Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Skrining Kanker Serviks Dibuat Makin Efisien

Peluncuran Percontohan Skrining Kanker Leher Rahim di Jakarta, pada Kamis (28/11/2024) (IDN Times/Misrohatun)
Peluncuran Percontohan Skrining Kanker Leher Rahim di Jakarta, pada Kamis (28/11/2024) (IDN Times/Misrohatun)
Intinya sih...
  • Roche, Bio Farma, dan USAID MOMENTUM luncurkan percontohan skrining kanker serviks menggunakan HPV DNA di puskesmas.
  • Kemenkes targetkan eliminasi kanker serviks pada 2030 dengan model hub and spoke pertama di Surabaya.
  • Kanker serviks merupakan penyebab kematian tertinggi kedua pada perempuan di Indonesia, dengan 36.633 kasus dilaporkan tahun 2021.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Roche Indonesia, Bio Farma, dan USAID MOMENTUM meluncurkan percontohan skrining kanker leher rahim atau kanker serviks menggunakan HPV DNA yang bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes). Tes ini akan menjadi inovasi integrasi layanan kesehatan primer (ILP) di puskesmas.

Upaya kolaboratif ini akan menggunakan metode pengambilan self-sampling dan menerapkan model hub and spoke guna mempermudah akses skrining di berbagai daerah. Hal ini diumumkan dalam konferensi pers "Peluncuran Percontohan Skrining Kanker Leher Rahim" di Jakarta, pada Kamis (28/11/2024).

Rencana Kemenkes eliminasi kanker serviks

Kemenkes menargetkan eliminasi kanker serviks pada 2030, yang utamanya lewat peningkatan akses skrining.

USAID MOMENTUM akan mendukung implementasi pengujian berbasis HPV DNA dengan model hub and spoke pertama di Surabaya sebagai kota metropolitan terbesar kedua di Indonesia dan Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.

"Kemenkes telah menyusun Rencana Aksi Nasional (RAN) Eliminasi Kanker Leher Rahim sebagai acuan untuk mengimplementasikan strategi komprehensif dalam menanggulangi kanker leher rahim, salah satunya pilar pemberian layanan untuk meningkatkan kualitas skrining," ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kemenkes dr. Siti Nadia Tarmizi.

Perluas cakupan pelayanan kesehatan

ilustrasi tes kesehatan (pexels.com/Antoni Shkraba)
ilustrasi tes kesehatan (pexels.com/Antoni Shkraba)

Kanker serviks merupakan kanker penyebab kematian tertinggi kedua pada perempuan di Indonesia, yang mana dilaporkan ada 36.633 kasus, menurut Profil Kesehatan Indonesia 2021.

Maryjane Lacoste, Chief of Party USAID MOMENTUM mengatakan bahwa kanker serviks dapat dicegah dan diobati dengan baik jika ditemukan pada tahap awal.

"Perempuan tidak perlu takut untuk datang ke fasilitas kesehatan untuk memeriksakan diri karena masih ada harapan, karena masih ada pengobatan yang tersedia," kata Maryjane.

USAID MOMENTUM mendukung inisiatif ILP Kemenkes untuk memperluas cakupan pelayanan kesehatan primer di 66 kabupaten pada lima provinsi, termasuk Jawa Timur. Mereka melakukan studi implementasi di beberapa kabupaten untuk mendapatkan jawaban dan solusi terkait penerapan model ILP dan program Percontohan Self-Sampling HPV DNA.

Kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat temuan data terkait skrining kanker serviks berbasis HPV DNA yang sudah dijalankan Kemenkes dan memberikan informasi relevan yang dibutuhkan Kemenkes dalam membuat keputusan terkait pendekatan skrining yang lebih efektif dan efisien.

Sistem skrining kanker leher rahim

Menurut dr. Nadia, masih banyak perempuan yang tidak mendapatkan akses untuk melakukan skrining yang memadai. Inovasi teknologi lewat model hub and spoke serta self-sampling ini dapat membantu mendukung capaian program deteksi nasional HPV DNA.

"Kami percaya, jika kita sanggup memperluas cakupan, meningkatkan kesadaran akan pentingnya skrining dan rutin melakukan deteksi dini, angka kematian yang tinggi akibat kanker leher rahim bisa diturunkan. Untuk itu, kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan seluruh pemangku kepentingan sangat penting agar semakin banyak perempuan dapat mengakses layanan yang mereka butuhkan,” jelasnya lebih lanjut.

Pemeriksaan ini diharuskan mengambil spesimen di sekitar rahim atau leher rahim, yang dilakukan sendiri. Kerap kali perempuan merasa malu untuk melakukan tes terhadap dokter atau petugas medis. Diharapkan self-sampling ini akan memperbanyak jumlah perempuan yang melakukan skrining. Sistem ini akan membantu pemetaan dan pembiayaan yang lebih efisien.

Kelebihan model hub and spoke

ilustrasi anatomi serviks atau leher rahim (cancer.gov)
ilustrasi anatomi serviks atau leher rahim (cancer.gov)

Berbagai tantangan pada kondisi geografis, perbedaaan sebaran jumlah populasi perempuan serta keterbatasan jumlah tenaga kesehatan di lapangan, membuat model hub and spoke dapat memudahkan pelaksanaan skrining karena menyediakan model yang berbeda dan saling melengkapi.

  1. Model hub menggunakan instrumen otomatis yang terstandarisasi untuk mempercepat pelaksanaan skrining dalam waktu cepat di wilayah puskesmas daerah dengan jumlah populasi yang besar.
  2. Model spoke ditujukan untuk mengoptimalkan pelaksanaan skrining pada puskesmas dengan jumlah populasi yang terbatas dengan instrumen manual.

Sistem ini bisa membantu meningkatkan efektivitas dan efisiensi secara tepat waktu, serta meningkatkan layanan yang berkualitas kepada semua pasien di seluruh wilayah Indonesia.

Model hub and spoke ini dapat memudahkan dokter spesialis di rumah sakit untuk membantu tenaga kesehatan di puskesmas, puskesmas pembantu (pustu) dan pos pelayanan terpadu (posyandu) secara tepat waktu, serta meningkatkan layanan yang berkualitas kepada semua pengguna layanan kesehatan primer di Indonesia.

Tantangan geografis di Indonesia

Director Diagnostics Division, PT Roche Indonesia Lee Poh Seng, mengatakan bahwa terdapat kesenjangan geografis di Indonesia. Ada kota metropolitan, pulau, kabupaten, provinsi dan desa terpencil.

"Ada kesenjangan sangat besar dalam hal jumlah penduduk yang tinggal di wilayah geografis tersebut, juga tingkat pendidikan dan kesadaran akan penyakit kanker serviks itu sendiri," katanya.

Sudah seharusnya secara merata semua perempuan memiliki akses ke alat tersebut, sehingga mereka bisa mendapatkan kesempatan yang sama untuk mendapatkan deteksi dini dan melakukan pengobatan jika benar ditemui adanya sel kanker.

Upaya skrining menjadi kian penting untuk menurunkan tingginya angka kematian kanker serviks di Indonesia. Sebagai mitra Kemenkes, Roche berkomitmen meningkatkan hasil kesehatan bagi perempuan Indonesia, khususnya pada kanker serviks.

"Inisiatif ini diharapkan dapat membantu kesiapan ekosistem kesehatan dalam pencapaian target nasional pada skrining HPV DNA, dengan metode tes yang sesuai dan produk yang terstandarisasi. Saya yakin pendekatan skrining perlu disesuaikan dengan kondisi masing-masing wilayah, agar semua perempuan memiliki kesempatan untuk melakukan skrining," imbuh Seng.

Target dan istrumen yang digunakan

ilustrasi perempuan (pexels.com/@liza-summer)
ilustrasi perempuan (pexels.com/@liza-summer)

Adapun program ini menargetkan skrining sekitar 5.500 perempuan di perkotaan Surabaya dan 1.300 perempuan di pedesaan Sidoarjo, yang mewakili 75 persen cakupan berusia 30-69 tahun di fasilitas yang ditargetkan.

Kegiatan ini juga mencakup pelatihan bagi tenaga kesehatan, mengoptimalkan metode mobilisasi untuk melakukan skrining, serta memaksimalkan pencatatan dan pelaporan yang saat ini sudah berjalan dalam program skrining.

Roche Indonesia menempatkan instrumen cobas 5.800 dengan 6.500 alat tes pengumpulan mandiri HPV DNA. Sementara untuk konsep spoke, mereka melakukan instalasi sistem LightCycler PRO.

Sementara itu, Bio Farma akan menyediakan 1.300 buah cerviscan kits—diagnostik kit dengan sampel yang diambil dari apusan leher rahim untuk mendeteksi virus HPV berisiko tinggi terhadap kanker serviks.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
Misrohatun H
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us