5 Komplikasi Penyakit yang Disebabkan oleh Infeksi Sinus 

Komplikasi dapat menyerang organ mata dan kotak suara

Sinusitis atau infeksi sinus adalah kondisi di mana pembengkakan terjadi di jaringan atau lapisan yang ada di rongga sinus. Pembengkakan atau inflamasi di sinus diakibatkan oleh virus, bakteri, atau alergi.

Beberapa gejala utama dari sinusitis antara lain hidung tersumbat, lendir ingus yang warnanya tidak wajar, dan merasakan sakit atau tekanan di wajah.

Infeksi sinus yang dialami oleh setiap orang berbeda-beda. Akan tetapi, sebaiknya rutin untuk memeriksakan kondisi ke dokter. Pasalnya, infeksi sinus dapat mengakibatkan komplikasi penyakit lain. Nah, lewat artikel ini IDN Times akan mengulas tentang komplikasi penyakit yang bisa muncul akibat infeksi sinus. Berikut ini penjabarannya.

1. Laringitis

5 Komplikasi Penyakit yang Disebabkan oleh Infeksi Sinus ilustrasi dokter memeriksa tenggorokan pasien (freepik.com/freepik)

Laringitis adalah kondisi ketika kotak suara atau laring mengalami inflamasi akibat infeksi, iritasi, atau aktivitas menyanyi dan berbicara yang berlebihan. Beberapa gejala laringitis antara lain: batuk kering, tenggorokan terasa kering, kehilangan suara, atau suara menjadi serak.

Dilansir Mayo Clinic, laringitis dapat dibedakan menjadi dua, yaitu akut dan kronis. Laringitis akut biasanya disebabkan oleh infeksi virus, infeksi bakteri, dan aktivitas berbicara yang terlalu banyak. Sementara itu, laringitis kronis gejalanya dirasakan lebih lama, bisa tiga minggu atau lebih.

Beberapa faktor seperti infeksi sinus, merokok, menghirup senyawa yang berbahaya, dan minum minuman beralkohol dapat memicu laringitis kronis.

Seseorang yang mengalami infeksi sinus rentan terhadap laringitis kronis karena lendir dapat menetes di saluran tenggorokan dan kemudian menumpuk. Dilansir The Chicago Tribune, Allen Douma, MD, lewat wawancara mengatakan bahwa penumpukan ini kemudian menyebabkan suara menjadi serak dan iritasi.

2. Dacryocystitis

5 Komplikasi Penyakit yang Disebabkan oleh Infeksi Sinus Dacryocystitis, kondisi ketika saluran air mata yang tersumbat menjadi meradang dan terinfeksi. (allaboutvision.com)

Dacryocystitis adalah inflamasi yang terjadi pada saluran nasolakrimal yang menyebabkan kantung air mata menjadi bengkak. Penyumbatan yang terjadi di saluran nasolakrimal ini kemudian menyebabkan aktivitas air mata berhenti. Kondisi ini memudahkan organisme seperti bakteri atau virus untuk tumbuh, yang akhirnya mengakibatkan area di sekitar kelopak bawah mata menjadi bengkak.

Dilansir American Academy of Ophthalmology, dacryocystitis dikategorikan menjadi dua, yaitu:

  • Berdasarkan durasi, yang terdiri dari akut (yang membutuhkan terapi antibiotik) dan kronis (yang membutuhkan operasi).
  • Berdasarkan onset, yang terdiri dari kongenital atau kelainan bawaan dan acquired atau didapat setelah lahir.

Gejala dacryocystitis antara lain mata berair, mata terasa sakit, di bagian ujung mata mengeluarkan kotoran atau lendir, demam, dan mata merah. Untuk menegakkan diagnosis, akan diperlukan tes mata secara menyeluruh dan CT scan.

Infeksi sinus dapat memicu dacryocystitis karena inflamasi pada sinus dapat menyebabkan penyumbatan di kantung air mata. Kemudian, faktor lain seperti rinitis (peradangan dalam membran mukosa) dan deviasi septum atau sering dikenal dengan istilah hidung bengkok juga dapat memicu dacryocystitis.

Baca Juga: Laringitis: Gejala, Penyebab, Faktor Risiko, dan Pengobatan

3. Selulitis orbital

5 Komplikasi Penyakit yang Disebabkan oleh Infeksi Sinus ilustrasi dokter memeriksa mata pasien (unsplash.com/CDC)

Selulitis orbital umumnya terjadi pada anak-anak di bawah usia 7 tahun akibat infeksi sinus yang disebabkan oleh bakteri Haemophilus influenza. Mengutip MedlinePlus, kondisi ini memengaruhi kelopak mata, alis, dan pipi. Selulitis orbital bisa terjadi secara cepat atau tiba-tiba, atau juga bisa terjadi sebagai akibat dari infeksi yang kemudian memburuk.

Beberapa gejala selulitis orbital antara lain:

  • Mata yang bengkak.
  • Kelopak mata atas dan bawah bengkak dan sakit, kemudian kelopak mata berwarna merah keunguan.
  • Pandangan menjadi berkurang atau kabur.
  • Demam.
  • Mata terasa sakit saat digerakkan.

Menambahkan dari Healthline, seseorang yang memiliki atau rentan terkena infeksi sinus harus waspada, karena pengobatan yang tidak maksimal dapat mengakibatkan infeksi menjalar.

Dokter akan melakukan serangkaian tes meliputi CT scan, memeriksa gigi, mulut, dan kondisi sinus dengan mengambil sampel untuk kemudian dikirim ke laboratorium. Kemudian, orang yang mengalami selulitis orbital karena infeksi sinus perlu menjalani terapi antibiotik sedikit lebih lama daripada mereka yang tidak memiliki riwayat infeksi sinus.

4. Empiema subdural

5 Komplikasi Penyakit yang Disebabkan oleh Infeksi Sinus ilustrasi anatomi otak manusia (pexels.com/MART PRODUCTION)

Empiema subdural adalah kondisi di mana nanah terkumpul di antara lapisan membran dengan selaput tipis (arachnoid). Gejalanya antara lain demam, sakit kepala, muntah, kelelahan, kejang, dan gangguan di fungsi otak serta saraf.

Dilansir MSD Manuals, komplikasi dari infeksi sinus terutama di area dahi (frontal), hidung (ethmoidal), dan di belakang dahi (sphenoidal) dapat mengakibatkan empiema subdural. Kondisi medis lain yang dapat menyebabkan penyakit ini adalah otitis media dan infeksi telinga.

Diagnosis dilakukan dengan pemindaian MRI dan membutuhkan operasi untuk mengeluarkan cairan serta penggunaan obat antibiotik. Tindakan medis yang terlambat dapat mengakibatkan orang tersebut mengalami meningitis.

5. Cavernous sinus thrombosis

5 Komplikasi Penyakit yang Disebabkan oleh Infeksi Sinus ilustrasi sakit mata (pexels.com/Andrea Piacquadio )

Cavernous sinus thrombosis (CST) adalah penggumpalan darah yang terjadi di pembuluh darah yang mengalir melewati rongga di bawah otak dan di belakang mata. Pembuluh darah ini membawa darah dari wajah dan kepala kembali ke jantung.

Termasuk penyakit langka, CST tidak boleh diremehkan karena terdapat risiko kematian. Dilansir WebMD berikut adalah gejala CST:

  • Sakit kepala yang parah.
  • Iritasi, bengkak atau kemerahan di satu atau kedua mata.
  • Kelopak mata turun.
  • Demam tinggi dan kejang.
  • Sakit atau mati rasa di sekitar mata atau wajah.
  • Kesulitan untuk menggerakkan mata.

Merujuk artikel dalam publikasi StatPearls, disebutkan bahwa mayoritas kondisi CST disebabkan oleh septik atau bakteri. Penyebaran infeksi bakteri berasal dari infeksi sinus, infeksi gigi, infeksi wajah yang dimulai dari ujung bibir lalu naik ke hidung dan kembali ke ujung bibir di sisi yang lain. Pengobatan CST meliputi terapi antimikrobial dan antitrombotik, serta pemberian obat kortikosteroid dan antikoagulan.

Itulah beberapa penyakit yang bisa terjadi akibat komplikasi dari infeksi sinus. Maka dari itu, kamu yang memiliki riwayat infeksi sinus atau sinusitis dianjurkan untuk rutin memeriksakan kondisi agar infeksi tidak menyebar ke area tubuh lain.

Baca Juga: 7 Cara Alami Mengatasi Sinusitis, Enyahkan Rasa Tidak Nyaman di Hidung

Maria  Sutrisno Photo Verified Writer Maria Sutrisno

"Less is More" Ludwig Mies Van der Rohe.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya