Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Melihat Sosok Aneh saat Ketindihan? Ini Penjelasan Medisnya

ilustrasi bayangan misterius (freepik.com/freepik)
ilustrasi bayangan misterius (freepik.com/freepik)

Fenomena ketindihan atau sleep paralysis merupakan fenomena saat seseorang tidak dapat bergerak atau berbicara, yang terjadi ketika bangun dari tidur atau akan tidur. Pernah mengalaminya?

Saat mengalami ketindihan, kamu mungkin pernah melihat atau merasakan seperti ada kehadiran sosok yang menjurus pada hal mistis. Menurut kepercayaan, fenomena ini sering dikaitkan dengan jin atau setan.

Ternyata, secara medis para ilmuwan juga membahas mengenai halusinasi pada ambang tidur ini, dan ini disebut sebagai sleep demon.

Menurut American Academy of Sleep Medicine, sekitar 75 persen orang yang mengalami ketindihan mengalami halusinasi, yaitu melihat, mendengar, atau merasakan sesuatu yang sebenarnya tidak ada di sana.

Para peneliti memperkirakan halusinasi tersebut berkaitan dengan sensasi seperti mimpi yang berlanjut hingga kehidupan nyata. Dilansir Sleep Foundation, berikut penjelasan medis mengenai sleep demon.

1. Mengapa seseorang mengalami sleep paralysis?

ilustrasi pria bermimpi buruk (unsplash.com/Adi Goldstein)
ilustrasi pria bermimpi buruk (unsplash.com/Adi Goldstein)

Ketika tertidur, tubuh kamu mengalami dua fase, yaitu rapid eye movement (REM) dan non-rapid eye movement (NREM).

Fase tidur NREM terjadi saat kamu sudah mulai tertidur nyenyak. Sementara pada fase REM, mata sudah terpejam, tetapi bola mata masih bergerak dan kerja gelombang otak masih aktif.

Selama fase REM, terjadi peningkatan aktivitas otak, pernapasan, jantung, dan tekanan darah. Karena peningkatan tersebut, pada fase ini sering kali muncul mimpi, di antaranya mimpi buruk yang terasa nyata.

Di sisi lain, selama fase tidur REM tubuh mengalami kelumpuhan sementara yang disebut atonia atau hipotonia otot, sehingga tubuh sulit digerakkan. Salah satu fungsi fisiologis dari kelumpuhan ini yaitu mencegah kamu melukai dirinya sendiri karena merealisasikan mimpinya.

Dalam keadaan sleep paralysis atau fenomena ketindihan, garis antara tidur dan terjaga menjadi kabur. Ketika memasuki fase REM, orang yang mengalami ketindihan menjadi sadar terhadap sekelilingnya sementara kelumpuhan otot tetap berlanjut selama beberapa detik hingga menit. 

Artinya, orang tersebut dapat berpikir, melihat dan mendengar secara sadar, tetapi tidak dapat menggerakkan tubuhnya.

Tonus otot yang berkurang ini juga dapat terjadi pada otot pernapasan sehingga napas menjadi tidak teratur, yang mengakibatkan penurunan signifikan pada ventilasi alveolar dan volume tidal, yang menyebabkan sensasi sesak napas.

Ketika ketindihan disertai dengan halusinasi, orang tersebut kemudian mulai melihat, mendengar, atau merasakan sesuatu di lingkungannya yang sebenarnya tidak ada. 

2. Jenis halusinasi saat ketindihan

ilustrasi orang di tengah badai (freepik.com/creativeart)
ilustrasi orang di tengah badai (freepik.com/creativeart)

Halusinasi yang terjadi saat seseorang mengalami ketindihan bisa bermacam-macam, mulai dari melihat gambaran sosok sederhana hingga melibatkan banyak indera tubuh.

  • Halusinasi inkubus (tekanan dada), yaitu merasa seperti tercekik atau ada sesuatu yang menekan dada.
  • Halusinasi intruder (penyusup), yaitu melihat atau merasakan sesuatu atau sosok yang mengancam di kamar tidur, seperti setan atau orang jahat. Halusinasi jenis ini sering disertai dengan halusinasi inkubus.
  • Halusinasi motorik vestibular, yaitu merasa melakukan sesuatu seperti menggerakkan tubuh, hingga merasa jiwa keluar dari tubuh.

3. Mekanisme penyebab halusinasi saat ketindihan

ilustrasi neuron otak (freepik.com/vecstock)
ilustrasi neuron otak (freepik.com/vecstock)

Untuk menjelaskan pengalaman menakutkan selama halusinasi ini, para peneliti mempertimbangkan beberapa mekanisme di antaranya peran hormon, gangguan otak, perubahan pola pernapasan, dan sistem fight-or-flight.

  • Serotonin: Saat kamu bangun dari tidur, hormon seperti serotonin menekan fase REM dan berperan meningkatkan kesadaran terhadap lingkungan sekitar. Akan tetapi, selama episode sleep paralysis, serotonin dilepaskan ketika kamu masih berada dalam fase tidur REM. Keadaan ini dapat mengaktivasi sirkuit rasa takut di otak dan menyebabkan halusinasi.
  • Gangguan otak: Gangguan pada bagian otak yang bertanggung jawab untuk menciptakan gambaran tubuh mendasari terciptanya sosok mirip manusia yang sering terlihat saat halusinasi.
  • Perubahan pernapasan: Ketika otot-otot utama menjadi lumpuh selama tidur REM, pernapasan biasanya menjadi lebih dangkal. Kesadaran akan berkurangnya pernapasan selama ketindihan dapat bermanifestasi sebagai perasaan tercekik atau tekanan pada dada.
  • Respons fight-or-flight: Ketika kamu mulai menyadari bahwa mereka tidak dapat bergerak, ketakutan dapat meningkat dan memicu kepanikan atau respons fight-or-flight. Respons ini kemudian dapat memperburuk isi halusinasi yang menakutkan.

4. Perbedaan mimpi dan halusinasi

ilustrasi siluet pria (unsplash.com/Ben Sweet)
ilustrasi siluet pria (unsplash.com/Ben Sweet)

Halusinasi mungkin sulit dibedakan dari mimpi. Hal-hal berikut dapat memperjelas perbedaan antara halusinasi pada sleep paralysis dengan mimpi.

  • Orang yang mengalami halusinasi saat ketindihan biasanya sadar bahwa mereka telah bangun, sedangkan orang yang bermimpi sering kali tidak menyadari bahwa mereka sedang tidur.
  • Walaupun mimpi dapat terjadi di mana saja, tetapi sering kali mencakup suasana di luar rumah dan tidak berkaitan dengan lingkungan tidur. Sementara itu, halusinasi pada sleep paralysis sering kali tumpang tindih dengan kenyataan dan terjadi di dalam kamar atau lingkungan tidur pada kehidupan nyata.
  • Sekitar 90 persen halusinasi selama sleep paralysis melibatkan perasaan takut. Sebaliknya, mimpi yang dianggap menakutkan hanya sekitar 30 persen.
  • Seseorang cenderung melupakan seluruh atau sebagian mimpinya setelah bangun tidur, tetapi orang dengan halusinasi malam hari sering kali mengingat pengalaman tersebut dengan jelas.

5. Cara bangun dari ketindihan

ilustrasi pria mengalami gangguan tidur (freepik.com/DC Studio)
ilustrasi pria mengalami gangguan tidur (freepik.com/DC Studio)

Setiap orang bisa memiliki cara berbeda untuk bangun dari ketindihan. Menemukan cara yang efektif untuk menghentikan episode yang sedang terjadi adalah strategi penanganan yang berguna. Diantara cara yang dapat dilakukan untuk menyudahi episode sleep paralysis yaitu:

  • Mencoba menggerakkan jari, lengan, kaki, atau anggota badan lain.
  • Memberikan kode kepada oleh pasangan tidur untuk membangunkan kamu.
  • Tetap tenang dan fokus merelaksasikan tubuh dan pikiran, serta berusaha meyakinkan diri bahwa yang terjadi adalah halusinasi.
  • Memfokuskan pikiran untuk melafalkan doa atau berdoa dalam hati.

6. Cara mencegah ketindihan

ilustrasi tempat tidur yang nyaman (unsplash.com/Slaapwijsheid.nl)
ilustrasi tempat tidur yang nyaman (unsplash.com/Slaapwijsheid.nl)

Untuk mencegah sleep paralysis dan halusinasi, cari tahu pemicu yang mendasarinya, lalu ketahui cara mengatasinya.

  • Pahami bahwa halusinasi itu tidak berbahaya. Ini diharapkan dapat mengurangi kebingungan dan ketakutan yang kamu alami.
  • Berkonsultasi dengan dokter apabila dalam sehari-hari kamu sering merasa cemas. Pegelolaan terhadap rasa takut dan cemas penting karena kecemasan dapat meningkatkan risiko insomnia dan sleep paralysis. Berlaku sebaliknya, kelumpuhan tidur sendiri bisa menimbulkan kecemasan. 
  • Relaksasikan tubuh dan pikiran sebelum tidur. Selain membantu kamu tidur lebih nyenyak, relaksasi juga mengurangi kemungkinan terjadinya episode sleep paralysis.
  • Coba ubah posisi tidurmu. Penelitian menunjukkan bahwa mengubah posisi tidur juga dapat membantu mencegah episode sleep paralysis. Misalnya, jika kamu tidur dengan posisi telentang, cobalah tidur miring ke kanan atau kiri.
  • Praktikkan sleep hygiene yang baik. Sleep hygiene adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kebiasaan tidur yang baik. Misalnya tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari, ciptakan kamar tidur yang sejuk, gelap, dan sunyi, tidak mengonsumsi kafein menjelang waktu tidur, jauhkan diri dari perangkat elektronik sebelum tidur, dan lain-lain.

Itu dia penjelasan mengenai melihat sosok misterius ketika ketindihan. Sebenarnya, ketindihan dan halusinasi tidak berbahaya. Akan tetapi, apabila keadaan ini terjadi secara terus-menerus dan mengganggu kegiatan sehari-hari, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui penyebab dan penanganan yang tepat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Annisa Rizki
EditorAnnisa Rizki
Follow Us