Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Perlu Ada Alat AED di Gym?

ilustrasi AED atau Automated External Defibrillator (unsplash.com/Alexandre Brondino)
ilustrasi AED atau Automated External Defibrillator (unsplash.com/Alexandre Brondino)

Salah satu cara terbaik untuk tetap sehat dan bugar adalah dengan pergi ke gym. Meskipun gym memiliki peralatan yang aman dan hadirnya trainer yang dapat mengawasi siapa pun yang sedang berlatih, tetapi ada baiknya gym disertai dengan automated external defibrillator (AED).

AED atau alat kejut jantung adalah alat yang dirancang untuk memberikan pertolongan pertama yang krusial dalam situasi henti jantung.

Saat berolahraga di gym, tubuh bekerja lebih keras dari biasanya, meningkatkan tekanan pada jantung dan sistem peredaran darah. Dan, olahraga intens bisa memicu serangan jantung mendadak. Di sinilah pentingnya kehadiran AED, untuk menyelamatkan nyawa jika ada kejadian seperti itu.

Di bawah ini dibahas alasan kenapa di gym sebaiknya dilengkapi dengan AED.

1. Dapatkah olahraga menyebabkan serangan jantung

Olahraga teratur membantu memperkuat jantung dan menurunkan risiko masalah jantung jangka panjang. Namun, pada saat yang sama, aktivitas berat juga dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan henti jantung mendadak atau sudden cardiac arrest (SCA).

SCA disebabkan oleh masalah dalam sistem kelistrikan jantung yang menyebabkan jantung tiba-tiba berhenti memompa darah beroksigen ke seluruh tubuh. Meskipun SCA lebih mungkin terjadi pada orang dengan faktor risiko seperti obesitas, diabetes, penyakit jantung, dan hipertensi, tetapi SCA juga dapat terjadi pada orang yang sehat.

Saat terjadi kejadian SCA, tindakan cepat dari orang yang berada di sekitar sangat penting untuk bertahan hidup. Selain menghubungi layanan darurat, orang yang berada di sekitar harus memulai resusitasi jantung paru (RJP/CPR) dalam beberapa menit dan melakukan defibrilasi untuk memulai mengembalikan kerja jantung sesegera mungkin guna membatasi kerusakan jaringan dan meningkatkan peluang bertahan hidup. 

2. AED dan fungsinya

ilustrasi AED atau Automated External Defibrillator (unsplash.com/P. L.)
ilustrasi AED atau Automated External Defibrillator (unsplash.com/P. L.)

AED adalah alat penyelamat nyawa portabel untuk menangani SCA. AED menggunakan terapi kejut listrik, yang dikenal sebagai defibrilasi, untuk mengembalikan ritme detak jantung normal bagi mereka yang mengalami pola detak jantung tidak teratur.

AED dapat dioperasikan tanpa pelatihan medis profesional sehingga sangat cocok untuk ditempatkan di tempat umum, di mana keadaan darurat dapat terjadi secara tidak terduga, seperti gym.

AED dapat meningkatkan peluang bertahan hidup secara signifikan jika digunakan sesegera mungkin setelah kejadian.

3. Kapan perlu menggunakan mesin AED?

AED digunakan saat seseorang mengalami serangan jantung. Sekitar 90 persen orang yang mengalami serangan jantung di luar rumah sakit meninggal ketika tidak dirawat. Tanda dan gejala serangan jantung, meliputi:

  • Kesulitan bernapas
  • Tidak ada denyut nadi
  • Kehilangan kesadaran secara tiba-tiba
  • Tidak responsif.

Henti jantung mendadak berbeda dengan serangan jantung. Serangan jantung terjadi karena penyumbatan yang menghalangi darah mengalir ke jantung, tetapi jantung tidak berhenti berdetak.

Karena AED hanya membantu memulihkan irama jantung jika berhenti atau berdetak tidak teratur, AED tidak akan mengobati serangan jantung. Namun, serangan jantung meningkatkan risiko henti jantung.

Orang yang ada di sekitar korban dapat menggunakan AED untuk mengurangi risiko kematian sambil menunggu ambulans tiba. Menggunakan AED tidak memerlukan pelatihan sehingga bantuan dapat diberikan oleh siapa pun.

4. Cara menggunakan mesin AED

ilustrasi menggunakan mesin AED atau Automated External Defibrillator (pexels.com/Raven Domingo)
ilustrasi menggunakan mesin AED atau Automated External Defibrillator (pexels.com/Raven Domingo)

AED biasanya ditaruh di kotak P3K, dengan simbol berbentuk hati berwarna merah atau hijau di atasnya. Sebelum menggunakan AED, hubungi ambulans agar paramedis dapat dikirim. Minta satu orang untuk memulai RJP dan yang lain berlari untuk mengambil AED.

AED biasanya disertai petunjuk langkah demi langkah dan perintah suara sehingga orang yang tidak terlatih dapat menggunakannya. Secara umum, petunjuk tersebut meliputi:

  1. Lepaskan pakaian hingga bagian dada terbuka, dan keringkan dada jika perlu.
  2. Kosongkan area di dekat orang yang tidak sadarkan diri.
  3. Pasang bantalan di sisi kanan atas dan kiri bawah dada.
  4. Pastikan kabel konektor bantalan terpasang ke AED.
  5. Biarkan AED menganalisis irama jantung. Perintah suara akan menginstruksikanmu untuk memberikan sengatan listrik jika perlu. 
  6. Setelah menganalisis irama jantung atau memberikan kejutan listrik, lakukan RJP pada orang yang tidak sadarkan diri.

5. Tips menggunakan mesin AED

Penting untuk tidak hanya mengetahui cara menggunakan mesin AED, tetapi juga cara melakukan RJP. Dengan demikian, kamu dapat membantu, terlepas dari apakah AED tersedia.

RJP saja tidak dapat menyelamatkan seseorang dari serangan jantung. Namun, ini dapat membuat seseorang tetap hidup hingga bantuan medis darurat tiba dan dapat memberikan kejutan. Karenanya, pertimbangkan untuk mengambil kursus sertifikasi RJP.

Akhir kata, meskipun jarang terjadi, tetapi beberapa kasus henti jantung mendadak terjadi saat orang berolahraga. Jika digunakan dengan cepat, mesin AED dapat mengurangi risiko kematian akibat henti jantung mendadak. AED dilengkapi dengan instruksi dan perintah suara agar orang yang tidak terlatih dapat menggunakannya.

Referensi 

5 Reasons AEDs for Gyms Are a Smart Investment. CalMed Equipment. Diakses Mei 2025. 
Why AEDs Are Gym Essentials." DefibsPlus. Diakses Mei 2025. 
"How a Gym AED Saved Bob Harper’s Life After His Heart Attack." Health. Diakses Mei 2025. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
Eka Amira Yasien
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us