JEC Eye Hospitals and Clinics Tawarkan Perawatan untuk Mata Kering

- Risiko mata kering meningkat karena penggunaan perangkat elektronik berlayar seperti TV, komputer, dan smartphone.
- Rata-rata waktu tatap layar masyarakat Indonesia mencapai 7 jam 38 menit per hari.
- JEC Eye Hospitals and Clinics meluncurkan layanan "Dry Eye Spa" untuk penanganan mata kering.
Risiko mata kering kian mengancam karena aktivitas harian yang saat ini tidak bisa lepas dari penggunaan perangkat elektronik berlayar, dari televisi, komputer hingga smartphone.
Mata kering mesti segera ditangani karena dampaknya bisa sampai merusak permukaan mata, dari yang bersifat ringan hingga berat, sementara, bahkan bisa sampai permanen.
Memahami situasi tersebut, eye care leader di Indonesia, JEC Eye Hospitals and Clinics, melalui salah satu cabangnya, RS Mata JEC Kedoya meluncurkan layanan terbaru, "Dry Eye Spa". Layanan ini mengombinasikan terapi medis dan pengalaman relaksasi layaknya spa.
Statistik screen time masyarakat
Pada tahun 2024, laporan “Revealing Average Screen Time Statistics” dari Backlinko menunjukkan bahwa rata-rata waktu tatap layar atau screen time masyarakat Indonesia mencapai 7 jam 38 menit per hari.
Di samping waktu tatap layar yang berlebih, faktor eksternal seperti paparan AC dan polusi udara terus-menerus turut memperburuk kondisi mata. Individu dengan mata kering diprediksi terus bertambah karena mereka mungkin tidak sadar sedang mengalami dry eye.
Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) menyebut prevalensi mata kering secara global berkisar 5 hingga 50 persen, sedangkan di Asia Tenggara berada pada kisaran 20 sampai 52,4 persen. Sementara di Indonesia, prevalensi mata kering mencapai 27,5 persen.
Di jaringan JEC Eye Hospitals and Clinics sendiri, sepanjang dua tahun terakhir saja (2023–2024), telah menerima kunjungan lebih dari 72.000 pasien mata kering.
Layanan Dry Eye Spa

JEC Dry Eye Spa menawarkan pendekatan baru untuk penanganan mata kering dan memberikan kenyamanan pada mata dengan cepat. JEC Kedoya menjadi rumah sakit mata pertama di Indonesia yang memiliki layanan berkonsep tersebut.
“Perubahan gaya hidup pada era digital sangat memengaruhi kesehatan mata. Screen time yang sangat intensif dengan durasi yang panjang membuat perubahan dinamika mata dalam berkedip, seperti frekuensi yang berkurang atau proses berkedip yang tidak sempurna," kata Ketua Dry Eye Service JEC Eye Hospitals and Clinics, Dr. dr. Nina Asrini Noor, SpM dalam rilis resmi.
Dia menyebut bahwa kondisi ini dapat meningkatkan kekeringan permukaan mata yang seiring waktu berpotensi memulai siklus dry eye.
Mengombinasikan terapi medis dan pengalaman relaksasi layaknya spa, JEC Dry Eye Spa menawarkan pendekatan baru untuk penanganan mata kering dan memberikan kenyamanan pada mata dengan segera.