- Jenis dan keganasan virus HIV.
- Faktor genetik tubuh.
- Usia saat terinfeksi.
- Kondisi kesehatan awal.
- Adanya penyakit penyerta atau infeksi lain.
Mengapa HIV Bisa Tidak Bergejala selama Bertahun-tahun?

- Tahapan infeksi HIV dalam tubuh: fase akut dan laten klinis. Fase laten klinis dikenal juga sebagai fase tanpa gejala.
- HIV tetap aktif meski tanpa gejala: pada fase laten klinis, virus terus berkembang biak dan melemahkan sistem kekebalan tubuh.
- Karena HIV bisa tidak bergejala selama bertahun-tahun, satu-satunya cara untuk mengetahui status adalah dengan tes HIV.
Banyak orang berpikir bahwa infeksi HIV akan langsung menimbulkan gejala yang jelas. Padahal kenyataannya, virus ini justru terkenal “diam-diam” dan bisa bersarang di dalam tubuh tanpa menunjukkan tanda apa pun selama bertahun-tahun. Kalau terinfeksi, kamu bisa saja tampak sehat, aktif beraktivitas seperti biasa, bahkan tidak merasa ada yang salah, padahal diam-diam virus merusak tubuh .
Fase tanpa gejala inilah yang membuat HIV sangat berbahaya sekaligus sulit dikendalikan. Tanpa pemeriksaan rutin, kamu bisa saja tidak sadar diri kamu terinfeksi, sementara penularan tetap terjadi. Untuk memahami alasan mengapa HIV bisa bersembunyi dalam waktu lama tanpa menimbulkan gejala, kamu perlu tahu bagaimana virus ini bekerja dalam tubuh.
1. Tahapan infeksi HIV dalam tubuh
Ada beberapa tahap yang dilalui setelah terinfeksi HIV. Tahap pertama adalah fase akut, yang biasanya muncul 2–4 minggu setelah terpapar virus. Pada fase ini, sebagian orang mengalami gejala mirip flu, seperti demam, ruam, sakit tenggorokan, nyeri otot, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Namun, banyak juga yang tidak merasakan gejala apa pun.
Setelah fase akut, tubuh masuk ke tahap yang disebut laten klinis atau fase tanpa gejala. Inilah periode terpanjang dalam perjalanan HIV. Pada fase ini, virus tetap ada di dalam tubuh dan terus berkembang, tetapi dalam jumlah yang relatif rendah. Tanpa pengobatan, fase ini rata-rata berlangsung sekitar 8–10 tahun, bahkan pada beberapa orang bisa mencapai lebih dari 15 tahun sebelum akhirnya berkembang menjadi AIDS.
2. HIV tetap aktif meski tanpa gejala
Walaupun tidak menimbulkan tanda-tanda penyakit, tetapi bukan berarti virus berhenti bekerja. Selama fase laten klinis, HIV tetap menggandakan diri dan menyerang sel-sel penting dalam sistem kekebalan tubuh, terutama sel CD4 (T-helper) yang berfungsi layaknya komandan pertahanan tubuh.
Tubuh sebenarnya melawan dengan memproduksi antibodi dan sel pembunuh virus. Terjadi semacam “keseimbangan rapuh” antara virus dan sistem imun. Sayangnya, dalam jangka panjang, HIV tetap unggul. Perlahan tapi pasti, jumlah sel CD4 terus menurun hingga akhirnya sistem kekebalan tidak lagi mampu melindungi tubuh dari infeksi ringan sekalipun.
3. Peran sistem imun dalam menekan gejala

Pada orang sehat, jumlah sel CD4 normal berada di kisaran 500–1.600 sel per mikroliter darah. Selama fase tanpa gejala, sistem imun masih cukup kuat untuk mempertahankan jumlah sel CD4 di atas ambang berbahaya sehingga tubuh tetap tampak sehat.
Namun, meski tidak terlihat dari luar, peradangan dan aktivitas imun tingkat rendah terus berlangsung. Kelelahan sistem imun ini berlangsung secara perlahan selama bertahun-tahun. Akibatnya, ketika gejala mulai muncul, kerusakan yang terjadi di dalam tubuh sebenarnya sudah cukup berat.
4. Faktor genetik dan perbedaan tiap individu
Tidak semua orang mengalami perjalanan HIV yang sama. Ada yang tetap tanpa gejala lebih dari 10 tahun, ada pula yang mengalami penurunan kesehatan lebih cepat. Hal ini dipengaruhi oleh:
Beberapa orang memiliki gen tertentu yang mampu menekan replikasi virus lebih baik. Namun, tanpa pengobatan, tidak ada seorang pun yang benar-benar kebal dari perkembangan HIV menjadi AIDS.
5. Mengapa HIV tetap menular meski tanpa gejala?
Inilah bagian yang paling berbahaya. Walaupun tidak merasa sakit, tetapi virus tetap ada di dalam darah, cairan seksual, dan ASI. Artinya, penularan tetap bisa terjadi kepada pasangan atau orang lain tanpa disadari.
Inilah sebabnya mengapa HIV sering disebut sebagai “silent epidemic”. Banyak orang yang terinfeksi merasa sehat dan tidak melakukan tes sehingga penularan terus berlanjut tanpa disadari dalam waktu yang lama.
Karena HIV bisa tidak bergejala selama bertahun-tahun, satu-satunya cara untuk mengetahui status adalah dengan tes HIV. Tes ini cepat, aman, dan kini tersedia luas di fasilitas kesehatan. Deteksi dini memberi keuntungan besar, berupa:
- Pengobatan bisa dimulai lebih cepat.
- Kerusakan sistem imun bisa dicegah.
- Kualitas hidup tetap terjaga.
- Risiko penularan dapat dihentikan sejak awal.
Tes HIV bukan hanya soal kesehatan pribadi, tetapi juga bentuk kepedulian terhadap orang-orang di sekitar kita.
Referensi
"How Long Can HIV Go Undetected?" AlphaBiolabs. Diakses pada Desember 2025.
"How Long Can Someone Live With HIV Without Knowing?" Healthline. Diakses pada Desember 2025.
"How Long Do the Symptoms of HIV Take to Show?" Medical News Today. Diakses pada Desember 2025.
"Asymptomatic HIV Infection." MedlinePlus (U.S. National Library of Medicine). Diakses pada Desember 2025.
"HIV/AIDS Fact Sheet." World Health Organization (WHO). Diakses pada Desember 2025.


















