari 40 studi, 14 di antaranya meneliti nicotine gum untuk berhenti merokok. Hasilnya positif: nicotine gum terbukti membantu orang tetap konsisten dalam program berhenti merokok, yang sangat penting untuk keberhasilan jangka panjang.

Selain itu, permen karet juga digunakan untuk mengurangi rasa haus pada pasien dialisis, membantu kontrol gula pada ibu hamil dengan diabetes, meringankan nyeri, hingga menurunkan ketidaknyamanan pada penyakit pencernaan.

Ada juga studi kecil pada gangguan THT, penyakit Alzheimer, ADHD, hingga masalah jantung.

  • Dukungan pascaoperasi

Lebih dari 150 studi menunjukkan bahwa permen karet bermanfaat dalam fase pemulihan setelah tindakan bedah, terutama operasi perut. Dengan mekanisme yang disebut “sham feeding”, gerakan mengunyah menipu tubuh seolah sedang makan sehingga memicu pelepasan hormon pencernaan. Hasilnya, peristaltik usus lebih cepat pulih, mual dan muntah berkurang, nyeri pascaoperasi lebih ringan, dan lama rawat inap bisa lebih singkat.

Masih butuh penelitian lebih lanjut

ilustrasi permen karet (pixabay.com/Adrian)
ilustrasi permen karet (pixabay.com/Adrian)

Meski temuan-temuan ini menjanjikan, tetapi perlu digarisbawahi bahwa sebagian besar penelitian dilakukan pada orang dewasa. Bukti tentang manfaat permen karet pada anak-anak dan lansia masih sangat terbatas. Dari 12 studi pada anak, hampir semuanya meneliti peran permen karet dalam pemulihan pascaoperasi, bukan pada aspek kesejahteraan atau performa. Pada lansia, hanya ada empat studi: satu meneliti daya ingat, satu pada pasien Alzheimer, dan dua pada pemulihan pencernaan setelah operasi.

Kesimpulannya, permen karet bukan hanya sekadar camilan atau penyegar napas. Permen karet bisa berfungsi sebagai alat bantu kesehatan, mulai dari meningkatkan performa, mendukung kesejahteraan mental, membantu orang berhenti merokok, hingga mempercepat pemulihan pascaoperasi. Namun, untuk benar-benar memantapkan perannya dalam dunia medis, dibutuhkan penelitian lebih lanjut, terutama pada kelompok anak-anak dan orang lanjut usia.

Referensi

Aesha Allam et al., “Chewing Gum and Health: A Mapping Review and an Interactive Evidence Gap Map,” Nutrients 17, no. 17 (August 25, 2025): 2749, https://doi.org/10.3390/nu17172749.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us

Latest in Health

See More

[QUIZ] Dari Latihan Kardio Favoritmu, Ini Manfaat yang Bisa Kamu Dapat

04 Sep 2025, 22:40 WIBHealth