Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mengenal Polio, Penyakit yang Ditakuti pada Masanya

ilustrasi menggunakan kursi roda (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi menggunakan kursi roda (pexels.com/cottonbro studio)

Baru-baru ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengumumkan adanya temuan kasus polio. Kasus polio tersebut terjadi pada seorang anak berusia 7 tahun di Aceh. Adanya kasus polio tersebut membuat Kemenkes menetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa atau KLB. 

Jauh sebelum ditemukan vaksin, polio termasuk penyakit yang sangat ditakuti. Polio menyebabkan seseorang mengalami kelumpuhan dan sebagian lainnya menggunakan alat bantu pernapasan. Berikut penjelasannya!

1. Mengenal penyakit polio

ilustrasi virus (freepik.com/Kjpargeter)
ilustrasi virus (freepik.com/Kjpargeter)

Polio adalah penyakit yang sangat menular. Dilansir Badan Kesehatan Dunia (WHO), polio paling sering menginfeksi anak-anak di bawah lima tahun. Penyakit polio menyerang sistem saraf sehingga menyebabkan kelumpuhan tulang belakang dan pernapasan. Selain itu, beberapa kasus polio mengakibatkan kematian.

Polio merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus. Virus tersebut paling sering menular melalui rute faecal-oral. Selain itu, virus polio juga dapat menular melalui makanan atau air yang terkontaminasi.

2. Terjadinya wabah polio

ilustrasi anak mengalami polio (nara.getarchive.net/The U.S. National Archives)
ilustrasi anak mengalami polio (nara.getarchive.net/The U.S. National Archives)

Polio diperkirakan sudah ada sejak zaman prasejarah. Hal tersebut diketahui berdasarkan gambar-gambar Mesir kuno. Pada gambar Mesir kuno menunjukkan anak-anak berjalan menggunakan tongkat dengan anggota tubuh layu yang mana menjadi ciri khas penyakit tersebut. Polio telah mempengaruhi anak-anak selama ribuan tahun di seluruh dunia.

Dilansir Mayo Clinic, beberapa kali terjadi epidemi polio antara tahun 1948 sampai 1955 sebelum ditemukannya vaksin polio. Hal tersebut membuat banyak orang menghindari keramaian dan pertemuan publik karena khawatir tertular polio. Selain itu, sebagian orang tua melarang anak-anak mereka bermain dengan teman baru dan secara teratur memeriksa kondisi anak-anaknya.

3. Polio menyebabkan kelumpuhan dan kematian

ilustrasi pasien polio menggunakan paru-paru besi (gavi.org)
ilustrasi pasien polio menggunakan paru-paru besi (gavi.org)

WHO menyebutkan, banyak orang yang mampu bertahan dari penyakit polio harus menghadapi disabilitas seumur hidup. Anggota tubuh yang lumpuh menyebabkan mereka membutuhkan penyangga kaki, kruk, atau kursi roda. Selain itu, sebagian dari mereka mengalami kelumpuhan otot pernapasan sehingga memerlukan alat bantu pernapasan yang disebut paru-paru besi atau iron lung.

Wabah yang sering terjadi membuat polio menjadi penyakit paling ditakuti di dunia pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Wabah polio menyebabkan 2000 orang meninggal dunia di New York City tahun 1916, sementara wabah lebih buruk terjadi di Amerika Serikat dimana 3000 orang meninggal dunia tahun 1952. Tidak adanya obat dan kasus yang meningkat membuat vaksin menjadi kebutuhan yang mendesak.

4. Penemuan vaksin polio

ilustrasi vaksin (pexels.com/SHVETS production)
ilustrasi vaksin (pexels.com/SHVETS production)

Vaksin polio pertama berhasil dibuat oleh dokter Jonas Salk pada awal 1950-an yaitu inactivated polio vaccine (IPV). Kasus tahunan dari 58 ribu turun menjadi 5600 pada tahun 1957 dan tersisa 161 kasus tahun 1961.

Selanjutnya, vaksin polio jenis kedua yaitu oral polio vaccine (OPV) dikembangkan oleh dokter sekaligus ahli mikrobiologi bernama Albert Sabin tahun 1961. Vaksin temuannya berupa virus yang dilemahkan dan diberikan secara oral atau tetes. Keberhasilan vaksin polio membuat jumlah kasus polio menurun.

5. Harapan untuk memberantas polio di seluruh dunia

ilustrasi imunisasi polio (unsplash.com/CDC)
ilustrasi imunisasi polio (unsplash.com/CDC)

Tahun 1988, Majelis Kesehatan Dunia atau World Health Assembly membuat resolusi untuk memberantas polio di dunia. Terbentuklah Global Polio Eradication Initiative (GPEI) yang dipelopori oleh pemerintah, WHO, Rotary International, CDC, UNICEF, serta didukung oleh Bill and Melinda Gates Foundation dan Gavi, the Vaccine Alliance.

Sejak 1988, jumlah kasus polio liar telah menurun hingga lebih dari 99 persen, dari yang semula sekitar 350 ribu kasus di lebih 125 negara endemik menjadi 175 kasus yang dilaporkan tahun 2019 dan 6 kasus yang dilaporkan tahun 2021. Saat ini, tersisa 2 negara endemik virus polio liar, yaitu Pakistan dan Afganistan. Kawasan WHO Asia Tenggara telah disertifikasi bebas polio tahun 2014, termasuk Indonesia.

Polio merupakan penyakit yang menyerang sistem saraf sehingga menyebabkan kelumpuhan anggota gerak atau pernapasan. Sebelum ditemukannya vaksin, polio merupakan penyakit yang ditakuti karena menyebabkan disabilitas dan mengancam jiwa. Pemberian vaksin polio yang digencarkan di seluruh dunia membuat kasus polio menurun. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dewi Purwati
EditorDewi Purwati
Follow Us