Kostokondritis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

Gejalanya bisa mirip dengan serangan jantung

Kostokondritis atau costochondritis adalah peradangan pada area di mana tulang rusuk bagian atas bergabung dengan tulang rawan yang menahannya ke tulang dada. Daerah ini disebut persimpangan costochondral.

Kondisi ini menyebabkan nyeri dada, tetapi biasanya tidak berbahaya dan bisa hilang tanpa perawatan apa pun. Akan tetapi, setiap nyeri dada yang dialami orang dewasa tidak boleh disepelekan. Jadi, baiknya periksa ke dokter jika mengalami nyeri dada untuk diperiksa dan diuji untuk masalah jantung.

Kondisi langka yang disebut sindrom Tietze sering disebut sebagai kostokondritis, tetapi keduanya adalah kondisi yang berbeda. Dilansir WebMD, perbedaannya adalah:

  • Sindrom Tietze biasanya datang tiba-tiba, dengan nyeri dada menyebar ke lengan atau bahu dan berlangsung beberapa minggu.
  • Sindrom Tietze menyebabkan pembengkakan di area yang menyakitkan (tempat tulang rusuk dan tulang dada bertemu).

Kostokondritis kadang disebut sebagai nyeri dinding dada, sindrom kostosternal, atau chondrodynia costosternal. Kadang, pembengkakan menyertai nyeri (sindrom Tietze).

1. Penyebab

Para ahli masih belum tahu pasti kenapa kostokondritis terjadi, tetapi beberapa hal bisa menyebabkannya. Ini termasuk:

  • Cedera minor berulang pada dinding dada.
  • Terlalu sering menggunakan lengan.
  • Artritis. Konstokondritis kadang merupakan tanda osteoartritis, artritis reumatoid, ankylosing spondylitis, atau kondisi lainnya yang memengaruhi tulang rawan.
  • Tumor. Ini dapat berpindah dari sendi dan bagian lainnya di tubuh dan menetap di dada.
  • Infeksi pernapasan yang disebabkan oleh virus.
  • Infeksi bakteri, terutama pada orang-orang yang menggunakan obat-obatan intravena atau pernah menjalani pembedahan di dekat dada bagian atas.
  • Infeksi jamur, tetapi ini jarang.

Konstokondritis paling sering muncul pada perempuan dan pada orang-orang yang usianya di atas 40 tahun.

Sindrom Tietze umumnya muncul pada masa remaja dan dewasa muda, dan dengan frekuensi yang sama pada laki-laki maupun perempuan.

2. Gejala

Nyeri dada yang terkait dengan kostokondritis biasanya muncul setelah berolahraga, trauma ringan, atau infeksi saluran pernapasan atas. Inilah gejalanya yang perlu diketahui:

  • Rasa sakit yang tajam di bagian depan dada, di dekat pertemuan tulang dada dan tulang rusuk, biasanya di sisi kiri. Ini mungkin menyebar ke punggung atau perut.
  • Nyeri saat menarik napas dalam atau batuk. Kondisi akan membaik ketika berhenti bergerak atau saat napas lebih tenang.
  • Terdapat nyeri saat menekan sendi tulang rusuk. Jika tidak ada, kemungkinan bukan kostokondritis.
  • Jika kostokondritis terjadi karena infeksi setelah operasi, maka dapat terjadi kemerahan, pembengkakan, atau keluarnya nanah di lokasi operasi.

Hubungi dokter jika memiliki salah satu dari gejala berikut:

  • Kesulitan bernapas.
  • Demam tinggi.
  • Tanda-tanda infeksi seperti kemerahan, nanah, dan pembengkakan yang meningkat pada sendi tulang rusuk.
  • Melanjutkan atau memperburuk rasa sakit meskipun sudah minum obat.
  • Mual.
  • Berkeringat.
  • Pusing.

Segera pergi ke layanan gawat darurat rumah sakit jika mengalami kesulitan bernapas atau salah satu dari gejala berikut ini, karena ini biasanya tidak disebabkan oleh kostokondritis:

  • Demam tinggi yang tidak membaik dengan obat penurun panas seperti asetaminofen atau ibuprofen.
  • Tanda-tanda infeksi di tempat yang sakit, seperti nanah, kemerahan, rasa sakit yang meningkat, dan bengkak.
  • Nyeri dada jenis apa pun yang persisten yang juga disertai mual, berkeringat, atau nyeri di lengan kiri. Ini mungkin tanda-tanda serangan jantung. Jika tidak yakin apa yang menyebabkan nyeri dada, pergilah ke ruang gawat darurat.
Kostokondritis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi kostokondritis (mayoclinic.org)

Baca Juga: Serangan Jantung: Penyebab, Gejala, Pengobatan, Pencegahan

3. Diagnosis

Mengutip National Health Service, jika terdapat gejala yang mengarah ke kostokondritis, dokter mungkin akan memeriksa dan menyentuh area dada bagian atas di sekitar sendi costochondral.

Dokter mungkin menanyakan kapan dan di mana nyeri terjadi dan melihat riwayat kesehatan pasien baru-baru ini.

Sebelum diagnosis dikonfirmasi, beberapa tes mungkin perlu dilakukan untuk mengesampingkan kemungkinan penyebab lain dari nyeri dada. Ini mungkin termasuk:

  • Elektrokardiogram (EKG), yang merekam ritme dan aktivitas listrik jantung.
  • Tes darah untuk memeriksa tanda-tanda peradangan yang mendasarinya.
  • Rontgen dada.

Jika tidak ada kondisi lain yang dicurigai atau ditemukan, diagnosis kostokondritis dapat dibuat.

4. Pengobatan

Kostokondritis biasanya hilang dengan sendirinya, meskipun mungkin berlangsung selama beberapa minggu atau lebih. Perawatan berfokus pada menghilangkan rasa sakit. Ini mungkin termasuk:

1. Obat-obatan

  • Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID). Meskipun obat-obatan tertentu, seperti ibuprofen atau naproxen sodium tersedia tanpa resep, dokter mungkin akan meresepkan jenis obat ini yang lebih kuat. Efek samping yang perlu diwaspadai adalah kerusakan pada lapisan perut dan ginjal.
  • Narkotika. Jika nyeri yang dirasakan parah, dokter mungkin akan meresepkan obat yang mengandung kodein, seperti hidrokodon/asetaminofen atau oksikodon/asetaminofen. Narkotika dapat membentuk kebiasaan sehingga penggunaannya harus dipantau secara ketat.
  • Antidepresan. Antidepresan trisiklik, seperti amitriptyline, sering digunakan untuk mengendalikan rasa sakit kronis, terutama jika sampai membuat seseorang terjaga pada malam hari.
  • Obat antikejang. Obat epilepsi gabapentin juga terbukti berhasil mengendalikan nyeri kronis.

2. Terapi

  • Latihan peregangan. Latihan peregangan lembut untuk otot dada mungkin bisa membantu.
  • Stimulasi saraf. Dengan prosedur stimulasi saraf listrik transkutan (TENS), perangkat mengirimkan arus listrik lemah melalui tempelan perekat pada kulit di dekat area nyeri. Arus mungkin mengganggu atau menutupi sinyal rasa sakit, mencegahnya mencapai otak.

3. Pembedahan dan prosedur lainnya

Jika tindakan konservatif tidak berhasil, dokter mungkin menyarankan untuk menyuntikkan obat mati rasa dan kortikosteroid langsung ke sendi yang nyeri. Pasien mungkin perlu pembedahan untuk menghilangkan tulang rawan yang sakit jika perawatan lainnya tidak membantu. Untuk ini, dokter akan merujuk pasien ke ahli bedah.

4. Perubahan gaya hidup dan pengobatan rumahan

Pasien mungkin frustrasi karena nyeri yang diakibatkan oleh kostokondritis. Akan tetapi, tindakan perawatan diri mungkin bisa memberikan kenyamanan. Ini dapat termasuk:

  • Obat pereda nyeri NSAID yang dijual bebas. Tanyakan kepada dokter tentang penggunaan ibuprofen atau naproxen sodium.
  • Kompres panas atau es. Cobalah menempatkan kompres atau bantal pemanas di area yang sakit beberapa kali sehari. Pertahankan panas pada pengaturan rendah. Kompres es atau dingin juga mungkin bisa membantu.
  • Istirahat. Hindari aktivitas fisik yang memperparah rasa sakit.
Kostokondritis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi sakit dada (freepik.com/KamranAydinov)

5. Komplikasi yang bisa terjadi

Biasanya pengobatan peradangan dan nyeri membuat kostokondritis akhirnya hilang dengan sendirinya. Pada orang dengan kostokondritis kronis, rasa sakit dapat bertahan atau kembali, bahkan dengan pengobatan, saat berolahraga atau melakukan aktivitas tertentu, mengutip Healthline.

Dalam kasus ini, pasien mungkin perlu mencari perawatan jangka panjang untuk memastikan bahwa kostokondritis tidak memengaruhi kualitas hidup dan kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

Nyeri yang terkait dengan kostokondritis dapat mengindikasikan masalah lain. Nyeri dada sering kali menandakan adanya masalah pada jantung atau paru-paru. Jadi, periksa ke dokter jika mengalami nyeri di dada untuk memastikan bahwa itu bukan serangan jantung, pneumonia, atau kondisi medis serius lainnya.

Nyeri dada yang terkait dengan kostokondritis bisa menjadi gejala fibromialgia. Dengan fibromialgia, seseorang mungkin mengalami nyeri di dada selain:

  • Nyeri di seluruh tubuh.
  • Kelelahan dan ketidakmampuan untuk beristirahat akibat nyeri.
  • Sulit fokus atau berkonsentrasi.
  • Perasaan depresi.
  • Sakit kepala.

Jika kamu mengalami nyeri dada bersama dengan gejala lain ini, bicarakan dengan dokter untuk pemeriksaan fibromialgia. Memahami kondisi ini bisa membantu pasien mengatasi gejalanya dan memastikan itu tidak mengganggu kehidupan sehari-hari.

Selain itu pastikan bahwa kondisi kostokondritis tidak diakibatkan karena penyakit lain seperti penyakit jantung dan pneumonia. Sehingga periksakan diri ke dokter untuk didiagnosis lebih dini sekaligus bisa mendapatkan pengobatan yang tepat.

Menurut American Family Physician, kostokondritis dapat berlangsung dari beberapa minggu hingga bulan. Kondisi ini juga bisa kambuh jika disebabkan oleh latihan fisik atau ketegangan. Kondisi ini biasanya tidak berlangsung lebih dari satu tahun. Namun, remaja dengan kostokondritis terkadang dapat memiliki gejala yang lebih lama.

Baca Juga: Sebabkan Nyeri Dada, 7 Penyakit Ini Sering Dikira Serangan Jantung

Topik:

  • Bella Manoban
  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya