Apa Itu Silent Pandemic?

- Resistensi antibiotik adalah silent pandemic yang mengancam kesehatan global.
- Penggunaan antibiotik yang tidak rasional dapat menyebabkan resistensi antimikroba.
- AMR dapat memaksa jutaan orang jatuh ke dalam kemiskinan dan meningkatkan risiko kesehatan serta beban ekonomi global.
Silent pandemic merujuk pada masalah kesehatan global yang berkembang secara perlahan namun dapat memiliki dampak yang sangat besar dalam jangka panjang.
Salah satu bentuk silent pandemic yang makin mengkhawatirkan adalah resistensi antibiotik, yaitu kondisi bakteri menjadi kebal terhadap antibiotik yang seharusnya dapat mengobati infeksi.
Resistensi antibiotik berkembang sebagai akibat dari penggunaan antibiotik yang berlebihan dan tidak tepat, baik pada manusia maupun hewan. Fenomena ini berlangsung secara diam-diam, tanpa gejala yang langsung terlihat, tetapi dapat mengancam kemampuan untuk mengatasi infeksi di masa depan, menjadikan resistensi antibiotik sebagai salah satu ancaman besar bagi kesehatan global.
Penyalahgunaan antibiotik
Antimikroba memainkan peran penting dalam mencegah dan mengobati infeksi dan penyakit pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Akan tetapi, penggunaan dan penyalahgunaannya yang berlebihan merupakan pendorong utama terjadinya resistensi antimikroba (AMR).
Ini telah menjadi tantangan global yang dikenal sebagai “silent pandemic”. Hal ini dianggap sebagai salah satu dari sepuluh ancaman kesehatan masyarakat global terhadap umat manusia di abad ke-21.
Secara global, diperkirakan 1,3 juta orang meninggal setiap tahun secara langsung karena resistensi antibiotik. Dalam 25 tahun ke depan, kemungkinan ada 39 juta orang yang meninggal akibatnya. Angka tersebut diketahui lima kali lipat lebih tinggi dibanding kematian akibat COVID-19.
Resistensi antibiotik akibat mikroba terjadi karena protokol pengobatan yang sembarangan. Akibatnya, infeksi pada pasien bertambah parah dan menyebabkan angka kematian tinggi.
Mengapa disebut silent pandemic?

Penggunaan antibiotik yang tidak rasional akan membahayakan karena bisa menimbulkan resistensi dari berbagai macam bakteri yang akan membuat orang tidak bisa lagi menggunakan obat antibiotik apa pun ketika mengalami infeksi. Fenomena inilah yang harus dicegah.
Pandemi ini terjadi diakibatkan karena penyakit infeksi makin sulit diobati, yang mana obat-obatan yang tersedia sudah tidak efektif dan sensitif terhadap penyakit. Hal ini akan meningkatkan risiko penyebaran penyakit, keparahan penyakit, hingga terjadi kematian dan timbul kedaruratan kesehatan masyarakat. Disebut silent pandemic, karena jumlah kasus dan kematian akibat resistansi antimikroba tidak terdeteksi atau terlaporkan.
Resistensi antibiotik jarang mendapat perhatian. Padahal, itu disebut sebagai silent pandemic karena caranya mengintai, relatif tidak diketahui dan kurang diperhatikan, mendatangkan malapetaka dan bisa merenggut nyawa.
Meskipun masalahnya makin mendesak, tetapi tidak ada perubahan besar. Kejadian ini merupakan konsep yang rumit untuk dikomunikasikan.
Butuh penanganan secepatnya
AMR menimbulkan tantangan kesehatan, sosial, dan ekonomi yang signifikan secara global. Menurut laporan tahun 2019 oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jika tidak ada tindakan yang diambil, AMR dapat memaksa hingga 24 juta orang jatuh ke dalam kemiskinan ekstrem pada tahun 2030.
Selain itu, laporan Bank Dunia tahun 2017 memperkirakan bahwa pada tahun 2050, AMR yang tidak terkendali dapat mengurangi produk domestik bruto (PDB) global sebesar 3,8 persen per tahun dan mendorong 28 juta orang jatuh ke dalam kemiskinan.
Infeksi sederhana dapat menjadi sulit atau tidak mungkin diobati, sehingga menyebabkan penyakit yang berkepanjangan. Prosedur medis penting, seperti operasi, transplantasi organ, dan perawatan kanker, yang mengandalkan antibiotik efektif untuk mencegah infeksi akan menghadapi risiko yang signifikan.
Sistem perawatan kesehatan kelak menghadapi peningkatan infeksi yang sulit diobati, sehingga meningkatkan permintaan akan perawatan khusus. Meningkatnya infeksi akan menyebabkan rawat inap yang lebih lama di rumah sakit, biaya perawatan kesehatan yang lebih tinggi, produktivitas yang berkurang dan beban ekonomi yang signifikan bagi individu dan masyarakat.
Referensi
"Disebut sebagai Silent Pandemic, Pemerintah Indonesia dan Negara G20 Atur Penggunaan Antibiotik". SehatNegeriku. Diakses pada Januari 2025.
"Ancaman Baru Silent Pandemic, Menko PMK Minta Masyarakat Pahami Penggunaan Antibiotik". Kemenko PMK. Diakses pada Januari 2025.
"The Antimicrobial Resistance Pandemic: Breaking the Silence". American Society for Microbiology. Diakses pada Januari 2025.
"New report calls for urgent action to avert antimicrobial resistance crisis." WHO. Diakses Januari 2025.
"Antimicrobial Resistance (AMR)." World Bank Group. Diakses Januari 2025.