"Everything You Should Know About Solar Urticaria." Healthline. Diakses April 2025.
"How does the sun and UV cause cancer?" Cancer Research UK. Diakses April 2025.
"Wrinkles." Better Health Channel. Diakses April 2025.
"Everything You Need to Know About Sunspots." Health. Diakses April 2025.
"Moles and Other Benign Skin Growths." UC Health. Diakses April 2025.
"Actinic keratosis." Patient. Diakses April 2025.
7 Dampak Buruk Paparan Sinar Matahari bagi Kulit, Perlu Waspada!

- Paparan sinar matahari dapat menyebabkan biduran.
- Paparan radiasi UV dari matahari yang berlebihan dapat merusak DNA dalam sel kulit.
- Area kulit yang sering terpapar sinar matahari dapat mengembangkan bintik-bintik cokelat datar.
Tubuh manusia memiliki cara unik untuk menjaga kesehatannya. Salah satunya melalui bantuan sinar matahari. Saat kulit terpapar cahaya pagi, tubuh mulai memproduksi vitamin D, nutrisi penting yang berperan dalam pembentukan dan kekuatan tulang. Inilah alasan mengapa berjemur setiap pagi disarankan.
Namun, sinar matahari juga memiliki sisi lain yang perlu diwaspadai. Di balik hangatnya cahaya, terdapat sinar ultraviolet (UV) yang bisa menimbulkan kerusakan pada kulit. Dampaknya bisa terasa segera, seperti kulit terbakar (sunburn), maupun dalam jangka panjang, seperti penuaan dini hingga risiko kanker kulit.
Sebetulnya, apa saja bahaya sinar matahari bagi kulit? Terus baca untuk mengetahuinya!
1. Biduran
Paparan cahaya matahari dapat menyebabkan biduran atau yang juga disebut urtikaria. Bintik-bintik merah besar dan gatal ini dapat terbentuk 5 menit setelah paparan sinar matahari dan hilang dalam 1 atau 2 jam setelah meninggalkan sinar matahari.
Terkadang, ini juga disertai sakit kepala, lemas, dan mual. Hipersensitivitas ini bisa sangat melumpuhkan, bahkan mengancam nyawa. Semua orang bisa terkena kondisi ini, tetapi perempuan lebih mungkin terpengaruh daripada laki-laki.
2. Kanker kulit
Paparan radiasi UV dari matahari yang berlebihan dapat merusak DNA dalam sel kulit. DNA memberi tahu sel cara berfungsi, dan kerusakan DNA yang menumpuk dari waktu ke waktu dapat menyebabkan sel mulai tumbuh di luar kendali, yang memicu kanker kulit.
Siapa pun dapat terkena kanker kulit, tetapi beberapa orang memiliki risiko lebih tinggi, salah satunya orang yang kulitnya mudah terbakar sinar matahari atau mengalami sunburn.
Sunburn adalah kerusakan kulit dan respons tubuh untuk mencoba memperbaikinya. Sunburn adalah tanda yang jelas bahwa DNA dalam sel kulit telah rusak akibat terlalu banyak radiasi UV. Sering mengalami sunburn dapat melipatgandakan risiko kanker kulit.
3. Kerutan

Paparan sinar matahari adalah penyebab paling umum dari kerutan. Ini karena sinar UV memicu pembentukan radikal bebas di dalam kulit, yang merusak serat elastin di kulit dan berkontribusi terhadap terbentuknya kerutan.
Orang dengan kulit putih memiliki perlindungan yang lebih sedikit terhadap perubahan kulit akibat sinar UV dan cenderung mengembangkan lebih banyak kerutan dibandingkan orang dengan kulit gelap. Kerutan-kerutan ini selanjutnya membuat seseorang tampak lebih tua daripada usia sebenarnya.
4. Bintik-bintik gelap
Area kulit yang sering terpapar sinar matahari dapat mengembangkan bintik-bintik cokelat datar. Bintik ini tidak berbahaya, tidak bersifat kanker, dan tidak menimbulkan risiko bagi kesehatan.
Sinar UV mempercepat produksi melanin, pigmen alami yang memberi warna pada kulit. Pada kulit yang telah bertahun-tahun terpapar sinar matahari, bintik-bintik ini dapat muncul saat melanin menumpuk atau diproduksi dalam konsentrasi tinggi.
5. Belang
Paparan sinar matahari dalam waktu singkat mampu membuat bagian kulit tertentu menjadi lebih gelap. Daerah yang lebih gelap ini terjadi karena adanya penumpukan pigmen yang disebut melanin. Melanin diproduksi oleh kulit, dan menyerap sinar UV untuk melindungi tubuh dari sinar matahari.
Kulit yang belang dapat dialami oleh siapa saja. Namun, orang yang berkulit terang berisiko lebih tinggi mengalami perubahan warna dan kanker.
6. Tahi lalat

Tahi lalat adalah pertumbuhan berlebih dari sel kulit yang disebut melanosit. Melanosit umumnya didistribusikan ke seluruh kulit dan menghasilkan melanin, pigmen alami yang memberi warna pada kulit. Namun, melanosit yang tumbuh berkelompok memicu terbentuknya tahi lalat.
Meskipun tahi lalat adalah pertumbuhan sel yang berlebihan, tahi lalat hampir selalu tidak bersifat kanker. Sebagian besar tahi lalat muncul di bagian tubuh yang sering terpapar sinar matahari. Selain itu, jumlah tahi lalat dapat bertambah setelah lama berada di bawah sinar matahari.
7. Keratosis aktinik
Referensi