Apakah Kulit Gatal Bisa Menandakan Kanker?
Artikel ini telah ditinjau secara medis oleh dr. Faisal Syarifuddin, SpPD-KHOM, FINASIM
Apakah kamu merasakan kulit gatal yang tak kunjung hilang? Juga dikenal sebagai pruritus, ini bisa disebabkan oleh berbagai macam hal, termasuk alergi dan kulit kering; berbagai kondisi kulit seperti eksem; dan bahkan beberapa losion dan detergen tertentu.
Kabar baiknya, kulit gatal umumnya bukan gejala kanker. Ini mungkin terjadi karena komplikasi penyakit, dan kulit gatal serta bersisik serta ruam merupakan efek samping yang umum dari beberapa obat kanker.
Akan tetapi, dalam kasus yang jarang, kulit gatal bisa menjadi gejala atau bahkan tanda pertama dari beberapa jenis kanker.
Meskipun sulit membedakan gatal akibat kanker dengan gatal akibat penyebab lain, tetapi ada beberapa petunjuknya. Berikut ini jenis kanker yang paling sering dikaitkan dengan rasa gatal dan tanda-tanda peringatan potensial.
Seberapa umum kulit gatal menandakan kanker?
Sering kali, rasa gatal disebabkan oleh hal lain selain kanker. Tidak diketahui pasti seberapa sering rasa gatal muncul sebagai tanda atau gejala pertama kanker, tetapi diperkirakan penyakit sistemik atau penyakit yang mendasarinya di seluruh tubuh—seperti penyakit hati, penyakit ginjal, kelainan darah, atau kanker—terjadi pada 10 hingga 50 persen orang yang mengalami gatal-gatal di sekujur tubuhnya. Jenis gatal ini dikenal sebagai gatal umum (generalized itching).
Dalam sebuah penelitian yang mengamati hampir 17.000 pasien dengan gatal-gatal dalam Johns Hopkins Health System, mereka yang mengalami gatal-gatal secara umum hampir enam kali lebih mungkin terkena kanker dibandingkan dengan yang tidak mengalaminya.
Apakah kanker yang menyebabkan gatal?

Gatal yang berhubungan dengan kanker kadang identik dengan gatal yang berhubungan dengan kondisi kulit atau penyebab nonkanker lainnya. Namun, mungkin ada beberapa ciri yang berbeda.
Tanda-tanda gatal yang berhubungan dengan kanker mungkin termasuk:
- Gatal sebagai respons terhadap air (pruritus akuagenik).
- Tidak ada ruam atau biduran (meski terkadang ruam terjadi karena garukan berulang).
- Gatal-gatal menyeluruh (pruritus generalisata) yang berlangsung lebih dari enam minggu tanpa penyebab jelas, terutama jika disertai dengan gejala B (B symptom) atau gejala sistemik (seperti demam di atas 38 derajat Celcius yang tidak dapat dijelaskan, keringat malam yang basah kuyup, dan kehilangan banyak berat badan tanpa berusaha) dapat menandakan kanker, khususnya limfoma.
Selain itu, rasa gatal yang berhubungan dengan kanker mungkin terasa paling parah di kaki bagian bawah dan dada dan mungkin berhubungan dengan sensasi terbakar.
Kenapa kanker menyebabkan gatal?
Sama seperti reseptor rasa sakit yang menyebabkan rasa sakit saat teriritasi, tubuh memiliki reseptor di ujung saraf, yang jika teriritasi, menyebabkan rasa gatal.
Iritasi ini dapat disebabkan oleh alasan berikut:
- Peradangan: Beberapa jenis kanker yang melibatkan lapisan kulit dapat memicu rasa gatal jika disertai peradangan. Hal ini terlihat pada kasus kanker kulit, kanker payudara, dan kanker dubur atau vulva.
- Garam empedu: Hati menghasilkan empedu yang digunakan untuk mencerna makanan kompleks. Ketika saluran yang membawa empedu (saluran empedu) tersumbat, hal ini mengakibatkan penumpukan garam empedu di bawah kulit. Penumpukannya menyebabkan rasa gatal yang parah. Hal ini juga terlihat pada kasus kanker yang melibatkan pemecahan sel darah, seperti leukemia dan limfoma.
- Bahan kimia: Terkadang, sel kanker atau tubuh melepaskan zat sebagai respons terhadap tumor yang dapat menyebabkan rasa gatal. Zat tersebut adalah sitokin, zat P, dan prostaglandin.
- Perubahan hormonal: Kadar hormon yang berfluktuasi dapat menyebabkan rasa panas yang diikuti keringat yang menyebabkan rasa gatal.
Jenis kanker yang menyebabkan gatal

Jenis kanker yang paling sering dikaitkan dengan rasa gatal antara lain:
1. Limfoma Hodgkin
Limfoma Hodgkin adalah kanker langka yang berkembang dalam sistem limfatik, yaitu jaringan pembuluh dan kelenjar yang tersebar di seluruh tubuh.
Gatal-gatal (pruritus) bisa menjadi gejala limfoma Hodgkin. Penyebabnya tidak diketahui secara pasti, tetapi sekitar 10 hingga 25 orang dengan limfoma Hodgkin merasakan gatal yang hebat.
Gatal terkait limfoma Hodgkin secara medis dikenal sebagai pruritus paraneoplastik. Meskipun gatal ini terjadi pada kanker darah lainnya, tetapi gatal ini lebih umum terjadi pada pasien dengan limfoma Hodgkin dan dikenal sebagai tanda penyakit ini.
Pruritus paraneoplastik pada limfoma berkaitan dengan disregulasi imunologis dan produksi sitokin abnormal.
Gejala gatal pada limfoma Hodgkin dapat berkembang beberapa minggu (atau bahkan beberapa bulan) sebelum tanda-tanda klinis limfoma lainnya muncul. Rasa gatal dapat parah dan dapat berdampak negatif pada kualitas hidup.
Gatal-gatal pada limfoma Hodgkin dapat menjadi indikator prognosis yang kurang baik apabila pasien juga mengalami demam yang signifikan atau penurunan berat badan (juga dikenal sebagai "gejala B" limfoma).
2. Polisitemia vera
Polisitemia vera (PV) adalah jenis kanker darah yang terjadi ketika sumsum tulang terlalu banyak memproduksi sel darah merah.
Pruritus adalah gejala umum pada PV, sering kali muncul sebagai pruritus aquagenik, yaitu gatal intens yang dipicu oleh kontak dengan air.
Sebuah studi retrospektif menemukan bahwa 48 persen dari 397 pasien dengan PV mengalami pruritus. Gatal ini sering kali dipicu oleh kontak dengan air, tanpa adanya lesi kulit yang terlihat. Sebagian besar pasien menggambarkan sensasi ini sebagai rasa terbakar atau menyengat, dan dalam beberapa kasus, gatal ini dapat sangat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Studi lain melaporkan bahwa 41,2 persen dari 102 pasien dengan PV mengalami pruritus aquagenik, dengan durasi rata-rata 6,6 tahun. Pada 52,4 persen pasien, gatal muncul sebelum diagnosis PV ditegakkan. Sebagian pasien bahkan menghindari kontak dengan air untuk mencegah gejala ini.
3. Kolestasis pada kanker hepatobilier
Pruritus juga dapat menjadi gejala pada pasien kanker hepatobilier yang mengalami kolestasis (gangguan aliran empedu).
Pruritus akibat kolestasis sering kali disebabkan oleh peningkatan konsentrasi asam empedu di kulit.
Studi kasus menunjukkan bahwa pruritus pada pasien kanker dengan kolestasis dapat sangat parah dan memerlukan penanganan khusus.
Gatal yang disebabkan oleh kolestasis biasanya bersifat menyeluruh dan tidak disertai dengan ruam atau lesi kulit yang terlihat. Pasien sering kali melaporkan bahwa gatal ini lebih parah pada malam hari dan dapat mengganggu tidur. Sensasi gatal dapat dirasakan sebagai perasaan terbakar, kesemutan, atau seperti ada sesuatu yang merayap di bawah kulit. Gatal ini sering kali tidak merespons antihistamin, yang biasanya efektif untuk jenis gatal lainnya. Pada beberapa kasus, gatal dapat begitu parah sehingga menyebabkan luka akibat garukan berlebihan dan bahkan berdampak pada kesehatan mental.
Beberapa kanker lainnya juga dapat menyebabkan gejala gatal. Jadi, pemeriksaan oleh dokter dibutuhkan untuk evaluasi lebih lanjut.
Pengobatan kanker yang bisa menyebabkan kulit gatal
Beberapa pengobatan kanker dapat menyebabkan rasa gatal atau ruam, yang dapat terjadi di seluruh tubuh atau di area tertentu.
- Obat yang disebut immune checkpoint inhibitor adalah jenis imunoterapi yang bagi banyak pasien dapat menyebabkan berbagai efek samping, termasuk gatal-gatal. Pruritus dapat terjadi bersamaan dengan ruam atau pada kulit yang tampak normal.
- Terapi yang menargetkan reseptor spesifik pada sel kanker, seperti epidermal growth factor receptor inhibitor (EGFRi), juga sering dikaitkan dengan pruritus.
- Bila kemoterapi menyebabkan gatal, itu mungkin pertanda bahwa pasien sensitif terhadap obat yang digunakan.
- Terapi radiasi dapat membunuh sel kulit dan menyebabkan kulit kering, terbakar, dan gatal saat terkelupas.
- Beberapa obat yang digunakan untuk mencegah atau mengobati gejala kanker dapat menyebabkan pruritus, termasuk obat pereda nyeri seperti opioid, obat untuk mual dan muntah, dan hormon seperti estrogen, testosteron, atau progestin.
Perlu diketahui bahwa tidak semua pasien yang menjalani perawatan kanker di atas mengalami pruritus sebagai efek samping.
Jika kamu mengalami rasa gatal saat menjalani pengobatan kanker, pastikan untuk memberi tahu ahli onkologi karena mereka dapat meresepkan sesuatu untuk membantu.
Ada banyak kemungkinan penyebab gatal. Dalam kasus yang tidak umum, ini mungkin merupakan gejala dari jenis kanker tertentu atau pengobatan kanker.
Berkonsultasilah dengan dokter jika kamu mengalami kulit gatal yang:
- Terjadi di seluruh tubuh.
- Tiba-tiba muncul.
- Berlangsung selama beberapa minggu atau lebih.
- Tidak membaik dengan penggunaan pelembap.
- Bertahan di tempat yang sama.
- Mengganggu tidur atau rutinitas harian.
- Disertai gejala lain, seperti penurunan berat badan, demam, keringat malam, dan kehilangan banyak berat badan tanpa berusaha.
Referensi
Valerie A. Larson et al., “Association Between Itch and Cancer in 16,925 Patients With Pruritus: Experience at a Tertiary Care Center,” Journal of the American Academy of Dermatology 80, no. 4 (September 11, 2018): 931–37, https://doi.org/10.1016/j.jaad.2018.08.044.
"When Is Itchy Skin a Cancer Symptom?" Verywell Health. Diakses Maret 2024.
"Is Skin Cancer Itchy?" Moffitt Cancer Center. Diakses Mei 2024.
"Is Itching a Sign of Cancer?" Dana-Farber Cancer Institute. Diakses Mei 2024.
"Is Itchy Skin a Sign of Cancer?" Cleveland Clinic. Diakses Mei 2024.
"Does Itchy Skin Indicate Cancer?" Healthline. Diakses Mei 2024.
Jose Javier Arenas Villafranca et al., “Paraneoplastic Pruritus Presenting With Hodgkin’s Lymphoma: A Case Report,” Journal of Medical Case Reports 8, no. 1 (September 8, 2014), https://doi.org/10.1186/1752-1947-8-300.
Kamal S. Saini, Mrinal M. Patnaik, and Ayalew Tefferi, “Polycythemia Vera‐associated Pruritus and Its Management,” European Journal of Clinical Investigation 40, no. 9 (July 6, 2010): 828–34, https://doi.org/10.1111/j.1365-2362.2010.02334.x.
"Pruritus associated with cholestasis." UpToDate. Diakses Mei 2025.
"Hodgkin Lyphoma in Adults (PDF)." NCCN Guidelines for Patients 2025.
"Causes of itching." Cancer Research UK. Diakses Mei 2025.
"Can itchy skin be a sign of leukaemia?" Leukaemia Care. Diakses Mei 2025.
PDQ Supportive and Palliative Care Editorial Board. Pruritus (PDQ®): Health Professional Version. 2011 Jun 30. In: PDQ Cancer Information Summaries [Internet]. Bethesda (MD): National Cancer Institute (US); 2002. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK65789.1/
"Causes and Treatment of Hodgkin Lymphoma Itching." Verywell Health. Diakses Mei 2025.
Felix Diehn and Ayalew Tefferi, “Pruritus in Polycythaemia Vera: Prevalence, Laboratory Correlates and Management,” British Journal of Haematology 115, no. 3 (December 1, 2001): 619–21, https://doi.org/10.1046/j.1365-2141.2001.03161.x.
E Lelonek et al., “Aquagenic Pruritus in Polycythemia Vera: Clinical Characteristics,” Acta Dermato Venereologica 98, no. 5 (January 1, 2018): 496–500, https://doi.org/10.2340/00015555-2906.
Zbigniew Zylicz, Neeltje Stork, and Małgorzata Krajnik, “Severe Pruritus of Cholestasis in Disseminated Cancer: Developing a Rational Treatment Strategy. A Case Report,” Journal of Pain and Symptom Management 29, no. 1 (January 1, 2005): 100–103, https://doi.org/10.1016/j.jpainsymman.2004.04.009.
Bergasa NV. "Pruritus of Cholestasis." In: Carstens E, Akiyama T, editors. Itch: Mechanisms and Treatment. Boca Raton (FL): CRC Press/Taylor & Francis; 2014. Chapter 6. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK200923/
"Immunotherapy’s Skin Side Effects: Are Microbes to Blame?" National Cancer Institute. Diakses Mei 2025
Xiaoyan Si et al., “Management of Immune Checkpoint Inhibitor‐related Dermatologic Adverse Events,” Thoracic Cancer 11, no. 2 (December 9, 2019): 488–92, https://doi.org/10.1111/1759-7714.13275.
S Cho et al., “Pruritus in Patients Under Targeted Anticancer Therapy: A Multidimensional Analysis Using the 5-D Itch Scale,” Acta Dermato Venereologica 99, no. 4 (January 1, 2019): 435–41, https://doi.org/10.2340/00015555-3129.
"Pruritus (PDQ®)–Patient Version." National Cancer Institute. Diakses Mei 2025.
"What types of cancer can cause itchy skin?" The University of Texas MD Anderson Cancer Center. Diakses Mei 2025.