Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apakah Perlu Minum Antibiotik saat Batuk Pilek?

ilustrasi antibiotik (pexels.com/Jonathan Borba)
ilustrasi antibiotik (pexels.com/Jonathan Borba)
Intinya sih...
  • Kebanyakan kasus pilek maupun flu disebabkan oleh virus, dan tidak ada antibiotik di dunia yang berguna melawannya.
  • Jika batuk disebabkan oleh bakteri, barulah antibiotik dapat membantu.
  • Ketika kamu mengonsumsi antibiotik saat tidak perlu, lama-kelamaan obat tersebut akan menjadi kurang efektif, menyebabkan resistansi antibiotik.

Jika sakit tenggorokan, batuk, atau pilek, beberapa orang menganggap antibiotik diperlukan untuk mengobatinya. Namun, dalam kebanyakan kasus, antibiotik tidak diperlukan.

Faktanya, pilek maupun flu disebabkan oleh virus, dan tidak ada antibiotik di dunia yang berguna melawannya.

Mengonsumsi antibiotik untuk pilek bisa menjadi masalah

Pilek disebabkan oleh virus. Virus pilek dapat menyebar melalui udara melalui percikan ludah dari bersin atau batuk, tetapi terutama menyebar dengan menyentuh hidung, mata, atau mulut setelah kontak (misalnya, berjabat tangan) dengan seseorang yang terkena virus pilek. 

Kamu tidak akan terserang pilek karena terpapar cuaca dingin atau kedinginan atau kepanasan.

Dua atau tiga hari setelah terinfeksi virus pilek, gejala akan muncul. Hidung berair, bersin-bersin, hidung tersumbat, tenggorokan gatal, kelelahan ringan, demam ringan, dan batuk kering merupakan gejala-gejala pilek biasa. Kamu bisa menularkannya ke orang lain sebelum kamu tahu bahwa kamu terserang pilek.

Ketika kamu mengonsumsi antibiotik saat tidak perlu, lama-kelamaan obat tersebut akan menjadi kurang efektif. Suatu hari nanti kamu akan benar-benar membutuhkannya karena terserang penyakit atau infeksi yang disebabkan oleh bakteri, tetapi obat tersebut tidak akan mempan. 

Alasannya ada hubungannya dengan bakteri itu sendiri. Bakteri tersebut bisa jadi "licik". Ketika bakteri tersebut terus-menerus terpapar dengan antibiotik, bakteri tersebut dapat berubah untuk bertahan hidup.

Strain baru ini resistan atau kebal terhadap beberapa jenis antibiotik. Jika kamu terinfeksi salah satu bakteri ini, dokter mungkin perlu mencoba beberapa jenis obat hingga menemukan jenis antibiotik yang manjur. Kamu bisa menjadi jauh lebih sakit saat menunggu obat yang dapat menyembuhkan kamu.

Dalam hal resistensi antibiotik, pengobatan akan menjadi lebih sulit, lebih lama, dan lebih mahal.

Apakah antibiotik dapat menyembuhkan batuk?

Batuk dapat membuat kamu tidak dapat tidur dan menjalani hari seperti biasa. Kamu mungkin bertanya-tanya apakah antibiotik dapat mengatasinya. Namun, dalam kebanyakan kasus, antibiotik tidak membantu mengatasi batuk.

Batuk dapat menjadi tanda infeksi saluran pernapasan atas atau bawah. Namun, kebanyakan batuk tidak disebabkan oleh bakteri. Jika batuk disebabkan oleh bakteri, barulah antibiotik dapat membantu.

Penyakit pernapasan bakteri yang umum meliputi:

  • Pneumonia: Infeksi paru-paru yang menyebabkan batuk, demam, dan menggigil.
  • Bronkitis: Infeksi saluran udara yang menuju ke paru-paru, yang menyebabkan batuk dan mengi.
  • Sinusitis: Infeksi sinus yang dapat menyebabkan batuk akibat postnasal drip.
  • Pertusis atau batuk rejan: Infeksi paru-paru dan saluran pernapasan.

Akan tetapi, virus juga dapat menyebabkan pneumonia, bronkitis, dan sinusitis. Meskipun antibiotik akan membantu dalam kasus infeksi bakteri, tetapi antibiotik tidak akan membantu kamu sembuh lebih cepat jika kamu menderita diserang infeksi virus.

Cara tahu batuk disebabkan oleh bakteri

ilustrasi batuk (freepik.com/freepik)
ilustrasi batuk (freepik.com/freepik)

Tidak mungkin untuk mengetahui penyebab batuk hanya dari bunyinya. Kebanyakan orang memerlukan tes tambahan untuk mengetahui apakah mereka memerlukan antibiotik.

Temui profesional kesehatan tentang batuk jika:

  • Gejala batuk dan pilek tidak membaik setelah 10 hari.
  • Awal gejala sangat parah. Kebanyakan penyakit virus dimulai secara perlahan dan memburuk selama 2 hingga 3 hari. Kamu mungkin menderita penyakit bakteri jika tiba-tiba mengalami gejala yang parah. Gejala yang parah meliputi demam tinggi, menggigil, kesulitan bernapas, nyeri dada, dan batuk parah.
  • Gejala membaik tetapi kemudian memburuk lagi.
  • Batuk berlangsung lebih dari 3 minggu.

Cegah resistensi antibiotik

Berikut beberapa cara untuk mencegah resistensi antibiotik:

  • Jangan minta antibiotik kepada dokter jika sedang pilek.
  • Jika antibiotik diresepkan untuk infeksi bakteri, minumlah sesuai petunjuk. Penting untuk menghabiskan antibiotik hingga habis.
  • Jangan berbagi antibiotik dengan orang lain.
  • Jangan minum antibiotik sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi bakteri saat sedang pilek. Ini tidak membantu untuk mencegah infeksi bakteri.

Jika digunakan dengan benar, antibiotik dapat menyembuhkan bahkan menyelamatkan nyawa. Misalnya, antibiotik dapat mengobati bronkitis, pneumonia, radang tenggorokan, infeksi telinga, dan mata merah, asalkan penyebab penyakit adalah bakteri.

Terkadang, seseorang bisa terinfeksi bakteri setelah terserang pilek. Beberapa tanda infeksi sinus bakteri adalah nyeri di sekitar wajah dan mata yang dapat bertambah parah saat membungkuk. Kamu mungkin juga batuk dengan lendir kental berwarna kuning atau hijau.

Gejala-gejala di atas juga dapat disertai pilek. Namun, jika gejala berlangsung lebih dari seminggu atau parah, kamu mungkin mengalami infeksi bakteri dan memerlukan antibiotik.

Hanya dokter yang dapat meresepkan antibiotik. Berkonsultasilah dengan dokter jika kamu merasa memerlukannya.

Referensi

Torpy J, Lynm C, Glass RM. "Coughs, Colds, and Antibiotics". JAMA. 2003;289(20):2750. doi:10.1001/jama.289.20.2619
"Can Antibiotics Treat My Cold?" WebMD. Diakses pada Oktober 2024. 
"Do You Need Antibiotics for Your Cough?" GoodRx Health. Diakses pada Oktober 2024. 
"Why Most Sore Throats, Coughs & Runny Noses Don’t Need Antibiotics." American Academy of Pediatrics. Diakses pada Oktober 2024. 
"Colds and Flu: Do You Need Antibiotics?" University of Rochester Medical Center. Diakses pada Oktober 2024. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
Delvia Y Oktaviani
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us