Penyebab Ginjal Bocor pada Anak, Ini Fakta Sindrom Nefrotik

Anak-anak dari segala usia dapat mengalaminya

Ginjal berfungsi untuk menyaring darah dari zat yang akan dikeluarkan melalui urine. Seperti organ lainnya, ginjal juga berisiko bermasalah, salah satunya yaitu ginjal bocor atau istilah medisnya adalah sindrom nefrotik.

Sindrom nefrotik terjadi ketika kerusakan pada ginjal menyebabkan organ-organ ini mengeluarkan terlalu banyak protein ke dalam urine.

Sindrom nefrotik bukanlah suatu penyakit. Penyakit yang merusak pembuluh darah di ginjal menyebabkan sindrom ini.

Sindrom nefrotik jarang terjadi pada anak-anak. Rata-rata, kurang dari 5 dari 100.000 anak di seluruh dunia mengalami sindrom nefrotik setiap tahunnya (Paediatrics and International Child Health, 2017).

Anak-anak dari segala usia dapat mengalami sindrom nefrotik. Namun kondisi ini paling sering menyerang anak-anak berusia 2 hingga 7 tahun, terutama laki-laki (Pediatric Clinics of North America, 2019).

Menurut laporan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), sindrom nefrotik ditemukan pada 6 per 100.000 per tahun pada anak berusia kurang dari 14 tahun. Sindrom nefrotik lebih banyak dijumpai pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan, dengan perbandingan 2:1. Sementara itu, gejala sindrom nefrotik paling sering ditemukan pada usia 2 hingga 5 tahun.

Profesional perawatan kesehatan menggunakan istilah berbeda untuk merujuk pada sindrom nefrotik pada anak-anak, tergantung pada: 

  • Berapa usia anak ketika gejala dimulai:
    • Sindrom nefrotik kongenital: Bayi baru lahir hingga 3 bulan.
    • Sindrom nefrotik infantil: Bayi usia 3 sampai 12 bulan.
    • Sindrom nefrotik masa kanak-kanak: Bayi usia 12 bulan atau lebih.

  • Penyebab sindrom nefrotik:
    • Sindrom nefrotik primer: Sindrom ini disebabkan oleh penyakit ginjal yang hanya menyerang ginjal.
    • Sindrom nefrotik sekunder: Sindrom ini berkembang karena penyebab lain, seperti penyakit yang memengaruhi bagian tubuh lain, infeksi, dan obat-obatan.

Di bawah ini akan dijelaskan lebih mendetai seputar penyebab ginjal bocor pada anak, yaitu sindrom nefrotik pada anak.

1. Penyebab

Penyakit ginjal yang memengaruhi sistem penyaringan ginjal merupakan penyebab paling umum sindrom nefrotik pada anak-anak. Penyebab lainnya bisa mencakup penyakit yang memengaruhi bagian tubuh lain, infeksi, obat-obatan tertentu, dan genetik.

1. Sindrom nefrotik primer

Empat jenis penyakit ginjal dapat menyebabkan sindrom nefrotik primer pada anak-anak dan remaja.

  • Penyakit perubahan minimal atau minimal change disease (MCD): MCD adalah penyebab paling umum dari sindrom nefrotik pada anak kecil. Penyakit ini hanya menyebabkan sedikit perubahan pada glomeruli atau jaringan ginjal di sekitarnya. Perubahan pada ginjal hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron, yang menunjukkan detail-detail kecil. Meskipun penyebabnya tidak diketahui, tetapi beberapa ahli kesehatan berpendapat bahwa sistem kekebalan tubuh mungkin terlibat.
  • Glomerulosklerosis segmental fokal atau focal segmental glomerulosclerosis (FSGS): Penyakit ini dapat menyebabkan sebagian glomeruli ginjal menjadi rusak. Jenis ini mungkin disebabkan oleh varian genetik, atau perubahan gen yang ada saat lahir.
  • Nefropati membran atau membranous nephropathy (MN): Ini adalah penyakit autoimun yang menyebabkan penumpukan protein kekebalan di membran basal glomerulus ginjal. Akibatnya, selaput menjadi tebal dan tidak berfungsi dengan baik sehingga menyebabkan terlalu banyak protein yang masuk ke dalam urine.

Penyebab lain dari sindrom nefrotik primer jarang terjadi.

2. Sindrom nefrotik sekunder

Penyebab sindrom nefrotik sekunder pada anak antara lain (The Lancet, 2018):

  • Penyakit yang mengenai banyak organ atau seluruh tubuh, disebut penyakit sistemik. Contohnya termasuk vaskulitis IgA (purpura Henoch-Schönlein) dan lupus.
  • Infeksi, termasuk hepatitis B dan C, dan malaria.
  • Penyakit darah, seperti leukemia, limfoma, dan penyakit sel sabit.
  • Beberapa obat-obatan, seperti obat antiinflamasi nonsteroid, dan beberapa obat yang digunakan untuk mengatasi gangguan suasana hati, pengeroposan tulang, atau kanker.

3. Sindrom nefrotik kongenital

Di antara bayi baru lahir dan bayi berusia kurang dari 12 bulan, dua penyebab paling umum dari sindrom nefrotik adalah (Pediatric Health, Medicine, and Therapeutics, 2019):

  • Variasi genetik, yang menyebabkan sebagian besar kasus sindrom nefrotik kongenital.
  • Infeksi yang muncul saat atau sebelum kelahiran, seperti sifilis dan toksoplasmosis.

2. Gejala

Penyebab Ginjal Bocor pada Anak, Ini Fakta Sindrom Nefrotikilustrasi ginjal (IDN Times/Aditya Pratama)

Dilansir National Health Service, kebanyakan anak dengan sindrom nefrotik mempunyai masa-masa ketika gejalanya terkendali (remisi), diikuti saat gejala kembali muncul (kambuh).

Dalam kebanyakan kasus, kekambuhan menjadi lebih jarang terjadi seiring bertambahnya usia dan sering kali berhenti pada usia remaja.

Beberapa gejala utama yang terkait dengan sindrom nefrotik meliputi:

  • Pembengkakan: Rendahnya tingkat protein dalam darah mengurangi aliran air dari jaringan tubuh kembali ke pembuluh darah, menyebabkan pembengkakan (edema). Pembengkakan biasanya pertama kali terlihat di sekitar mata, kemudian di sekitar kaki bagian bawah dan seluruh tubuh.
  • Infeksi: Antibodi adalah sekelompok protein khusus dalam darah yang membantu melawan infeksi. Jika ini hilang, anak-anak lebih mungkin terkena infeksi.
  • Perubahan urine: Terkadang, tingginya kadar protein yang masuk ke dalam urine dapat menyebabkan urine menjadi berbusa. Beberapa anak dengan sindrom nefrotik juga mungkin buang air kecil lebih sedikit dari biasanya selama kambuh.
  • Pembekuan darah: Protein penting yang membantu mencegah pembekuan darah dapat dikeluarkan melalui urine anak-anak dengan sindrom nefrotik. Hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya pembekuan darah yang serius. Saat kambuh, darah juga menjadi lebih pekat, yang bisa menyebabkan pembekuan.

3. Diagnosis

Dijelaskan dalam laman National Kidney Foundation, terkadang diagnosis dibuat dari hasil laboratorium dan pemeriksaan fisik. Kadang, biopsi ginjal diperlukan untuk memastikan jenis sindrom nefrotik. Untuk biopsi ginjal, dokter menggunakan jarum untuk mengambil sepotong kecil salah satu ginjal saat anak dibius.

Apabila dokter mencurigai anak mengidap MCD, biopsi ginjal biasanya tidak diperlukan. Namun, jika pengobatan tidak menghentikan kebocoran protein ke dalam urine, dokter spesialis ginjal mungkin akan melakukan biopsi ginjal. Ini akan membantu menunjukkan apakah penyakit ginjal bukan merupakan MCD.

Dokter anak juga bisa memutuskan apakah biopsi ginjal diperlukan jika:

  • Hasil tes menunjukkan diagnosis selain MCD.
  • Ada tanda-tanda fungsi ginjal yang buruk (diukur dengan tes darah yang disebut kreatinin, yang digunakan dalam perhitungan untuk menentukan fungsi ginjal).
  • Sejumlah besar darah ditemukan dalam urine.
  • Ada riwayat penyakit ginjal tertentu dalam keluarga.

Baca Juga: Tes Fungsi Ginjal: Jenis, Tujuan, Prosedur, Hasil

4. Pengobatan

Penyebab Ginjal Bocor pada Anak, Ini Fakta Sindrom Nefrotikilustrasi ginjal (IDN Times/Aditya Pratama)

Pengobatan utama untuk sindrom nefrotik adalah steroid, tetapi pengobatan tambahan juga dapat digunakan jika anak mengalami efek samping yang signifikan.

Kebanyakan anak mengalami kekambuhan hingga akhir masa remajanya dan perlu mengonsumsi steroid jika hal ini terjadi.

Anak mungkin akan dirujuk ke spesialis ginjal anak (ahli nefrologi anak) untuk menjalani pemeriksaan dan perawatan spesialis.

1. Steroid

Anak-anak yang didiagnosis dengan sindrom nefrotik untuk pertama kalinya biasanya diberi resep obat steroid prednisolon setidaknya selama 4 minggu, diikuti dengan dosis yang lebih kecil setiap hari selama 4 minggu lagi. Ini menghentikan kebocoran protein dari ginjal anak ke dalam urinenya.

Ketika prednisolon diresepkan untuk jangka waktu singkat, biasanya tidak ada efek samping yang serius atau bertahan lama, meskipun beberapa anak mungkin mengalami:

  • Peningkatan nafsu makan.
  • Penambahan berat badan.
  • Pipi merah.
  • Perubahan suasana hati.

Kebanyakan anak merespons pengobatan dengan prednisolon dengan baik, proteinnya sering kali hilang dari urine mereka dan pembengkakannya berkurang dalam beberapa minggu. Periode ini dikenal sebagai remisi.

2. Diuretik

Diuretik membantu anak buang air kecil lebih banyak juga dapat diberikan untuk membantu mengurangi penumpukan cairan. Obat ini bekerja dengan meningkatkan jumlah urine yang diproduksi.

3. Penisilin

Penisilin adalah antibiotik, dan mungkin diresepkan saat kambuh untuk mengurangi kemungkinan infeksi.

4. Perubahan pada pola makan

Anak mungkin disarankan untuk mengurangi jumlah garam dalam makanan untuk mencegah retensi air lebih lanjut dan edema. Ini berarti menghindari makanan olahan dan tidak menambahkan garam pada makanan anak.

5. Vaksinasi

Anak-anak dengan sindrom nefrotik disarankan untuk mendapatkan vaksin pneumokokus. Beberapa anak mungkin juga direkomendasikan vaksinasi varicella (cacar air) ketika penyakitnya kambuh.

Vaksin hidup, seperti MMR, cacar air, dan BCG, tidak boleh diberikan saat anak sedang menjalani pengobatan untuk mengendalikan gejalanya.

6. Obat tambahan

Obat-obatan lain dapat digunakan bersamaan atau sebagai pengganti steroid jika remisi anak tidak dapat dipertahankan dengan steroid atau obat tersebut mengalami efek samping yang signifikan.

Obat tambahan yang dapat digunakan meliputi levamisole, cyclophosphamide, ciclosporin, tacrolimus, mycophenolate, dan rituximab.

7. Infus albumin

Sebagian besar protein yang hilang pada sindrom nefrotik adalah jenis yang disebut albumin. Jika gejala anak parah, anak mungkin dirawat di rumah sakit untuk menerima infus albumin.

Albumin ditambahkan secara perlahan ke dalam darah selama beberapa jam melalui tabung plastik tipis yang disebut kanula, yang dimasukkan ke salah satu pembuluh darah di lengan mereka.

5. Pengobatan rumahan

Jika anak didiagnosis sindrom nefrotik, orang tua atau pengasuh perlu memantau kondisinya setiap hari untuk memeriksa tanda-tanda kekambuhan.

Kamu perlu menggunakan stik celup untuk menguji protein urine anak saat anak pertama kali mereka buang air kecil setiap hari.

Hasil tes stik celup dicatat sebagai:

  • Negatif: 0 mg proteinuria per desiliter (mg/dL) urine
  • Trace: 15 hingga 30 mg/dL
  • 1+: 30 hingga 100 mg/dL
  • 2+: 100 hingga 300 mg/dL
  • 3+: 300 hingga 1.000 mg/dL
  • 4+: Lebih dari 1.000 mg/dL

Hasil setiap hari perlu ditulis dalam buku harian untuk ditinjau oleh dokter atau perawat spesialis selama janji rawat jalan.

Kamu juga harus mencatat dosis obat apa pun yang diminum anak dan komentar lainnya, seperti apakah anak merasa tidak enak badan.

Jika stik menunjukkan 3+ atau lebih protein dalam urine selama 3 hari berturut-turut, ini berarti penyakit anak kambuh. Jika ini terjadi, ikuti saran tentang memulai steroid atau menghubungi dokter.

Mintalah janji temu dokter yang mendesak:

  • Anak telah melakukan kontak dengan seseorang yang menderita cacar air atau campak dan dokter telah memberi tahu bahwa anak tidak kebal terhadap penyakit-penyakit ini.
  • Anak tidak sehat atau suhu tubuhnya tinggi.
  • Anak mengalami diare dan mual atau muntah.

6. Pengobatan sindrom nefrotik kongenital

Penyebab Ginjal Bocor pada Anak, Ini Fakta Sindrom Nefrotikilustrasi ginjal (IDN Times/Aditya Pratama)

Pada sindrom nefrotik kongenital, anak memerlukan infus albumin secara berkala untuk membantunya tumbuh dan berkembang secara normal. Hal ini sering kali memerlukan rawat inap di rumah sakit.

Terkadang, orang tua dapat dilatih untuk melakukan pengobatan di rumah.

Anak akan diperiksa secara rutin di klinik, yang mana tekanan darah, pertumbuhan, berat badan, fungsi ginjal, dan kesehatan tulangnya akan dipantau.

Mungkin sulit bagi orang tua untuk memutuskan pilihan mana yang terbaik, jadi sebaiknya bicarakan dengan dokter tentang pro dan kontra pengobatan di rumah sakit dan di rumah.

Dalam beberapa kasus, dokter mungkin merekomendasikan operasi untuk mengangkat salah satu atau kedua ginjal anak. Hal ini akan menghentikan hilangnya protein dalam urine anak dan mengurangi risiko terjadinya masalah serius, seperti pembekuan darah.

Jika kedua ginjalnya perlu diangkat, anak memerlukan cuci darah. Dialisis adalah mesin yang mereplikasi fungsi ginjal, mulai dari usia dini hingga mereka dapat menerima transplantasi ginjal.

Seseorang hanya membutuhkan satu ginjal untuk bertahan hidup, sehingga orang yang masih hidup dapat mendonorkan ginjalnya. Idealnya, ini adalah kerabat dekat.

7. Komplikasi yang dapat terjadi

Menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, kehilangan terlalu banyak protein dalam urine dapat menyebabkan banyak komplikasi, seperti:

  • Risiko infeksi yang lebih tinggi.
  • Pembekuan darah.
  • Tekanan darah tinggi (hipertensi).
  • Kolesterol tinggi.
  • Masalah ginjal jangka pendek atau jangka panjang.

Itulah penjelasan mengenai sindrom nefrotik, penyebab ginjal bocor pada anak. Makin cepat pengobatan untuk kondisi ini dimulai, maka akan makin baik. Apabila anak menunjukkan tanda-tanda kondisi ini, segera hubungi dokter agar anak bisa segera diperiksa.

Baca Juga: 7 Gejala Sakit Ginjal Stadium Awal, Jangan Sampai Luput

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya