Antimania: Indikasi, Cara Kerja, Manfaat, Efek Samping 

Membantu mengendalikan suasana hati yang tidak stabil

Antimania adalah obat-obatan yang digunakan untuk membantu mengendalikan suasana hati dengan mengurangi tanda-tanda mania, yaitu suatu kondisi psikologis abnormal dari kegembiraan yang menunjukkan euforia berlebihan. 

Antimania dapat secara efektif menghentikan keadaan mania yang berbahaya karena berpotensi mengancam keselamatan orang bersangkutan dari perilaku yang berisiko. 

1. Indikasi

Antimania: Indikasi, Cara Kerja, Manfaat, Efek Samping ilustrasi kondisi mania (pixabay.com/thisismyurl)

Dilansir Vedantu, mania adalah jenis tekanan emosional serius ketika seseorang menjadi terlalu gembira dan hiperaktif dalam berbicara dan berperilaku. Episode mania disertai indikasi seperti insomnia parah, berbicara terus-menerus, kepercayaan diri yang ekstrem, dan peningkatan nafsu makan.

Saat episode mania berlangsung, pikiran seseorang akan berpacu, agitasi yang intens, delusi, halusinasi, dan histeria yang dapat menjadi agresif hingga pingsan.  Tidak semua gejala mania akan muncul secara bersamaan dalam setiap kasusnya. 

Periode mania dan depresi bisa bergantian pada beberapa orang, dan itu bisa mengakibatkan munculnya gangguan bipolar. Dalam hal ini, antimania membantu menenangkan episode mania pada orang dengan gangguan bipolar atau kondisi lain seperti skizofrenia.

Istilah penstabil suasana hati (mood stabilizer) juga kadang digunakan untuk menggambarkan antimania, meskipun secara teknis antimania hanya mengobati episode mania, tidak termasuk depresi.

2. Cara kerja

Berdasarkan penjelasan RxList, obat antimania bekerja dengan cara mengatur keseimbangan, aktivitas kimia, dan aktivitas listrik di otak. Antimania membantu mengurangi kegembiraan dalam episode mania, yang bekerja pada neurotransmiter seperti dopamin, serotonin, dan norepinefrin yang merupakan pembawa pesan kimia yang dilepaskan neuron untuk berkomunikasi satu sama lain serta merangsang aktivitas. 

Secara lebih rinci, antimania memblokir reseptor dopamin D2 dan reseptor serotonin 5-HT2A, yang merupakan molekul protein yang memulai aksi rangsangan ketika distimulasi oleh neurotransmiter ini. Beberapa agen antimania merangsang reseptor histamin H1 di sistem saraf pusat yang menghasilkan efek sedasi dan menenangkan.

Menambahkan dari Drugs, antimania yang bekerja efektif harus menghasilkan beberapa hal:

  • Mengurangi episode akut mania ke tingkat yang lebih mudah dikelola.
  • Meredakan gejala seperti agitasi, perilaku yang tidak pantas, dan masalah tidur.
  • Mencegah kekambuhan gejala dan rawat inap di rumah sakit.

3. Manfaat

Antimania: Indikasi, Cara Kerja, Manfaat, Efek Samping ilustrasi gangguan bipolar (pexels.com/Lucian Petrean)

Penggunaan antimania secara resmi disetujui untuk mengobati kondisi berikut:

  • Skizofrenia.
  • Gangguan bipolar I mania.
  • Gangguan depresi mayor.
  • Autisme.
  • Sindrom Tourette (gangguan sistem saraf yang melibatkan gerakan berulang atau suara yang tidak diinginkan).
  • Epilepsi.
  • Neuralgia trigeminal.
  • Gangguan bipolar I (episode manik atau campuran).
  • Pemeliharaan gangguan bipolar I.
  • Agitasi yang terkait dengan skizofrenia dan bipolar I mania. 
  • Depresi bipolar.

Obat antimania tersedia dalam bentuk tablet oral, kapsul, larutan cair dan juga suspensi injeksi intramuskular. 

Baca Juga: Pengaruh Gangguan Bipolar terhadap Kehidupan Seks

4. Jenis

Ada tiga jenis utama obat yang digunakan untuk antimania atau penstabil suasana hati pada umumnya, yaitu:

  • Litium: Merujuk Single Care, litium telah digunakan dalam pengobatan gangguan bipolar selama lebih dari 70 tahun. Penggunaan zat unsur ini berhasil menjadikannya standar pengobatan bipolar yang digunakan untuk mencapai remisi mania dan mempertahankannya. Nama merek yang paling umum digunakan adalah Esklaith, Lithoid, Lithonate yang juga bisa membantu pencegahan bipolar. 
  • Antiepilepsi atau antikonvulsan: Dilansir Verywell Mind, meskipun awalnya digunakan untuk mengobati kejang, antikonvulsan berguna juga mengobati gangguan bipolar karena mampu menenangkan hiperaktif di otak. Depakote dan Tegretol adalah merek obat yang berguna dalam mengobati episode mania akut dan mencegah kekambuhan. Ada juga Valproate, Lamotrigine, Carbamazepine dan lainnya. 
  • Antipsikotik: Kelas obat ini punya kemampuan untuk mengobati delusi, paranoia, dan halusinasi dalam kondisi seperti skizofrenia. Antipsikotik sering digunakan dalam kombinasi dengan litium atau asam valproat untuk pengobatan mania. Beberapa obat yang sering digunakan seperti Abilify, Geodon, Risperdal, Seroquel, Zyprexa, dan Latuda.

5. Efek samping

Antimania: Indikasi, Cara Kerja, Manfaat, Efek Samping ilustrasi penambahan berat badan (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Obat antimania memiliki efek samping yang berbeda tergantung jenis obatnya. Meski demikian, beberapa orang tidak mengalami efek samping. Efek samping di bawah ini dapat diminimalkan dengan secara teratur memeriksa tingkat konsentrasi obat dalam darah. 

Efek samping umumnya adalah:

  • Penambahan berat badan.
  • Kesulitan mengingat.
  • Konsentrasi buruk.
  • Keterlambatan mental.
  • Tangan gemetar.
  • Mengantuk atau kelelahan.
  • Rambut rontok.
  • Muncul jerawat. 
  • Menjadi mudah haus. 
  • Buang air kecil lebih sering dari biasanya. 
  • Kelenjar tiroid menghasilkan lebih sedikit hormon tiroid.
  • Ginjal tidak berfungsi maksimal dalam menyaring limbah dari aliran darah.

6. Peringatan

Riwayat hipersensitivitas terhadap penstabil suasana hati menghalangi penggunaan obat-obatan antimania yang tidak boleh dikonsumsi bila mengalami reaksi alergi. Sejumlah kondisi berikut memerlukan kehati-hatian, khususnya bila menyangkut penggunaan antipsikotik, antara lain:

  • Diabetes.
  • Dehidrasi.
  • Penggunaan alkohol.
  • Kesulitan buang air kecil atau besar.
  • Risiko kejang.
  • Risiko bunuh diri.
  • Glaukoma. 
  • Masalah irama jantung.
  • Jumlah sel darah rendah. 

Segera hubungi dokter bila merasakan gejala efek samping yang telah diperingatkan di atas untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. Jangan mengubah aturan pakai yang telah diarahkan dan hanya berhenti mengonsumsi obat berdasarkan anjuran dokter.

Antimania adalah kelompok obat-obatan yang ditujukan untuk mengurangi gejala episode mania yang dialami oleh orang terdiagnosis gangguan bipolar atau skizofrenia.

Seperti obat pada umumnya, antimania dapat menyebabkan efek samping yang signifikan. Namun, obat yang diresepkan dokter sudah pasti didasari keputusan bahwa manfaat obat lebih besar dibanding risikonya.

Penulis: Dian Rahma Fika Alnina

Baca Juga: 10 Gejala Bipolar Menurut Psikolog, Banyak Dialami Publik Figur

Topik:

  • Bella Manoban
  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya