- Influenza tipe A dan B. Kedua jenis virus ini menyebabkan wabah penyakit (epidemik) pada musim tertentu. Keduanya sering membuat lebih banyak orang harus dirawat di rumah sakit, bahkan meningkatkan angka kematian akibat flu. Salah satu alasan flu tetap menjadi masalah adalah karena virus ini sering bermutasi. Akibatnya, setiap tahun orang terpapar jenis virus baru, membuat flu sulit dikendalikan.
- Influenza tipe C. Jenis virus ini hanya menyebabkan gangguan pernapasan ringan. Sangat jarang menimbulkan wabah, dan tidak memiliki dampak kesehatan masyarakat yang serius seperti influenza tipe A dan B.
Influenza A pada Anak: Fakta, Gejala, dan Cara Mengatasinya

- Influenza, apa pun jenis virusnya, sangat menular. Infeksinya menyerang hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Namun, kadang virus ini juga memengaruhi sistem tubuh lain.
- Virus influenza dibagi menjadi tiga jenis: A, B, dan C. Jenis A dan B sering menyebabkan wabah penyakit pada musim tertentu.
- Gejala influenza A pada anak meliputi demam tinggi mendadak, batuk, sakit tenggorokan, lemah, hingga nyeri tubuh. Anak dengan gejala berat harus segera diperiksa dokter.
Influenza alias flu adalah infeksi virus yang sangat mudah menular, yang menyerang hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Namun, kadang virus ini juga memengaruhi sistem tubuh lain. Pada sebagian orang, terutama anak-anak kecil dan lansia, flu bisa berkembang menjadi penyakit serius.
Virus influenza dibagi menjadi tiga jenis:
Bagi kelompok anak tertentu—seperti balita, anak yang punya asma, masalah jantung atau saraf, maupun mereka dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah—infeksi influenza bisa menjadi lebih rumit. Komplikasi yang muncul tidak main-main, mulai dari pneumonia, peradangan otak atau jantung, perburukan penyakit kronis yang sudah ada, bahkan kerusakan organ lain yang berujung pada sakit berat atau kematian.
Di negara beriklim sedang, puncak flu biasanya datang sekali setahun saat musim dingin. Di Indonesia, kasus influenza dan penyakit sejenis meningkat saat peralihan ke musim hujan, menurut Kementerian Kesehatan RI. Suhu udara yang lebih rendah dan kelembapan tinggi membuat virus lebih mudah bertahan dan menular. Selain itu, perubahan iklim dan kondisi lingkungan (suhu, kelembapan, curah hujan) berhubungan langsung dengan peningkatan kasus influenza.
Cara influenza A menyebar
Virus influenza A hidup di hidung dan tenggorokan. Pada anak-anak, penyebaran sangat mudah karena mereka sering menyentuh hidung, mata, dan mulut, memasukkan benda ke dalam mulut, serta saling bersentuhan saat bermain. Kontak erat dengan orang tua atau pengasuh, seperti saat digendong, diberi makan, atau saat mengganti popok, juga membuat penularan makin cepat.
Virus ini dapat berpindah melalui percikan kecil di udara. Saat kamu batuk atau bersin, percikan dari hidung dan mulut melayang hingga sekitar satu meter, lalu masuk ke hidung atau mulut orang lain yang berada di dekatnya.
Orang yang sedang flu juga bisa menularkan virus lewat sentuhan. Saat menyeka hidung, batuk, atau menyentuh mulut, virus berpindah ke tangan. Dari tangan inilah virus bisa langsung menular ke orang lain melalui jabat tangan atau sentuhan.
Selain itu, virus dapat bertahan hidup selama beberapa jam di permukaan benda keras seperti mainan, gagang pintu, atau papan ketik komputer. Ketika orang lain menyentuh benda yang terkontaminasi lalu menyentuh mata, hidung, atau mulut mereka, infeksi pun terjadi.
Bahkan, pengasuh yang tanpa sadar membawa virus di tangannya bisa menularkannya dari satu anak ke anak lain hanya lewat sentuhan.
Anak-anak yang berisiko terkena influenza A
Seorang anak memiliki risiko lebih tinggi terkena flu jika mereka:
- Berada di sekitar orang yang sedang terinfeksi flu.
- Belum mendapatkan vaksin flu.
- Tidak mencuci tangan setelah menyentuh permukaan yang terkontaminasi.
Anak-anak kecil serta anak dengan kondisi kesehatan tertentu memiliki risiko lebih besar untuk dirawat di rumah sakit atau mengalami influenza yang berat maupun dengan komplikasi.
Gejala influenza A

Gejala influenza A, lama sakit, dan tingkat keparahannya dapat berbeda pada setiap orang, tergantung usia, kondisi kesehatan yang mendasari, serta daya tahan tubuh. Gejala bisa berkisar dari tanpa gejala, ringan, hingga berat yang dapat menjadi keadaan darurat medis.
Gejala umum influenza A
- Demam tinggi mendadak, menggigil.
- Batuk, batuk kering.
- Sakit tenggorokan.
- Bersin, hidung tersumbat, pilek.
- Lelah, lemah.
- Sakit kepala.
- Hilang nafsu makan.
- Mual, muntah.
- Diare.
- Nyeri tubuh, nyeri otot, nyeri sendi.
Gejala berat Influenza A
- Demam tinggi menetap di atas 38 derajat Celcius lebih dari satu minggu.
- Pneumonia.
- Sesak napas, napas cepat.
- Detak jantung cepat, berdebar.
- Tekanan darah rendah (hipotensi).
- Gagal napas.
- Kejang demam (terutama pada anak kecil).
- Kematian.
Influenza pada anak yang perlu pemeriksaan dokter
Bayi yang terkena influenza harus segera diobati, terutama jika usianya masih di bawah 6 bulan. Bayi tetap diusahakan mendapatkan ASI ekslusif. Sementara itu, pada anak usia 5 tahun atau lebih tua, jika kondisinya memburuk harus segera dibawa ke dokter.
Gejala influenza yang perlu pemeriksaan oleh dokter antara lain:
- Anak terus-menerus demam tinggi dengan suhu tubuh lebih dari 38 derajat Celcius.
- Anak mengalami kejang karena suhu tubuh yang terlalu tinggi.
- Anak kehilangan nafsu makan.
- Saluran pernapasan anak bermasalah, napasnya pendek-pendek, sesak, dan muncul mengi.
- Badan anak menjadi lemah, muntah, dan bibir terlihat membiru.
- Tenggorokan terasa kering dan mengalami nyeri terus-menerus pada kepala, perut, dan telinga.
- Batuk yang tak kunjung reda selama lebih dari tiga hari, apalagi jika sampai menyebabkan tersedak.
- Leher terasa kaku.
- Anak menjadi sangat rewel.
- Anak menjadi sulit tidur.
Diagnosis

Diagnosis influenza A butuh evaluasi dokter.
Dalam beberapa kasus, dokter dapat melakukan pemeriksaan tambahan, seperti tes darah atau pengambilan sampel sekresi pernapasan. Pemeriksaan sinar-X dada dan pengukuran kadar oksigen dalam darah juga kadang diperlukan.
Sebagian besar orang sudah cukup familier dengan gejala influenza. Diagnosis biasanya dapat ditegakkan dengan cukup tepat, baik oleh penderita sendiri maupun anggota keluarga. Gejala khas seperti demam tinggi dan nyeri tubuh membantu membedakan influenza dari selesma biasa, terutama saat terjadi wabah. Namun, ketika tidak ada wabah, mengidentifikasi influenza hanya berdasarkan gejala bisa menjadi lebih sulit.
Tes sekresi pernapasan dapat digunakan untuk memastikan keberadaan virus influenza, sedangkan tes darah membantu menilai tingkat keparahan infeksi. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan bila pasien tampak sangat sakit atau bila dokter mencurigai adanya penyebab lain dari gejala. Beberapa tes bahkan dapat dilakukan langsung di tempat praktik dokter.
Jika ada dugaan pneumonia, dokter akan melakukan pemeriksaan sinar-X dada serta mengukur kadar oksigen dalam darah menggunakan oksimetri nadi.
Pengobatan
Jika anak terkena influenza A, perawatan sebaiknya difokuskan pada pemberian cairan serta kewaspadaan terhadap tanda-tanda influenza berat. Istirahat dan banyak minum cairan sangat penting untuk mempercepat pemulihan. Jika tidak ada komplikasi, anak biasanya akan sembuh dalam 1–2 minggu.
Pengobatan simtomatik untuk demam, sakit tenggorokan, pilek, dan batuk dapat membantu mengurangi rasa tidak nyaman. Namun, pengobatan ini umumnya tidak mengubah jalannya penyakit atau mempercepat pemulihan.
Kelompok anak berisiko tinggi dapat memperoleh manfaat dari obat antivirus, terutama bila diagnosis ditegakkan sejak awal. Agar efektif dalam mengurangi tingkat keparahan dan lama sakit, obat ini harus diberikan dalam dua hari pertama sejak timbulnya gejala. Pada anak yang sehat, manfaatnya terbatas. Dokter akan menentukan apakah anak memerlukan antivirus.
Merawat anak dengan influenza
Disarankan agar anak mendapatkan vaksin influenza setiap tahun mulai usia 6 bulan.
Vaksin influenza berisi tiga hingga empat jenis virus influenza (dua tipe A dan satu atau dua tipe B) yang paling umum beredar pada musim tersebut.
Kebiasaan hidup bersih juga tak kalah penting. Lakukan ini:
- Cuci tangan secara teratur dan menyeluruh dengan sabun dan air, terutama sebelum menyentuh mata, hidung, atau mulut.
- Menggunakan pembersih tangan berbasis alkohol.
- Tidak berbagi gelas atau peralatan makan.
- Menutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin.
- Tetap di rumah dan tidak pergi ke sekolah atau tempat ramai saat sakit.
- Menghindari kontak dekat dengan orang yang sedang sakit flu atau menunjukkan gejala flu.
- Jika anak menunjukkan gejala mirip flu, biarkan ia beristirahat di rumah, batasi kontak dengan orang lain, dan bawa ke dokter. Dokter akan menentukan apakah perlu dilakukan pemeriksaan atau pengobatan lebih lanjut.
Segera bawa anak ke IGD jika muncul gejala ini pada anak:
- Sulit bernapas atau sesak napas.
- Nyeri atau tekanan di dada atau perut.
- Pusing mendadak.
- Bingung.
- Muntah hebat atau terus-menerus.
- Gerakan berkurang atau tidak ada gerakan sama sekali.
- Lemas atau tampak sangat lesu.
Hal-hal yang bisa dilakukan oleh orang tua pada anak yang sakit
Beberapa hal yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk membantu pemulihan anak
- Buat anak senyaman mungkin dan dorong untuk banyak beristirahat. Jika anak demam, pakaikan pakaian tipis dan jaga suhu ruangan sekitar 20 derajat Celcius.
- Sering tawarkan cairan dingin. Cairan tambahan dibutuhkan untuk mengganti cairan yang hilang melalui keringat. Jika warna urine anak lebih gelap dari biasanya, berarti ia perlu minum lebih banyak.
- Anak mungkin tidak ingin makan. Tawarkan makanan ringan yang bergizi.
Pemantauan dan pengobatan gejala
- Pantau suhu tubuh anak. Untuk meredakan nyeri, nyeri otot, atau demam di atas 38,5 derajat Celcius, gunakan parasetamol. Ibuprofen dapat digunakan untuk anak usia di atas 6 bulan. Ikuti dosis dan jadwal sesuai petunjuk pada kemasan atau anjuran dokter anak.
- Jangan berikan asam asetilsalisilat (ASA/Aspirin) atau obat flu yang mengandung ASA pada anak atau remaja dengan influenza, karena dapat menyebabkan kerusakan otak dan hati (sindrom Reye).
Obat bebas
- Obat batuk dan pilek tanpa resep sebaiknya tidak boleh diberikan kepada anak di bawah usia 3 tahun kecuali atas resep dokter.
- Konsultasikan dengan dokter anak sebelum memberikan obat bebas pada anak di bawah 12 tahun, atau pada anak yang sedang minum obat lain atau memiliki penyakit kronis.
- Selalu baca petunjuk pada label dengan cermat dan jangan melebihi dosis yang dianjurkan.
Batuk dan hidung tersumbat
- Batuk sebenarnya membantu membersihkan lendir dari dada. Pada anak yang lebih besar dengan batuk kering terus-menerus yang mengganggu tidur, obat dengan dextromethorphan mungkin membantu, meski penelitian menunjukkan manfaatnya terbatas. Dekongestan dan antihistamin tidak efektif untuk menghentikan batuk.
- Jika bayi kesulitan menyusu karena hidung tersumbat, gunakan alat penyedot lendir karet untuk membersihkan hidung. Tetes atau semprotan saline dapat digunakan bila lendir sangat kental; semprotan biasanya lebih efektif karena menjangkau lebih dalam ke saluran hidung.
- Humidifier uap dingin dapat membantu anak merasa lebih nyaman. Pastikan alat dibersihkan dan dikeringkan dengan baik agar tidak terkontaminasi bakteri atau jamur. Vaporizer air panas tidak dianjurkan karena berisiko menyebabkan luka bakar.
- Obat tetes atau semprot hidung yang mengandung obat hanya memberikan kelegaan sementara dan tidak boleh digunakan lebih dari 2–3 hari, karena dapat memperburuk hidung tersumbat. Obat ini juga tidak boleh diberikan pada anak di bawah usia 6 tahun. Dekongestan oral tidak terlalu efektif dan bisa menyebabkan jantung berdebar atau sulit tidur pada anak. Antihistamin tidak efektif untuk influenza.
Antibiotik
- Influenza tidak dapat diobati dengan antibiotik. Antibiotik hanya digunakan bila anak mengalami komplikasi bakteri, seperti infeksi telinga atau pneumonia.
Meredakan sakit tenggorokan
- Berkumur dengan air hangat dapat membantu.
- Untuk anak usia 3 tahun ke atas, mengisap permen keras bebas gula atau pelega tenggorokan yang mengandung madu, herbal, atau pektin juga bisa membantu.
- Pelega tenggorokan yang mengandung obat bius lokal (seperti dyclonine, benzocaine, hexylresorcinol, menthol, atau phenol) tidak boleh diberikan pada anak kecil, karena dapat memengaruhi kemampuan menelan.
Komplikasi yang dapat terjadi

Flu dapat menyebabkan gangguan pernapasan yang berat. Anak dengan gejala parah mungkin perlu dirawat di rumah sakit.
Flu juga dapat berkembang menjadi infeksi paru-paru yang disebut pneumonia. Dalam beberapa kasus, flu bahkan dapat berakibat fatal.
Anak-anak dengan kondisi kesehatan lain yang memengaruhi pernapasan, seperti asma, memiliki risiko lebih tinggi mengalami komplikasi flu. Flu juga dapat memicu kambuhnya asma atau penyakit paru lainnya.
Selain itu, anak yang terkena flu lebih rentan mengalami infeksi telinga.
FAQ seputar influenza pada anak
- Apakah flu menular?
Flu sangat menular. Seseorang yang terkena flu dapat menularkan virus sejak sehari sebelum gejala muncul hingga sekitar satu minggu setelahnya. Virus flu mudah menyebar dari orang ke orang melalui droplet di udara, misalnya saat orang yang terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara. Virus juga dapat menyebar melalui droplet yang menempel di tangan atau benda, seperti gelas dan gagang pintu.
- Apa cara terbaik mencegah anak terkena flu?
Vaksin flu adalah cara terbaik untuk mencegah anak terkena flu. Semua orang berusia 6 bulan ke atas sebaiknya mendapatkan vaksin flu setiap tahun, atau sesuai rekomendasi dokter anak. Vaksinasi sangat penting terutama jika anak memiliki kondisi medis kronis. Anak perlu mendapatkan vaksin flu baru setiap tahun karena virus flu selalu berubah.
- Bagaimana mencegah anggota keluarga lain tertular flu saat anak sakit?
Menjaga kebersihan diri adalah cara terbaik. Caranya: cuci tangan secara teratur, tidak berbagi gelas atau alat makan, mengajarkan anak untuk batuk dan bersin ke siku bagian dalam, menggunakan tisu lalu segera membuangnya ke tempat sampah sebelum mencuci tangan, serta rutin membersihkan permukaan benda.
- Berapa lama anak harus beristirahat di rumah dari sekolah atau tempat penitipan anak?
Jika anak menunjukkan gejala flu, sebaiknya ia tetap di rumah hingga benar-benar pulih. Biasanya ini berlangsung sekitar satu minggu sejak gejala mulai muncul.
- Adakah obat alami yang bisa diberikan agar anak merasa lebih baik?
Tidak disarankan memberikan pengobatan medis maupun alami kepada anak tanpa saran dokter.
- Haruskah memberikan obat flu dan pilek kepada anak?
Obat bebas seperti parasetamol dan/atau ibuprofen dapat membantu meredakan nyeri, demam, dan rasa tidak nyaman. Semprotan hidung saline dapat membantu hidung tersumbat. Obat batuk dan dekongestan tidak dianjurkan untuk gejala flu. Jika anak berusia di atas 12 bulan, madu dapat membantu meredakan batuk. Namun, madu tidak boleh diberikan pada anak di bawah usia 1 tahun karena risiko botulisme.
- Apakah vaksin flu aman?
Semua vaksin harus melalui uji keamanan ketat sebelum disetujui penggunaannya. Vaksin flu terbukti aman. Efek samping yang berat sangat jarang terjadi. Dari satu juta orang, hanya sekitar satu orang yang mungkin mengalami sindrom Guillain-Barré, yang dapat menyebabkan kelemahan otot dan kelumpuhan.
- Ada orang yang sudah divaksinasi flu tetapi tetap terkena flu. Apakah vaksin tidak bekerja?
Ada beberapa jenis virus flu yang beredar sepanjang waktu. Itulah sebabnya seseorang masih bisa terkena flu meskipun sudah divaksinasi, karena vaksin hanya ditujukan untuk jenis tertentu. Namun, vaksinasi tetap meningkatkan peluang untuk terlindungi dari flu. Hal ini sangat penting untuk mencegah virus menyerang orang dengan sistem kekebalan tubuh yang rentan.
Referensi
"Influenza A - H1N1 (Children)." National University Health System. Diakses Oktober 2025.
"Influenza Type A Symptoms in Children." UnityPoint Health. Diakses Oktober 2025.
“Influenza in Children,” Paediatrics & Child Health 10, no. 8 (October 1, 2005): 485–87, https://doi.org/10.1093/pch/10.8.485.
Sarmin Sarmin et al., “Hubungan Iklim Dengan Penyakit Influenza : Literatur Review,” JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN Jurnal Dan Aplikasi Teknik Kesehatan Lingkungan 17, no. 1 (January 1, 2020): 27–32, https://doi.org/10.31964/jkl.v17i1.210.
"Influenza (Flu) in Children." Johns Hopkins Medicine. Diakses Oktober 2025.
"Hindari Komplikasi Influenza pada Anak agar Tidak Berakibat Fatal." Hermina Hospitals. Diakses Oktober 2025.
"Influenza (Flu)." Manual MSD Versi Konsumen. Diakses Oktober 2025.
"5 myths about the flu vaccine." World Health Organization. Diakses Oktober 2025.
"Flu (influenza)." The Royal Children's Hospital Melbourne. Diakses Oktober 2025.