Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apakah Kanker Kolorektal Bisa Dicegah dengan Olahraga?

ilustrasi orang sedang menggunakan sepeda statik (pexels.com/ivan-samkov)
Intinya sih...
  • Kanker kolorektal mencakup kanker kolon (usus besar) dan kanker rektal dan berasal dari usus besar
  • Penelitian menunjukkan bahwa aktivitas fisik secara teratur dapat menurunkan risiko kanker kolorektal.
  • Selain menerapkan langkah-langkah pencegahan, tes skrining juga penting menemukan polip prakanker, sehingga dapat diangkat sebelum berubah menjadi kanker. Tes skrining juga dapat menemukan kanker kolorektal sejak dini, saat pengobatan paling tepat.

Ada banyak manfaat olahraga, termasuk mengurangi risiko kanker. Menjadi aktif secara fisik juga dapat membantu banyak pasien kanker, selama dan setelah perawatan mereka.

Lantas, apakah rutin berolahraga dapat mencegah kanker kolorektal?

Apa itu kanker kolorektal?

Kanker kolorektal mencakup kanker kolon (usus besar) dan kanker rektal dan berasal dari usus besar, yang merupakan bagian dari saluran pencernaan. Kanker kolorektal adalah salah satu dari sedikit kanker yang dapat dicegah melalui skrining, juga sangat dapat diobati jika didiagnosis pada tahap awal.

Berdasarkan Global Burden of Cancer Study (Globocan) dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2020, kasus baru kanker kolorektal di Indonesia tercatat hingga 34.189 orang, atau 8,6 persen dari seluruh keganasan, menempati peringkat ke-4 keganasan pada laki-laki dan perempuan.

Pada laki-laki, kasus kanker kolorektal lebih tinggi (kasus baru 21.764 pasien) dibandingkan dengan perempuan (kasus baru 12.425 pasien).

Gejala kanker kolorektal

Tanda dan gejala umum kanker kolorektal antara lain:

  • Perubahan kebiasaan buang air besar, seperti diare, sembelit, atau penipisan tinja, yang berlangsung lebih dari beberapa hari.
  • Rasa ingin buang air besar yang tidak kunjung hilang setelah buang air besar.
  • Pendarahan rektal dengan darah merah terang.
  • Darah dalam tinja, yang mungkin membuat tinja tampak cokelat tua atau hitam.
  • Kram atau nyeri perut.
  • Kelemahan dan kelelahan.
  • Penurunan berat badan yang tidak diinginkan.

Kanker kolorektal sering kali dapat menyebabkan pendarahan ke dalam saluran pencernaan. Terkadang darah dapat terlihat di tinja atau membuatnya tampak lebih gelap, tetapi sering kali tinja tampak normal. Namun, seiring waktu, kehilangan darah dapat menumpuk dan dapat menyebabkan jumlah sel darah merah rendah (anemia). Terkadang tanda pertama kanker kolorektal adalah tes darah yang menunjukkan jumlah sel darah merah rendah.

Beberapa orang mungkin memiliki tanda-tanda bahwa kanker telah menyebar ke hati, yaitu pembesaran hati, penyakit kuning/jaundice (menguningnya kulit atau bagian putih mata), atau kesulitan bernapas akibat kanker yang menyebar ke paru-paru.

Faktor risiko kanker kolorektal

Risiko terkena kanker kolorektal meningkat seiring bertambahnya usia. Faktor risiko lainnya meliputi:

  • Penyakit radang usus seperti penyakit Crohn atau kolitis ulseratif.
  • Riwayat pribadi atau keluarga terkena kanker kolorektal atau polip kolorektal.
  • Sindrom genetik seperti poliposis adenomatosa familial (FAP) atau kanker kolorektal nonpoliposis herediter (sindrom Lynch).

Faktor gaya hidup yang dapat menyebabkan peningkatan risiko kanker kolorektal meliputi:

  • Kurangnya aktivitas fisik secara teratur.
  • Pola makan rendah buah dan sayur.
  • Pola makan rendah serat dan tinggi lemak, atau pola makan tinggi daging olahan.
  • Kegemukan dan obesitas.
  • Konsumsi alkohol.
  • Penggunaan tembakau.

Apakah kanker kolorektal dapat dicegah dengan rutin berolahraga?

ilustrasi kanker kolorektal (pexels.com/Anna Tarazevich)

Ya, rutin berolahraga dapat membantu mencegah kanker kolorektal. 

Penelitian menunjukkan bahwa aktivitas fisik secara teratur dapat menurunkan risiko kanker kolorektal sebesar 20 hingga 30 persen.

Sebuah metaanalisis yang diterbitkan dalam British Journal of Cancer menemukan bahwa individu yang melakukan aktivitas fisik secara teratur memiliki risiko 24 persen lebih rendah terkena kanker kolon dibandingkan dengan mereka yang gaya hidupnya sedenter (tidak banyak bergerak).

Rutin berolahraga membantu:

  • Mengatur kadar hormon yang memengaruhi pertumbuhan sel di kolon.
  • Mengurangi peradangan, salah satu pendorong utama kanker kolorektal.
  • Meningkatkan fungsi sistem kekebalan tubuh, yang memungkinkan tubuh mendeteksi dan menghilangkan sel-sel abnormal.

Selain itu, olahraga pascadiagnosis kanker telah dikaitkan dengan tingkat kelangsungan hidup yang lebih baik di antara pasien kanker kolorektal, terutama bagi mereka yang memiliki tumor stadium II dan III.

Rutin berolahraga meningkatkan pencernaan dan motilitas usus

Aktivitas fisik merangsang motilitas usus, yang memungkinkan makanan melewati saluran pencernaan secara efisien. Ini dapat membantu:

  • Mengurangi sembelit, menurunkan risiko wasir, dan divertikulitis.
  • Meningkatkan keseimbangan mikrobiota usus, mendukung fungsi kolon secara keseluruhan.
  • Mengurangi waktu zat berbahaya tetap berkontak dengan lapisan kolon.

Olahraga secara teratur dapat mengurangi peradangan dan meningkatkan kesehatan usus

ilustrasi olahraga pagi (freepik.com/freepik)

Peradangan kronis dikaitkan dengan beberapa gangguan gastrointestinal, termasuk penyakit Crohn, kolitis ulseratif, dan kanker kolorektal. Olahraga telah terbukti:

  • Menurunkan kadar penanda inflamasi dalam tubuh.
  • Meningkatkan sitokin antiinflamasi, meningkatkan respons imun.
  • Meningkatkan sensitivitas insulin, yang mana dapat mengurangi penyakit kolorektal terkait obesitas.

Cara mencegah kanker kolorektal selain dengan rutin berolahraga

Untuk mengurangi risiko terkena kanker kolorektal, pertimbangkan perubahan gaya hidup berikut:

  • Meningkatkan aktivitas fisik: Lakukan setidaknya 30 menit olahraga intensitas sedang setiap hari.
  • Pertahankan berat badan yang sehat: Mencapai dan mempertahankan berat badan yang sehat melalui nutrisi yang seimbang dan olahraga teratur dapat menurunkan risiko.
  • Hindari alkohol: Untuk meminimalkan risiko kanker, sebaiknya hindari alkohol.
  • Tidak merokok: Merokok meningkatkan risiko kanker kolorektal. Berhenti merokok dapat mengurangi risiko ini secara signifikan.
  • Kurangi konsumsi daging merah dan daging olahan: Pola makan yang tinggi daging merah atau daging olahan dikaitkan dengan risiko kanker kolorektal yang lebih tinggi. Membatasi makanan ini dan memilih metode memasak yang menggunakan suhu rendah dapat membantu menurunkan risiko.
  • Konsumsi makanan tinggi serat: Serat membantu menjaga kesehatan sistem pencernaan dan kelancaran buang air besar. Serat meningkatkan jumlah tinja dan mempercepat pergerakan makanan melalui usus besar. Penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan yang mengandung serat makanan menurunkan risiko kanker kolorektal. Makanan yang tinggi serat meliputi sayuran dan buah, biji-bijian utuh dan produk biji-bijian, legum, dan polong-polongan.

Jadi, rutin berolahraga dapat membantu mencegah kanker kolorektal lewat beberapa mekanisme. Optimalkan dengan langkah pencegahan lainnya, seperti mempertahankan berat badan yang sehat, tidak mengonsumsi alkohol, tidak merokok, mengurangi konsumsi daging merah dan daging olahan, serta konsumsi makanan tinggi serat.

Perlu diketahui bahwa kanker kolorektal hampir selalu berkembang dari polip prakanker (pertumbuhan abnormal) di kolon atau rektum. Tes skrining dapat menemukan polip prakanker, sehingga dapat diangkat sebelum berubah menjadi kanker. Tes skrining juga dapat menemukan kanker kolorektal sejak dini, saat pengobatan paling tepat.

Referensi

"Cancer Indonesia 2020 country profile." WHO, 1 Januari 2020. Diakses Maret 2025.
"Colorectal Cancer Signs and Symptoms." American Cancer Society. Diakses Maret 2025.
M. L. Slattery, “Physical Activity and Colorectal Cancer,” American Journal of Epidemiology 158, no. 3 (July 25, 2003): 214–24, https://doi.org/10.1093/aje/kwg134.
K Y Wolin et al., “Physical Activity and Colon Cancer Prevention: A Meta-analysis,” British Journal of Cancer 100, no. 4 (February 1, 2009): 611–16, https://doi.org/10.1038/sj.bjc.6604917.
A M M Haydon, “Effect of Physical Activity and Body Size on Survival After Diagnosis With Colorectal Cancer,” Gut 55, no. 1 (June 22, 2005): 62–67, https://doi.org/10.1136/gut.2005.068189.
Regan A. Howard et al., “Physical Activity, Sedentary Behavior, and the Risk of Colon and Rectal Cancer in the NIH-AARP Diet and Health Study,” Cancer Causes & Control 19, no. 9 (April 24, 2008): 939–53, https://doi.org/10.1007/s10552-008-9159-0.
Wataru Aoi et al., “Regular Exercise Reduces Colon Tumorigenesis Associated With Suppression of iNOS,” Biochemical and Biophysical Research Communications 399, no. 1 (July 14, 2010): 14–19, https://doi.org/10.1016/j.bbrc.2010.07.023.
"How Regular Exercise Can Support Colorectal Health." Colorectal Clinic of Tampa. Diakses Maret 2025.
S.A. Bingham and J.H. Cummings, “Effect of Exercise and Physical Fitness on Large Intestinal Function,” Gastroenterology 97, no. 6 (December 1, 1989): 1389–99, https://doi.org/10.1016/0016-5085(89)90381-8.
Maja Cigrovski Berkovic et al., “What Is the Gut Feeling Telling Us About Physical Activity in Colorectal Carcinogenesis?,” World Journal of Clinical Cases 8, no. 23 (December 3, 2020): 5844–51, https://doi.org/10.12998/wjcc.v8.i23.5844.
Zeynep Oruç and Muhammed Ali Kaplan, “Effect of Exercise on Colorectal Cancer Prevention and Treatment,” World Journal of Gastrointestinal Oncology 11, no. 5 (May 15, 2019): 348–66, https://doi.org/10.4251/wjgo.v11.i5.348.
"Does exercise reduce the risk of colorectal cancer?" Nuvance Health. Diakses Maret 2025.
"Reducing your risk for colorectal cancer." Canadian Cancer Society. Diakses Maret 2025.
"Screening for Colorectal Cancer." CDC. Diakses Maret 2025.
"Colorectal Cancer Risk Factors." CDC. Diakses Maret 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us