Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Sakit Kepala Masalah Sejagat Raya, 2,9 Miliar Orang Mengalaminya

Seorang perempuan mengalami masalah sakit kepala.
ilustrasi seseorang sakit kepala (pexels.com/Pavel Danilyuk)
Intinya sih...
  • Studi melibatkan 41.653 responden dari 18 negara untuk mengumpulkan data prevalensi, insidensi, dan remisi sakit kepala.
  • Perempuan lebih rentan terhadap sakit kepala dengan tingkat years lived with disability (YLD) dua kali lebih tinggi dibandingkan laki-laki.
  • Sakit kepala sebagian besar bisa dicegah dengan mengintegrasikan layanan penanganan sakit kepala ke dalam layanan kesehatan primer.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sakit kepala jadi salah satu kondisi yang paling umum dan bisa menyerang berbagai kelompok usia.

Sebuah studi yang dipublikasikan secara daring pada 12 November dalam jurnal The Lancet Neurology mengungkapkan bahwa pada 2023, gangguan sakit kepala memengaruhi sekitar 2,9 miliar orang. Angka ini menunjukkan bahwa prevalensinya tetap stabil selama tiga dekade terakhir.

Temuan ini cukup mengkhawatirkan karena meski teknologi kesehatan terus berkembang dan akses perawatan makin luas, tetapi beban global akibat sakit kepala tidak banyak berubah.

1. Melibatkan 41.653 responden

Tim peneliti yang dipimpin oleh Andreas Kattem Husøy, Ph.D., dari Norwegian University of Science and Technology di Trondheim, mengumpulkan data prevalensi, insidensi, dan remisi untuk tiga jenis sakit kepala. Ini termasuk migrain, sakit kepala tipe tegang, dan sakit kepala akibat penggunaan obat berlebihan (medication-overuse headache).

Para peneliti menggunakan studi berbasis populasi yang telah dipublikasikan untuk mengumpulkan data. Analisis kemudian dilakukan dengan melakukan metaanalisis terhadap data partisipan individual dari 41.653 responden di 18 negara. Para peneliti kemudian menyusun estimasi waktu bergejala yang telah disesuaikan berdasarkan usia dan jenis kelamin.

2. Perempuan lebih rentan

Seorang perempuan mengalami sakit kepala.
ilustrasi sakit kepala (freepik.com/cookie_studio)

Para peneliti menemukan bahwa pada tahun 2023 terdapat 2,9 miliar orang yang terdampak gangguan sakit kepala. Dari total tersebut, prevalensi global terstandar usia sebesar 34,6 persen dan tingkat years lived with disability (YLD)/jumlah tahun hidup dalam kondisi sakit atau disabilitas mencapai 541,9 per 100.000 populasi. Sekitar 487,5 per 100.000 di antaranya disebabkan oleh migrain.

Selama tiga dekade terakhir, angka prevalensi gangguan ini tercatat tetap stabil. Temuan juga menunjukkan kesenjangan beban penyakit berdasarkan jenis kelamin, dengan perempuan mengalami YLD akibat sakit kepala dua kali lebih tinggi dibandingkan laki-laki (739,9 vs 346,1 per 100.000).

Selain itu, sakit kepala akibat penggunaan obat berlebihan menyumbang 58,9 persen dan 56,1 persen estimasi YLD untuk sakit kepala tipe tegang pada laki-laki dan perempuan. Diperkirakan sebanyak 22,6 persen dan 14,1 persen estimasi YLD untuk migrain pada masing-masing kelompok.

3. Sakit kepala bisa dicegah

Husoy menegaskan bahwa temuan mereka menunjukkan sebagian besar beban global akibat sakit kepala sebenarnya bisa dicegah. Ia menyatakan, mengintegrasikan layanan penanganan sakit kepala ke dalam layanan kesehatan primer berpotensi mengurangi hilangnya produktivitas.

Ini khususnya bisa diaplikasikan di negara berpenghasilan rendah dan menengah yang masih minim akses terhadap terapi efektif. Langkah ini juga bisa meningkatkan kualitas hidup ratusan juta orang.

Dengan beban penyakit yang begitu besar namun sebagian dapat dicegah, hasil studi ini menyoroti pentingnya memperkuat layanan kesehatan primer dalam menangani gangguan sakit kepala. Tanpa intervensi yang lebih baik, miliaran orang diperkirakan akan terus hidup dengan gejala yang mengganggu kualitas hidup.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us

Latest in Health

See More

7 Risiko Bahaya Tidur Dekat HP, Sebaiknya Hindari

25 Nov 2025, 23:06 WIBHealth