Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Migrain Sering Menyerang pada Pagi Hari?

ilustrasi serangan migrain (pexels.com/MART PRODUCTION)
Intinya sih...
  • Diperkirakan 50 persen orang yang mengalami migrain juga mengalami insomnia.
  • Perubahan hormon pada dini hari dapat menyebabkan serangan migrain dan sakit kepala non migrain.
  • Bangun dalam keadaan dehidrasi dapat memicu episode migrain pada sebagian orang.

Serangan migrain saat bangun tidur umum dialami oleh orang-orang yang didiagnosis dengan sakit kepala sebelah ini. 

Menurut penelitian, sakit kepala pada pagi hari memengaruhi 1 dari 13 orang. Pagi hari adalah waktu umum serangan migrain.

Alasan serangan migrain terjadi pada pagi hari rumit dan tidak sepenuhnya dipahami, tetapi diyakini bahwa cara otak melewati siklus tidur-bangun ada hubungannya dengan itu. Untuk memahaminya lebih baik, kenali beberapa penyebab potensial serangan migrain pada pagi hari yang telah dirangkum di bawah ini.

1. Pola tidur

Lama kamu tidur setiap malam merupakan prediktor kuat seberapa besar kemungkinan kamu mengalami serangan migrain pada pagi hari.

Satu tinjauan studi tahun 2017 memperkirakan 50 persen orang yang mengalami migrain juga mengalami insomnia.

Tinjauan yang sama menunjukkan bahwa 38 persen orang yang mengalami serangan migrain tidur kurang dari 6 jam per malam, dan setidaknya setengahnya melaporkan mengalami gangguan tidur.

2. Kondisi mental

ilustrasi orang dengan gangguan kecemasan (pixabay.com/xenseru)

Kondisi kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, dan stres telah lama dikaitkan dengan migrain.

Satu studi menemukan bahwa stres dan kecemasan, khususnya, memiliki hubungan yang kuat dengan kondisi tersebut. Peserta dengan migrain melaporkan gejala-gejala berikut yang dapat dikaitkan dengan kecemasan:

  • Tidak dapat menghentikan atau mengendalikan kekhawatiran.
  • Kesulitan untuk rileks.
  • Merasa gugup, cemas, atau gelisah.
  • Terlalu khawatir tentang berbagai hal.

3. Hormon

Perubahan hormon pada dini hari dapat menyebabkan serangan migrain dan sakit kepala non migrain.

Perubahan hormon lainnya juga menyebabkan episode migrain, termasuk perubahan estrogen yang terjadi sebelum atau selama menstruasi, kehamilan, dan menopause.

4. Obat-obatan

ilustrasi obat pereda nyeri (pexels.com/JESHOOTS.com)

Banyak orang minum obat pereda nyeri yang dijual bebas untuk meredakan sakit kepala. Namun, seiring waktu, obat pereda nyeri yang sering diandalkan ini malah bisa memicu sakit kepala.

Alasannya, ketika digunakan dalam jangka waktu lama, obat tersebut menjadi kurang efektif dan sakit kepala yang muncul kembali menjadi lebih menyakitkan. Kondisi ini dikenal sebagai sakit kepala karena penggunaan obat berlebihan atau sakit kepala rebound.

5. Genetik

Menurut laporan dalam jurnal Neuropsychiatric Disease and Treatment (2021), penelitian telah banyak menunjukkan bahwa ada komponen genetik yang signifikan untuk migrain. Berdasarkan riwayat medis keluarga, kamu mungkin rentan terhadap gangguan neurologis ini.

Koneksi ini dapat menjelaskan penyebab sakit kepala secara umum, tetapi apa yang memicu migrain pada anggota keluarga lain mungkin berbeda dari pemicu pribadi kamu.

6. Dehidrasi

ilustrasi migrain atau sakit kepala sebelah (freepik.com/jcomp)

Bangun dalam keadaan dehidrasi dapat memicu episode migrain pada sebagian orang. Penelitian menunjukkan bahwa dehidrasi terkait dengan frekuensi dan tingkat keparahan sakit kepala migrain.

Dehidrasi adalah kondisi fisiologis saat tubuh seseorang tidak memiliki cukup air untuk mendukung fungsinya. Kondisi ini dapat menyebabkan migrain melalui beberapa mekanisme yang memicu nyeri dan peradangan.

Misalnya, jika tubuh kekurangan air, volume darah dapat menurun dan aliran darah ke otak berkurang. Aliran darah yang berkurang dapat membatasi pasokan nutrisi penting, elektrolit, dan oksigen ke otak.

Kadar hormon stres dapat meningkat, dan pembuluh darah di otak dapat menyempit. Jika kehilangan cairan parah, otak dapat menyusut sementara dan menyebabkan nyeri dengan menarik jaringan di sekitarnya.

7. Putus kafein

Beberapa orang yang mengonsumsi terlalu banyak kafein juga dapat mengalami dehidrasi.

Kalau kamu lebih sering minum kopi atau minuman berenergi manis daripada air putih, ini mungkin bertanggung jawab atas dehidrasi yang dialami tubuh.

Apabila kamu biasanya mengonsumsi kafein dalam jumlah banyak kemudian berhenti tiba-tiba, ini dapat menyebabkan gejala putus kafein (caffeine withdrawal) jangka pendek, termasuk migrain. Akan tetapi, melepaskan diri dari ketergantungan kafein bisa bermanfaat bagi kesehatan dalam jangka panjang.

Bangun tidur mengalami migrain adalah kejadian umum pada orang-orang yang didiagnosis dengan gangguan neurologis tersebut. Ini bisa karena pengobatan, putus kafein, kurang tidur, kondisi mental tertentu, dan lain-lain.

Kalau kamu mengalami migrain yang reguler atau sering, atau serangan terasa parah dan sangat melemahkan, berkonsultasilah dengan dokter. Dokter dapat membantu mengobati dan merencanakan strategi pencegahan terbaik.

Referensi

"How Sleep Disorders Interact with Headache and Migraine". American Migraine Foundation. Diakses November 2024.
Ohayon, Maurice M. “Prevalence and Risk Factors of Morning Headaches in the General Population.” Archives of Internal Medicine 164, no. 1 (January 12, 2004): 97.
"What to know about waking up with a migraine headache". Medical News Today. Diakses November 2024.
Fernández-De-Las-Peñas, César, Juan J. Fernández-Muñoz, et al. “Sleep disturbances in tension-type headache and migraine.” Therapeutic Advances in Neurological Disorders 11 (December 6, 2017).
Peres, Mario Fernando Prieto, Juliane P. P. Mercante, et al. “Anxiety and depression symptoms and migraine: a symptom-based approach research.” The Journal of Headache and Pain 18, no. 1 (March 21, 2017).
"Waking Up With A Migraine: Everything You Need To Know". Health Match. Diakses November 2024.
"Why Am I Waking Up With a Migraine?" Cleveland Clinic. Diakses November 2024.
Khorsha, Faezeh, Atieh Mirzababaei, Mansoureh Togha, and Khadijeh Mirzaei. “Association of drinking water and migraine headache severity.” Journal of Clinical Neuroscience 77 (May 20, 2020): 81–84.
"Understanding Why You’re Waking Up with a Migraine Episode". Healthline. Diakses November 2024.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
Bayu Nur Seto
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us