- Ketidakmampuan tubuh untuk menghilangkan panas yang dihasilkan secara internal dari proses metabolisme akibat tekanan panas lingkungan (misalnya suhu tinggi, kelembapan tinggi, angin rendah, radiasi panas tinggi).
- Pakaian yang menciptakan penghalang bagi pelepasan panas.
- Penyerapan panas dari lingkungan luar.
Studi: Hidup di Daerah Panas Bisa Bikin Tubuh Cepat Menua

- Suhu panas ekstrem dapat mempercepat penuaan sel hingga lebih dari satu tahun.
- Efek panas terhadap tubuh sering tidak langsung terlihat, tetapi bisa berdampak jangka panjang.
- Adaptasi gaya hidup dan kebijakan publik penting untuk melindungi masyarakat dari risiko kesehatan akibat panas ekstrem.
Iklim tempat kamu tinggal dapat memengaruhi seberapa cepat kamu menua pada tingkat sel, menurut sebuah studi. Orang-orang yang tinggal di wilayah bersuhu ekstrem lebih sering menunjukkan tanda penuaan sel lebih cepat dibanding orang-orang yang tinggal di daerah sejuk.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Science Advances ini menunjukkan bahwa paparan panas ekstrem yang terus-menerus dapat mempercepat usia biologis seseorang hingga lebih dari satu tahun.
Akibat perubahan iklim, suhu ekstrem kini makin sering terjadi di dunia. Sepanjang periode pengamatan tahun 1981 hingga 2024 di Indonesia, tahun 2024 menempati urutan pertama tahun terpanas di Indonesia dengan nilai anomali sebesar 0,8 derajat Celcius. Artinya, sepanjang tahun 2024, suhu udara rata-rata di Indonesia lebih panas 0,8 derajat Celcius dibandingkan kondisi normal. Kondisi panas ekstrem ini meningkatkan risiko penyakit jantung, gangguan ginjal, hingga kematian dini, terutama pada lansia.
Efek panas ekstrem tidak selalu langsung terlihat. Kerusakannya bisa terjadi diam-diam di dalam tubuh, jauh sebelum muncul gejala penyakit.
Panas dan penuaan di tingkat DNA
Tim peneliti menganalisis sampel darah dari 3.679 orang berusia 56 tahun ke atas selama enam tahun.
Mereka meneliti perubahan epigenetik, yaitu proses “menyalakan” atau “mematikan” gen melalui metilasi DNA, salah satu penanda penuaan biologis.
Hasilnya, orang yang tinggal di kota panas seperti Phoenix, Tucson, dan Miami, Amerika Serikat (area penelitian) mengalami penuaan sel hingga 14 bulan lebih cepat dibanding mereka yang hidup di wilayah lebih sejuk.
Perbedaan ini tetap terlihat bahkan setelah mempertimbangkan gaya hidup, tingkat aktivitas, dan kondisi ekonomi.
Panas ekstrem diduga memicu stres seluler dan peradangan, yang kemudian mengubah pola metilasi DNA. Perubahan ini bisa membuat beberapa gen aktif atau nonaktif, dan pada akhirnya mempercepat proses penuaan di seluruh tubuh.
Meski begitu, para ahli menekankan bahwa penelitian ini baru menunjukkan hubungan, bukan penyebab pasti. Bisa jadi, perubahan genetik tersebut justru merupakan bentuk adaptasi tubuh terhadap panas, bukan tanda kerusakan.
Dampak cuaca panas terhadap kesehatan

Jumlah panas yang tersimpan dalam tubuh manusia ditentukan oleh kombinasi dari:
Ketidakmampuan tubuh untuk mengatur suhu internal dan menghilangkan panas dalam kondisi tersebut meningkatkan risiko kelelahan akibat panas (heat exhaustion) dan sengatan panas (heatstroke).
Upaya tubuh untuk mendinginkan diri juga memberi tekanan tambahan pada jantung dan ginjal. Akibatnya, suhu ekstrem dapat memperburuk risiko kesehatan dari penyakit kronis (kardiovaskular, mental, pernapasan, dan terkait diabetes) serta menyebabkan cedera ginjal akut.
Kematian dan rawat inap yang dipicu oleh cuaca panas ekstrem dapat terjadi dengan cepat (pada hari yang sama atau beberapa hari setelahnya), sehingga intervensi juga harus dilakukan segera ketika peringatan panas dikeluarkan.
Panas juga dapat mengganggu dan melemahkan layanan kesehatan penting, misalnya akibat pemadaman listrik atau gangguan transportasi. Panas menurunkan produktivitas kerja dan meningkatkan risiko kecelakaan. Sangat sulit menyelesaikan pekerjaan atau kegiatan belajar dalam cuaca yang sangat panas, dan gelombang panas dapat menyebabkan sekolah maupun institusi lain ditutup. Gelombang panas juga dapat dikaitkan dengan peristiwa polusi udara berbahaya.
Skala dan sifat dampak kesehatan akibat panas bergantung pada waktu, intensitas, dan durasi suatu peristiwa panas, serta tingkat aklimatisasi dan kemampuan adaptasi penduduk setempat, infrastruktur, dan institusi terhadap iklim yang berlaku.
Cara melindungi diri dari cuaca panas ekstrem
Berikut tips untuk melindungi diri dari cuaca panas ekstrem
Hindari panas
- Jangan keluar rumah atau melakukan aktivitas berat pada saat suhu terpanas pada siang hari.
- Tetap berada di tempat teduh. Ingat bahwa suhu yang dirasakan di bawah sinar matahari bisa 10–15 derajat Celcius lebih tinggi.
- Luangkan waktu 2–3 jam sehari di tempat yang sejuk.
- Waspadai risiko tenggelam. Jangan pernah berenang sendirian.
- Ikuti informasi resmi tentang peringatan panas.
Jaga rumah tetap sejuk
- Gunakan udara malam untuk mendinginkan rumah dengan membuka jendela setelah gelap, ketika suhu luar lebih rendah daripada suhu dalam ruangan.
- Pada siang hari, ketika suhu luar lebih tinggi daripada dalam ruangan, tutup jendela dan pasang tirai atau penutup untuk menghalangi sinar matahari langsung. Matikan sebanyak mungkin perangkat listrik.
- Gunakan kipas angin listrik hanya ketika suhu di bawah 40 derajat Celcius. Pada suhu di atas 40 derajat Celcius, kipas justru dapat membuat tubuh makin panas.
- Kalau pakai AC, atur suhu pada 27 derajat Celcius dan nyalakan kipas angin listrik. Ini akan membuat ruangan terasa 4 derajat Celcius lebih sejuk. Cara ini juga dapat menghemat listrik.
Jaga tubuh tetap sejuk dan terhidrasi
- Gunakan pakaian dan seprai yang ringan serta longgar.
- Mandi atau berendam dengan air sejuk.
- Basahi kulit dengan kain lembap, semprotan air, atau pakaian tipis yang dibasahi.
- Minum air secara teratur (1 gelas per jam dan setidaknya 2–3 liter per hari).
- Secara rutin periksa kondisi orang-orang rentan di sekitar kamu, terutama yang berusia di atas 65 tahun, punya penyakit jantung, paru, ginjal, disabilitas, atau yang tinggal sendirian.
Lindungi bayi dan anak-anak
- Jangan pernah meninggalkan anak-anak atau hewan peliharaan di dalam kendaraan yang terparkir walaupun sebentar, karena suhu bisa dengan cepat menjadi sangat berbahaya.
- Hindari paparan langsung sinar matahari pada jam-jam terpanas, usahakan berada di tempat teduh atau di dalam ruangan. Tempat teduh bisa membuat suhu terasa lebih rendah hingga 10 derajat Celcius.
- Jangan menutup kereta dorong bayi dengan kain kering karena dapat membuat suhu di dalamnya lebih panas. Gunakan kain tipis yang dibasahi dan basahi ulang jika perlu untuk menurunkan suhu. Bisa dikombinasikan dengan kipas portabel agar lebih sejuk.
- Pakaikan anak dengan pakaian ringan, longgar, yang menutupi kulit. Gunakan juga topi lebar, kacamata hitam, dan tabir surya untuk melindungi dari sinar matahari.
Referensi
"Anomali Suhu Udara Rata-Rata Tahun 2024." BMKG. Diakses Oktober 2025.
"Heat and health." World Health Organization. Diakses Oktober 2025.
Eun Young Choi and Jennifer A. Ailshire, “Ambient Outdoor Heat and Accelerated Epigenetic Aging Among Older Adults in the US,” Science Advances 11, no. 9 (February 26, 2025), https://doi.org/10.1126/sciadv.adr0616.
"Science Says Extremely Hot Weather Could Speed Up Biological Aging." Health. Diakses Oktober 2025.



















