Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Berapa Lama Efek Obat Parasetamol Bisa Bertahan? 

ilustrasi minum obat (pexels.com/Kampus Production)
ilustrasi minum obat (pexels.com/Kampus Production)

Saat mengalami keluhan nyeri, obat yang sering dikonsumsi karena mudah didapat adalah parasetamol. Obat ini pun banyak tersedia di rumah. Mungkin kamu bertanya-tanya, berapa lama efek parasetamol bisa bertahan sebelum hilang?

Untuk mengetahui jawabannya, baca terus artikel ini sampai tuntas!

1. Parasetamol

ilustrasi obat (pexels.com/Suzy Hazelwood)
ilustrasi obat (pexels.com/Suzy Hazelwood)

Dilansir WebMD, parasetamol adalah obat yang digunakan untuk mengurangi nyeri ringan sampai sedang, seperti sakit kepala, nyeri punggung, hingga nyeri gigi. Tak hanya mengurangi nyeri, parasetamol juga dapat digunakan sebagai penurun demam.

Parasetamol di Indonesia tersedia dalam bentuk tunggal yang hanya berisi parasetamol saja dan sediaan kombinasi yang berisi parasetamol dengan kandungan obat lain. Maka dari itu, saat menggunakan obat parasetamol dengan obat lain, pastikan obat lain tersebut tidak mengandung parasetamol juga.

Penggunaan dua obat yang mengandung parasetamol bisa menyebabkan overdosis, seperti mengutip National Health Service.

2. Cara kerja parasetamol

ilustrasi minum obat (pexels.com/Pavel Danilyuk)
ilustrasi minum obat (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Mengutip Drug Bank, parasetamol merupakan obat yang sering digunakan untuk mengurangi nyeri dan direkomendasikan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebagai pengurang nyeri. 

Parasetamol tidak hanya tersedia dalam bentuk tablet dan sirop, tetapi ada juga sediaan injeksi atau suntik dan supositoria yang hanya digunakan pada kondisi tertentu.

Parasetamol bekerja dengan cara menghambat prostaglandin. Prostaglandin adalah mediator atau zat kimia tubuh yang memberikan efek nyeri pada tubuh. Maka dari itu, dengan terhambatnya prostaglandin, nyeri yang dirasakan akan berkurang.

3. Penggunaan parasetamol

ilustrasi menanyakan obat pada apoteker (pexels.com/cottonbro)
ilustrasi menanyakan obat pada apoteker (pexels.com/cottonbro)

Penggunaan parasetamol relatif aman jika digunakan sesuai dosis yang disarankan. Meskipun parasetamol tablet merupakan obat golongan bebas, tetapi tetap bijaklah dalam menggunakannya dan hindari penggunaan yang berlebihan.

Menggunakan parasetamol yang melebihi dosis yang disarankan akan menyebabkan masalah serius, bahkan bisa berakibat fatal. Selalu baca dosis yang disarankan yang tertera dalam kemasan obat, atau kamu bisa menanyakannya ke apoteker terkait cara penggunaan yang aman dan tepat.

4. Berapa lama efek parasetamol dapat bertahan?

ilustrasi minum obat (freepik.com/jcomp)
ilustrasi minum obat (freepik.com/jcomp)

Parasetamol bisa digunakan segera saat merasakan keluhan seperti nyeri atau demam meskipun perut dalam kondisi kosong. Obat ini juga boleh diminum setelah makan. Sebelum mengonsumsinya, selalu baca petunjuk yang tertera pada kemasan obat. 

Setelah meminum parasetamol tablet, efeknya akan mulai terasa sekitar 1 jam, dilansir Medscape. Menambahkan dari laman Healthdirect, parasetamol akan bekerja di dalam tubuh dan efeknya bisa dirasakan selama 4 sampai 6 jam, setelah itu efeknya akan hilang.

5. Kapan harus periksa ke dokter?

ilustrasi konsultasi dokter (pexels.com/Karolina Grabowska)
ilustrasi konsultasi dokter (pexels.com/Karolina Grabowska)

Parasetamol bisa digunakan bebas tanpa resep dokter. Namun, apabila setelah mengonsumsinya keluhan demam tak kunjung mereda, bahkan memburuk, maka sebaiknya kamu berkonsultasi ke dokter agar bisa dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Adanya keluhan yang masih berlanjut atau memburuk menunjukkan masih adanya penyebab demam atau nyeri yang belum teratasi. Makin cepat penanganan yang diberikan, maka makin cepat pula penyebab yang mendasarinya teratasi.

Jadi, efek parasetamol dapat bertahan setelah 4 sampai 6 jam setelah dikonsumsi. Walaupun obat ini merupakan obat bebas, tetaplah menggunakannya sesuai aturan pakai. Bila setelah mengonsumsi obat ini keluhan yang ingin diatasi, seperti nyeri dan demam, tidak kunjung hilang, memburuk, atau muncul gejala lainnya, sebaiknya berobat ke dokter agar bisa diperiksa lebih lanjut.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
Bayu Aditya Suryanto
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us