Cegah Penyakit Jantung pada Anak Sejak Dini, Ini Caranya

Asupan nutrisi sejak bayi bisa menjadi faktor risiko

Penyakit kardiovaskular (PKV) adalah istilah yang mengacu pada serangkaian penyakit yang menyerang jantung dan pembuluh darah, termasuk hipertensi, penyakit jantung koroner (CHD), penyakit vaskular perifer (PVD), dan penyakit serebrovaskular.

Risiko PKV bisa terjadi sejak dini, yaitu pada anak dan remaja. Apa saja hal-hal penting yang perlu diketahui? Simak penjelasannya di sini.

1. Menyebabkan 17 juta kematian per tahun

Cegah Penyakit Jantung pada Anak Sejak Dini, Ini Caranyailustrasi angka kematian penyakit jantung (unsplash.com/Clay Banks)

Lewat sebuah artikel yang diterima IDN Times pada Senin (11/7/2022), PKV diketahui menyebabkan 17 juta kematian per tahun dan merupakan penyebab total kematian di dunia sebanyak 31 persen. Diperkirakan PKV akan menyebabkan kematian sebanyak 23 juta per tahun pada tahun 2023. 

Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO) di Indonesia PKV menjadi penyebab 31 persen kematian dari total kematian 1.863.000 pada tahun 2016, disusul kanker sebanyak 12 persen dan penyakit tidak menular lainnya.

2. Risiko penyakit jantung bisa terjadi sejak dini

Cegah Penyakit Jantung pada Anak Sejak Dini, Ini Caranyailustrasi faktor risiko anak (unsplash.com/Ben Wicks)

Prof. Dr. dr. Sukman Tulus Putra, SpA(K), FACC, FESC, Guru Besar Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menyebut bahwa manifestasi klinis PKV umumnya terjadi pada usia dewasa dan lanjut sebelum umur 60 tahun. 

Akan tetapi, proses patogenesis aterosklerosis yang menyebabkan PKV sudah berkembang sejak usia dini, terutama pada masa anak dan masa remaja. Oleh sebab itu, faktor risiko PKV sudah bisa dideteksi pada masa anak dan remaja yang berkaitan dengan perkembangan proses aterosklerosis pada usia tersebut. 

Dengan demikian, deteksi faktor risiko PKV sejak dini bisa menjadi strategi ideal untuk menurunkan angka kejadian PKV. 

Baca Juga: Bisakah Usia 17 Tahun Kena Serangan Jantung?

3. Faktor risiko penyakit jantung

Cegah Penyakit Jantung pada Anak Sejak Dini, Ini Caranyailustrasi risiko penyakit jantung (pexels.com/freestocks.org)

Ada beberapa faktor risiko terkait meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas akibat PKV. Faktor risiko ini bisa dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

  • Faktor risiko yang dapat diubah: Ini juga disebut dengan faktor risiko tradisional yang meliputi hiperlipidemia, obesitas, inaktivitas atau gaya hidup sedenter, diabetes melitus, merokok, dan hipertensi.
  • Faktor intrinsik: Ini meliputi faktor genetik, lingkungan dan suspectibility.
  • Faktor risiko yang baru muncul: Faktor ini juga disebut dengan emerging risk factor. Ini meliputi inflamasi atau infeksi sistemik, sitokin, CRP dan homosistein. 

Faktor risiko yang dideteksi pada seseorang akan mengakibatkan disfungsi endotel vaskular sehingga menyebabkan penurunan produksi nitrit oksida (NO), serta peningkatan respons inflamasi endotel dan hyperplasia intima. Pada akhirnya, ini akan menyebabkan penyakit jantung koroner. Proses ini terjadi secara perlahan namun pasti dalam beberapa dekade.

4. Pencegahan faktor risiko pada anak dan remaja

Cegah Penyakit Jantung pada Anak Sejak Dini, Ini Caranyailustrasi pemberian ASI pada bayi (unsplash.com/Wes Hicks)

Dalam upaya menurunkan faktor risiko PKV pada anak dan remaja, ada tiga fokus promosi kesehatan yang disarankan oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), yaitu nutrisi, aktivitas fisik, dan paparan tembakau (rokok).

Memberikan nutrisi yang optimal sejak bayi, seperti pemberian ASI eksklusif hingga usia 6 bulan, akan memberikan ketebalan lapisan pembuluh darah yang lebih baik dibandingkan individu yang mengonsumsi susu formula dan ASI kurang dari 4 bulan. Ini membuktikan bahwa nutrisi yang cukup bisa mencegah PKV di kemudian hari.

Selain itu, kurangnya aktivitas fisik dan paparan terhadap tembakau juga terbukti meningkatkan risiko PKV, khususnya penyakit jantung koroner. 

“Deteksi faktor risiko kardiovaskular melalui uji tapis pada usia anak dan remaja dan strategi untuk melakukan intervensi merupakan kunci utama dalam menurunkan angka kejadian PKV pada usia dewasa dan lanjut,” kata Prof. Sukman terkait pencegahan faktor risiko PKV pada anak. 

5. Tips kesehatan jantung untuk anak dan remaja

Cegah Penyakit Jantung pada Anak Sejak Dini, Ini Caranyailustrasi makanan sehat (unsplash.com/Julia Zolotova)

Berikut adalah tips untuk menjaga kesehatan jantung menurut dr. Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K), konsultan jantung anak sekaligus Ketua Umum IDAI:

  • Aktif bergerak: Ajak anak untuk berolahraga ringan dimulai dari jalan kaki bersama, bersepeda, berenang, ataupun bermain di ruang terbuka.
  • Bersikap positif: Ini bisa dilakukan dengan melakukan kegiatan yang menyenangkan untuk kesehatan jantung, seperti berjalan-jalan ke taman atau piknik dengan ditemani makanan yang sehat.
  • Batasi waktu menatap layar TV, komputer, dan smartphone: Menatap layar secara berlebihan bisa menyebabkan gaya hidup yang tidak aktif dan membuat seseorang mengonsumsi camilan secara terus-menerus. 
  • Melakukan pemeriksaan rutin sejak dini: Kesehatan jantung bisa dimonitor sejak dini dengan menggunakan ekokardiografi atau echo jantung. Alat ini akan mendeteksi kelainan jantung pada anak sejak dini sehingga bisa dilakukan penanganan dari awal.
  • Mengatur menu makanan anak: Orang tua bisa mengutamakan asupan protein hewani untuk mencegah stunting dan memaksimalkan pertumbuhan anak. Batasi konsumsi camilan dan makanan cepat saji untuk mencegah obesitas dan sindrom metabolik. 
  • Kontrol asupan garam dan MSG: Hindari makanan olahan serta jauhkan sumber garam dan MSG dari jangkauan anak.
  • Bersikap realistis: Pastikan untuk menetapkan tujuan dan batasan yang realistis pada anak. Langkah-langkah kecil perubahan yang bertahap akan membuat perbedaan yang besar di kemudian hari.

Penyakit kardiovaskular merupakan kondisi serius yang telah memakan banyak jiwa. Lindungi generasi muda dari kondisi ini dengan makanan bernutrisi, rutin beraktivitas fisik, pola hidup sehat, dan pemeriksaan kesehatan secara berkala. Ayo, jaga kesehatan jantungmu!

Baca Juga: Waspada Dampak Serius Stunting pada Anak, Cegah Sejak Dini!

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya