Apa Itu Delayed Postpartum Depression?

- Depresi pascapersalinan bisa muncul lama setelah persalinan, dikenal sebagai delayed postpartum depression (DPPD).
- Gejala DPPD sering terlewatkan karena muncul di luar periode pascapersalinan, dan dapat memengaruhi bonding dengan bayi.
- DPPD memerlukan perawatan medis, berbeda dengan baby blues yang hilang dengan sendirinya.
Depresi pascapersalinan atau postpartum depression biasanya muncul tak lama setelah pascapersalinan. Akan tetapi, ternyata gejala depresi bisa juga muncul lama setelah persalinan, yang dikenal sebagai delayed postpartum depression (DPPD).
Mendiagnosis DPPD bisa menjadi sulit karena gejalanya muncul sangat terlambat. Selain itu, perawatan untuk kondisi ini juga sering kali terlewatkan.
Ibu yang mengalami DPPD sering tidak menyadari kondisinya dan gejala dapat mempersulit bonding dengan bayi baru mereka. Pelajari tanda-tanda dan langkah-langkah yang dapat kamu ambil untuk mencegah, mengatasi, dan mengobati DPPD.
1. Apa itu delayed postpartum depression?
Secara umum, enam minggu pertama sering kali merupakan waktu yang paling mungkin untuk gejala postpartum depression berkembang. Namun, terkadang gejala dapat muncul beberapa bulan kemudian atau bahkan lebih dari satu tahun kemudian, dan inilah yang merujuk pada DPPD.
Saat sibuk mengurus bayi, mudah untuk mengabaikan perasaan dan mengutamakan diri sendiri, terutama jika gejalanya muncul di luar periode pascapersalinan. Terkadang, orang hanya menganggap ini sebagai stres dan tekanan menjadi orang tua. Bahkan, dokter mungkin tidak melihat tanda-tandanya. Itulah mengapa sangat penting bagi ibu dan orang-orang di sekitarnya untuk mewaspadai DPPD.
2. Gejala

Gejala DPPD dan postpartum depression kurang lebih sama. Beberapa gejala yang paling umum antara lain:
- Perasaan sangat khawatir.
- Merasa bersalah.
- Merasa tidak berharga.
- Perasaan putus asa.
- Kehilangan minat dalam hidup.
- Perubahan pola tidur.
- Menangis tanpa alasan.
- Kelelahan.
- Pikiran untuk bunuh diri.
DPPD dan postpartum depression tidak sama dengan baby blues. Baby blues cenderung hilang dengan sendirinya, sementara DPPD cenderung berlangsung lebih lama, dan sering kali memerlukan perawatan medis untuk mengatasinya.
3. Faktor risiko
DPPD dapat memengaruhi semua ibu, tetapi beberapa ibu mungkin berisiko lebih tinggi mengalaminya. Faktor risiko DPPD meliputi:
- Masalah kesehatan mental sebelumnya.
- Melalui proses persalinan yang traumatis.
- Kelahiran prematur.
- Bayi dirawat di NICU.
- Kehamilan yang tidak direncanakan atau tidak diinginkan.
- Bayi mengalami komplikasi kesehatan.
- Kesulitan menyusui.
- Peristiwa traumatis selama kehamilan atau setelah melahirkan.
- Pemulihan dari kecanduan.
4. Berapa lama DPPD berlangsung

Durasi DPPD berbeda-beda untuk setiap orang, bergantung pada banyak faktor:
- Tingkat keparahannya.
- Pengobatan.
- Stresor (pemicu stres) kehidupan.
- Gaya hidup.
- status kesehatan.
Gejala DPPD dapat berlangsung beberapa bulan hingga dua tahun, tergantung pada seberapa cepat ibu mencari bantuan. Kabar baiknya, dengan pengobatan yang efektif, kondisi pasien sering kali membaik relatif cukup cepat.
5. Curiga mengalami DPPD dua tahun setelah persalinan, harus bagaimana?
Jika kamu mengalami gejala depresi jauh setelah melahirkan, kamu mungkin ragu-ragu apakah ini adalah postpartum depression. Penting untuk tidak mengabaikan perasaan apa pun yang kamu alami.
Secara klinis, dokter mungkin mendiagnosis kamu dengan gangguan depresi mayor, gangguan depresi persisten, atau DPPD. Meskipun demikian, label tidak selalu penting. Sebab, diagnosis tersebut sering kali memiliki tujuan pengobatan yang sama: suasana hati yang tertekan. Jadi, yang terpenting adalah segera mencari bantuan jika kamu merasa ada yang salah.
Dokter mungkin akan mempertimbangkan dampak potensial dari menjadi ibu dan merawat anak sebagai bagian dari akar depresi. Intinya, jika kamu mengalami suasana hati yang buruk, baik itu segera setelah melahirkan atau beberapa tahun kemudian, hubungi profesional medis. Makin cepat mendapatkan perawatan, maka makin cepat kamu dapat pulih.
Postpartum depression adalah kondisi serius bagi perempuan, termasuk delayed postpartum depression. Jika kamu mengalami gejala depresi, segera cari bantuan. Depresi bukanlah aib. Mencari pertolongan sesegera mungkin adalah kunci agar kamu dapat kembali menjadi diri sendiri dan menikmati waktu bersama buah hati tercinta.
Referensi
Flo. Diakses pada Agustus 2024. How to identify and treat delayed postpartum depression.
Healthnews. Diakses pada Agustus 2024. Delayed Postpartum Depression: Recognizing the Signs and Seeking Help.
Sudocrem. Diakses pada Agustus 2024. Delayed Postpartum Depression: What You Need To Know.