Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Sleepmaxxing, Tren Tidur Nyenyak yang Viral di Media Sosial

ilustrasi wanita (pexels.com/SHVETS production)
ilustrasi wanita (pexels.com/SHVETS production)

Banyak tren kesehatan yang muncul di media sosial akhir-akhir ini, salah satunya soal tidur. Tren ini tiba-tiba booming dan menarik perhatian banyak orang, terutama di kalangan gen Z. Tren tersebut dikenal dengan sleepmaxxing. Awal mula kemunculannya berasal dari akun TikTok @maytexmyers pada tahun 2024. Ia mengaitkan sleepmaxxing dengan tren morning shed, yaitu ritual tidur dengan berbagai produk kecantikan agar bangun tidur terlihat lebih segar.

Walau begitu, apa sebenarnya sleepmaxxing? Benarkah tren ini bermanfaat, atau cuma hype kosong yang bikin kantong bolong karena harus beli produk tidur yang mahal? Meski banyak yang tertarik ikut tren ini, para ahli justru punya pandangan berbeda. 

Beberapa menganggapnya bermanfaat, tetapi ada juga yang memperingatkan kita untuk hati-hati dengan beberapa tips yang mungkin gak aman. Jadi, apakah sleepmaxxing aman diikuti, atau justru berisiko? Yuk, kita ulas lebih dalam!

1. Apa itu sleepmaxxing?

ilustrasi melihat tren sleepmaxxing (pexels.com/SHVETS production)
ilustrasi melihat tren sleepmaxxing (pexels.com/SHVETS production)

Sleepmaxxing adalah tren viral di media sosial yang fokus pada upaya meningkatkan kualitas tidur. Ini mencakup berbagai cara, dari mengatur kebiasaan tidur hingga menggunakan alat bantu tidur. Tujuannya adalah mendapatkan tidur yang lebih nyenyak dan berkualitas.

Tapi, tidur yang berkualitas itu gimana, sih? Melansir laman Yoga Journal, menurut Shelby Harris, seorang psikolog klinis dan spesialis tidur, tidur yang baik artinya bangun dengan perasaan segar dan siap buat menjalani aktivitas. Umumnya, orang dewasa butuh tidur sekitar enam sampai sembilan jam per malam. Itu pun tergantung banyak faktor, kayak usia, gaya hidup, genetik, dan kondisi kesehatan.

Nicole Moshfegh, yang juga psikolog klinis dan penulis The Book of Sleep, bilang kalau kualitas tidur jauh lebih penting daripada kuantitas. Jadi, meski tidur lama, kalau sering terbangun atau gak nyenyak, kamu gak bakal merasa segar.

2. Pengaruh tren sleepmaxxing di kalangan gen Z

ilustrasi Gen Z (pexels.com/SHVETS production)
ilustrasi Gen Z (pexels.com/SHVETS production)

Studi tentang pola tidur gen Z menunjukkan bahwa 45 persen dari mereka memiliki pola tidur yang gak teratur. Hal ini disebabkan oleh kebiasaan seperti penggunaan perangkat elektronik sebelum tidur, konsumsi kafein, dan rendahnya aktivitas fisik.

Kesadaran akan pentingnya tidur berkualitas untuk kesehatan mental dan fisik mendorong popularitas sleepmaxxing di kalangan gen Z. Bagi mereka, tidur nyenyak menjadi solusi efektif untuk mengurangi stres dan memberikan perasaan lebih baik. Selain itu, mereka percaya bahwa tidur yang cukup dapat meningkatkan penampilan dan kepercayaan diri.

3. Pendapat para ahli terkait sleepmaxxing

ilustrasi tidur (pexels.com/Kaboompics.com)
ilustrasi tidur (pexels.com/Kaboompics.com)

Tren sleepmaxxing yang viral di media sosial bikin geger para ahli. Di satu sisi, tren ini positif karena mengajak orang lebih peduli sama kualitas tidur. Tapi di sisi lain, gak semua yang dikontenkan para influencer itu aman untuk diikuti.

Melansir Healthline, Dr. Carleara Weiss, penasihat ilmu tidur, bilang kalau tren ini mulai mengarah ke komersialisasi tidur, dan itu cukup bikin khawatir. Banyak produk viral seperti suplemen magnesium, mouth-taping, atau nostril expanders belum terbukti efektif secara ilmiah. Malah, beberapa di antaranya bisa berisiko untuk kesehatan kalau dipakai sembarangan.

Gak cuma itu, Dr. Raj Dasgupta, pakar tidur bersertifikat, juga mengingatkan soal efek samping dari terlalu fokus mengejar "tidur berkualitas". Justru bisa menimbulkan kecemasan, yang berujung pada gangguan tidur. 

4. Cara optimalkan tidur dengan sleepmaxxing

ilustrasi tidur (pexels.com/Ketut Subiyanto)
ilustrasi tidur (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Walaupun dapat beberapa kritik dari para ahli, sleepmaxxing gak sepenuhnya berbahaya, kok. Kamu tetap bisa ikut tren ini dengan cara yang sehat dan aman. Nih, tips-tips aman yang bisa kamu coba:

  1. Tidur dan bangun di jam yang sama setiap hari bikin tubuhmu lebih teratur dan mudah tidur nyenyak.
  2. Kurangi gadget sebelum tidur, matikan layar setidaknya 45 menit sebelum tidur.
  3. Pakai aplikasi tidur yang bisa bantu kamu memantau pola tidur dan relaksasi sebelum tidur lewat meditasi atau white noise.
  4. Pastikan kamarmu gelap, sejuk, dan bebas gangguan.
  5. Hindari kopi, teh, atau minuman beralkohol menjelang tidur.
  6. Rajin olahraga, makan sehat, dan hindari ngemil berat sebelum tidur.

Nah, sekarang kamu sudah lebih tahu, kan, tentang tren sleepmaxxing. Jadi, apakah kamu tertarik mencoba beberapa tips dari tren ini? Atau mungkin kamu punya cara lain yang sudah terbukti ampuh buat tidur nyenyak? Jangan lupa juga untuk selalu cek dengan ahli kesehatan sebelum mencoba produk atau tips baru, agar tidurmu tetap berkualitas dan aman.

Referensi

Yoga Journal. Diakses pada Januari 2025. What Is Sleepmaxxing? Everything You Need to Know About the Rest Trend.

Annisa, R., Rahayuningsih, P., & Anna, A. (2024). Diakses pada Januari 2025. Identifikasi Pola Tidur Generasi Z (GEN-Z) Menggunakan Algoritma Klusterisasi K-MEANS. Jurnal Tekinkom (Teknik Informasi Dan Komputer), 7 (2), 793-801. doi:10.37600/tekinkom.v7i2.1740

Healthline. Diakses pada Januari 2025. Sleepmaxxing: How TikTok’s Wellness Trend Can (and Can’t) Help You Sleep

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us